The Prolog

104 11 3
                                    

Menatap indahnya langit sore yang tersapu oleh cahaya mentari. Seketika kembali teringat dirimu dikala itu dan kutulis apa yang terbenam dihati.

"Kau tau betapa menyakitkannya hidup dengan janji yang tak dapat digenapi?

Kau tau betapa sakitnya mengingat segelintir kenangan yang tak dapat dihilangkan dari benak?

Betapa rasa sakitnya menusuk sampai keulung hati.

Betapa rasa sendunya saat teringat dirimu wahai sang tuan.

Teruntuk Renjun-ah.
Kau tahu betul aku tidak suka menulis surat, berkata manis nan puitis layaknya dirimu.

Tapi hanya melalui inilah dapat kucurahkan seluruh sakit yg tertanam.

Teruntuk kalian, inilah kisahku dan sang mentari penebus.

Kisah masa lalu sebagai sang puan dan penebus.

Kalian dapat menikmati kisah ini tapi akan terasa menyakiti bagi kami.

Tuanku.
Tidurlah dengan nyenyak, puanmu ini akan selalu merindukanmu."

Dan kemudian air mataku terjatuh,

lagi...

Ransom | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang