Suasana dirumah pukul 16:07
Hari ini pukul empat sore lebih tujuh menit, seluruh anggota keluarga dikumpulkan diruang keluarga, Jeno, aku, Bang Doyoung kakak Jeno, Jhonny abang ku, dan Bang Jaehyun, kabarnya hari ini kami dikumpulkan karena ada hal penting yang mau disampaikan Bang Jhonny.
"Yakk, attention please" seru bang Jhonny
Semua orang yang tinggal dirumah ini memang paling takut dengan Bang Jhonny, cause doi ini udah kek kepala keluarga, pengganti orang tua kita, paling bijaksana walaupun kadang ngeselin.
"Jadi gini guys, "semalem si Hansol ada telpon gue, dia mau bawa Adek semata golek nya sekolah disini, cause doi mau pindah sementara keluar kota"
"Aku sih yes, polling bang Jaehyun"
"Yah, gak papa sih biar tambah rame, hehehe, sahut bang Doyoung.
Deggg brushhhh
Jeno menyemburkan susu yang dia minum sementara aku tersedak croissant. Kalo sudah menyebut nama Hansol pasti adik yang dia maksud adalah musuh bebuyutan nya Jeno.
"Whattttt", jadi si kampret mau pindah sekolah, tutur Jeno
"Iya, serumah sama kita bentar lagi Dateng tuh anak"
"Wahh, semalem mimpi apa gue, ini pasti mimpi, gue pasti belum bangun dari kasur, Jeno terdiam sebentar, seperti tersambar gledek rasanya.
"Udah sih, terima aja, lagian kita semua kan numpang dirumah nya Mark, hahahaha, Mark nya aja biasa aja. Ya kan Mark?
Aku sebenarnya tidak masalah berapa banyak pun orang yang tinggal dirumah ku, tapi jika setiap hari harus mendengar Jeno dan adiknya bang Hansol bertengkar, rasanya seperti kau berada di dunia fantasi, dimana ada teriakan, tawa, dan rasa mual karena frustasi.
"Aku, terserah aja deh, sahut ku takut dengan Jeno kala itu"
Dan tak berapa lama kemudian, orang yang dibicarakan muncul. Pintu kaca terbuka dan~
"Hayy hayy, simsalabim, nungguin aku kan kan kan", hayoo ngaku
"Dishh, pede nya", jawab ketus Jeno
"Hay Jen apa kabar", timpal Hansol Kaka nya Jaemin. Sambil meletakan koper Jaemin dilantai.
"Hay bang, apa kabar, aku baik kok awalnya, setelah lihat Adek lo jadi ambereguel hidup gue"
"Hehehe, maaf ya Jen, tapi nanti disekolah kalian harus akur ya" mohon hansol.
"Ok, Jaemin, boleh tinggal di kamar atas, sahut bang Jhonny"
"Aku, boleh sekamar sama Mark bang??
"Coba tanya anaknya gih sana"
"Gak bisa ya, Mark itu kudu sekamar sama gue, Jeno menatap mata Jaemin tajam.
"Yeee, lo kan belum nikah ini sama Mark, harus ganti suasana donk dia, "kasian lihat lo mulu seumur hidupnya"
"Gakkkk, pokoknya enggak"
"Yakkkk, stopppp, udah mulai hari ini Jaemin sekamar sama Jeno, Mark sama gue, geram bang doyoung menimpali mereka berdua.
Aku meninggalkan dua anak kucing manis itu, yang sedang bertengkar, bahkan mereka masih bertempur dengan lempar lemparan bantal.
Sementara dikamar aku belajar menulis puisi untuk si nona tulip.
Disetiap detik yang berlalu, ada dua hati yang tersakiti.
karena mereka lemah dan kini saling merindu.
Dan dibawah langit yang sama, di tempat yang berbeda, aku malah mulai berani merindu mu.
pengecut, iya seperti itulah aku, hatiku mungkin dingin, karena terlalu sering tercelupkan rasa kesedihan.
Setelah berperang dengan rasa trauma mendekati si tulip lalu si semangka kikuk, mulai memberanikan diri untuk menunjukkan rasa suka nya.
Brakkkk brukkkk, krekkkkkk terdobrak pintu kamarku dengan sangat keras
"Yaaa Lordd, anaknya juragan jengkol, bisa gak sih anda ketok ketok pintu"
"Yahh, ilang dah udah, inspirasi nulis puisi semangka gue buat nona tulip"
"Aduh, inspirasi bisa dicari sejalan dengan kita nongkrong di WC bang"
"Ini lebih gaswat, lo nyium bau gosong kagak?? Tanya Jeno
"Tadi, si trouble maker, katanya mau nyari cemilan gak balik balik nih"
"Bentarrr, ehh iya gosong Jen, buru kita ke dapur"
Dengan kekuatan the flash kami tiba didapur"
"Yaa, tuhan, tuhan kami" lo ngapain sih woyyyy, geram Jeno
Banyak kabut asap di dapur, panci berserakan persis seperti cerita jatuh nya bom Hiroshima dan Nagasaki, tapi ini versi dapurnya, dan pelakunya tidak lain adalah Jaemin.
"Ini yah, ternyata cuka, hahaha, "jadi ngebul deh, sahut Jaemin dengan aegyo muka imutnya. "Mana bau banget lagi".
Sementara Jeno menceramahi Jaemin, diluar sudut jendela ku lihat Bang Hansol, berbicara dengan dua orang, yang sangat familiar, semakin ku perhatikan, dan ternyata OHH God itu Yuta dan Nona Tulip, ada apa ini??
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulip Poem [Mark Lee]
Fanfiction[ On Going] Kisah si kikuk pengagum semangka pembenci sastra, yang hanya menyukai senyuman Nona Tulip. Aku suka caramu berjalan, yang menuntunku ke dalam senyummu yang menawan -Mark Lee-