Please, Love

644 92 56
                                    

Lacuna—a blank space; a missing part.

Pairing: Akashi Seijuurou X Kuroko Tetsuya

Disclaimer:

Apresiasi sebesar-besarnya kepada Tadatoshi Fujimaki sensei yang telah menciptakan Kurobas.

- Lacuna -

Setiap detik hidup Tetsuya berjalan seperti seekor siput, lambat sekali. Setiap menit yang terlewati seperti goresan pisau, menyakitkan. Hari-hari yang terus berganti selama seminggu kemudian terakumulasi menjadi bulan seperti menipiskan oksigen, menyesakkan. Waktu adalah hal yang paling kejam, setelah goresan takdir. Terus berjalan meskipun diminta untuk berhenti. Bergerak lamban meskipun diminta sebaliknya. Waktu selalu berhasil mengejeknya.

Ini sudah memasuki bulan... entahlah, Tetsuya tidak ingat. Hal yang Tetsuya tau bahwa ia masih bisa hidup. Makan jika perutnya lapar, bernafas meskipun rasanya menyesakkan, tidur saat matanya tak sanggup mengeluarkan air mata lagi. Hidup seperti zombie dalam kehidupan hitam-putihnya.

Tetsuya tidak tau bagaimana kabar sang terkasih. Apakah ia hidup sama seperti Tetsuya, memakai topeng kebahagiaan tetapi sebenarnya tak bernyawa? Apakah ia merindukan Tetsuya sebesar Tetsuya merindukannya? Tetsuya tidak tau. Ikatan merah tersebut terputus begitu saja setelah pertemuan mereka terakhir kali.

"Tetsuya, kau datang?" Kouki memekik bahagia ketika melihat sosok Tetsuya yang tengah masuk ke dalam ruangan cukup luas yang terhiasi beberapa rangkaian bunga white rose. Tetsuya memasang seulas senyum. Waktunya untuk memakai topeng 'pura-pura bahagia' miliknya.

"Selamat atas pernikahanmu, nii-san." Ucap Tetsuya masih dengan senyum yang masih ia coba pertahankan. Kalimat yang terkesan bahagia tapi nyatanya kembali melukai hatinya.

"Terimakasih, Tetsuya." Kouki memeluk Tetsuya yang dibalas oleh sang adik.

Beberapa minggu setelah kejadian tersebut, keadaan Kouki berangsur membaik. Kesehatan mentalnya juga ikut membaik. Kemudian beberapa bulan berikutnya Akashi menyetujui untuk menikahi Kouki. Membuat hancur hati Tetsuya yang kesekian kalinya. Tapi ia bisa apa? Ia pula yang mendorong Akashi untuk menerima pernikahan tersebut.

Dan disini lah Tetsuya. Dengan luka yang masih bernanah memberanikan diri menghadiri pernikahan sang kakak dengan laki-laki yang teramat ia cintai. Seperti masochist saja dirinya saat ini. Sudah tau akan terpuruk dan tersakiti lebih dalam, Tetsuya tetap memilih menghantarkan kakaknya menikahi sang terkasih.

Pelukan kakak-beradik tersebut terlepas ketika sebuah suara memanggil nama Kouki. "Tunggu sebentar ya, Tetsuya. Aku akan menghampiri mereka terlebih dahulu." Tetsuya hanya mengangguk. Aquamarine-nya mengikuti tubuh Kouki yang menghampiri teman-temannya.

Setelah dirasa sang kakak sudah cukup jauh darinya, Tetsuya menghela nafas. Kakinya melangkah mencoba menjauhi kerumunan orang-orang, ia butuh me-recharge dirinya sejenak sebelum berpura-pura bahagia lagi. Kepura-puraan sialan ini benar-benar menguras tenaga dan perasaannya.

"Kouki, aku akan—" manik mismatched ruby-gold bertubruk tatap oleh sepasang aquamarine ketika Tetsuya membuka pintu di depannya. Tubuh keduanya mendadak beku. Waktu seakan berhenti sejenak. Seperti memperbolehkan mereka saling menatap lama-lama. Menyelami dan menyalurkan perasaan satu sama lain.

"A-ah, go-gomenasai. Aku pikir ruangan ini kosong." Kalimat kikuk Tetsuya memutuskan kontak mata keduanya. Sedangkan Akashi hanya berdeham sebagai jawaban. Baik Tetsuya mau pun Akashi masih bergeming di posisinya. Tetsuya tau ini gila, tapi ia masih ingin menatap laki-laki yang begitu ia cintai. Tetsuya teramat merindukannya. Merindukan suhu tubuh hangatnya, wangi tubuh, dan kenyamanan yang selalu Tetsuya dapatkan ketika berada di dekat Akashi.

LacunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang