03|| First Love

63 10 1
                                    

Ketika tau Jaemin mungkin dekat dengan nona tulip saat itu, aku terdiam sejenak, mungkin kali ini memang aku harus menyerah lagi, kenapa ketika aku selalu ingin dekat dengan gadis impianku rasanya seakan semua sirna, sama seperti dulu ketika aku sudah sangat mencintai seseorang dengan sepenuh hati dan sahabat ku mulai menyukainya, dan saat itu juga aku merelakan nya.

Saat itu aku mulai berbalik arah dari balik jendela, dan ingin pergi saja dari rumah, tanpa ingin tau lebih lanjut maksud nona tulip datang ke rumah, sampai ada seseorang datang menepuk pundak ku.

"Heiii, ada apa nih sama Adek Abang?tanya bang Jhonny padaku

"Hehehe", gak papa, sambil menggaruk kepala aku bingung harus menjawab apa

"Gak ada sesuatu yang bisa ditutupi dari seorang Abang", tuh muka mu asem kek mangga ibu ibu hamil, sambil menunjuk muka ku

"Hmmm, iya deh iya, saat itu kami berjalan menyusuri anak tangga, menuju kamar bang Jhonny, tempat biasa aku mencurahkan isi hati dengan nya

"Jadi?? Kejadian lagi nih, pertanyaan dengan nada dan senyuman seperti itu membuatku sedih teramat sangat

"Iya, sekarang sama Nana, "hmmm" apa gue ditakdirin suka nya sama semangka doank kali ya bang? aku menaruh dagu ku didepan jendela

"Hahaha, ya gak gitu juga lah"

"Sekarang mending cari tau dulu, ada hubungan apa Nana sama nona tulip lo itu, yaa kan? Sambil menepuk-nepuk punggung ku dia mencoba menenangkan ku.

"Gak akh", emang gue payah sih dari dulu, kenapa gue selalu kikuk didepan cewek, gara gara itu mungkin mereka gak pernah tertarik sama gue bang, entah kenapa saat itu aku menghela nafas panjang

Belum selesai aku bercerita dengan bang Jhon, seseorang menelpon ku, Rasya menelepon karena takut dirumah sendirian, sepertinya Jeno  sedang pergi keluar bersama Jaemin dan nona tulip, entah pergi kemana karena saat itu aku bersama bang Jhonny dikamar.

Rasya home

Ku buka pintu rumah bercat biru tua, rumahnya memang seperti rumah era tujuh puluhan karena mama pemilik rumah memang fans beratnya Audrey Hepburn.

"Akhirnya datang juga, Mr Lee" hahaha, tawa gadis ini seperti manusia aneh berotak salmon

"Dateng lah, berisik banget lo sumpah tadi, mana gue lagi asyik curhat sama agen jhon lagi"

"Bang jhon, maksud lo hahaha"

"Yah, habis gimana pak, Jeno gak tau kemana, ponselnya mati, kan aku atut sendirian dirumah, nanti kalo diculik lo sedih pasti, sambil membentuk jari menjadi ceklis di dagu dengan gaya imutnya agar aku tak marah

"Lagian Jeno gak bakal marah, kalo yang kesini Mark Lee"

"Kok, gue yang sedih, Jeno lah"

"Kan, lo lebih sayang sama gue dibanding Jeno"

Seketika aku yang mendengar kata kata itu langsung berhenti sejenak mengaduk teh yang sedang ku tuang air panas saat itu.

"Kenapa diem?

"Enggak, tadi kena air panas dikit tangan gue"

"Owh ya, lalu saat itu juga dia membuka lemari untuk mencari salep pereda rasa sakit.

"Tapi gak merah kok"

Tanganku yang saat itu dipegang nya langsung ku tarik, aku bingung harus bagaimana, setiap sifat kikuk ku muncul.

"Kalo dulu lo jujur sama perasaan lo, mungkin kita udah pacaran sekarang"

"Dasar semangka kikuk" gak peka sama perasaan orang"  Rasya saat itu cemberut sambil meminum teh yang ku buat tadi diatas sofa merah muda.

Tulip Poem [Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang