Chapter 6

2.2K 213 4
                                    

Happy readingalbianbella15***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading
albianbella15
***

Tidak ada hal lain yang Bella harapkan selain sebuah pelukan, entah dari siapapun. Bella ingin ada orang yang menenangkan dan mengatakan jika itu hanya masa lalu-tak perlu dipikirkan.

Mantan Bos yang menjadi cinta pertamanya, tiba-tiba muncul setelah ia hampir berhasil melupakan. Bagaimana tidak berusaha melupakan, karena pria itu sudah memiliki pasangan hidup. Dan Bella tidak berniat menjadi seorang pelakor. Ia mulai belajar untuk mengikhlaskan secara pelan-pelan.

Namun semua rencana yang dia susun untuk melupakan kembali dihancurkan dengan kehadiran Albian Afrim secara tiba-tiba. Entah untuk urusan apa pria itu datang ke butik Andrea Anderson. Menemani istrinya kah? Bella tidak mencari tahu, karena Miss Andrea langsung menariknya ke ruangan.

Pria bertatanan rambut rapi itu hadir saat Bella sudah menata kehidupan baru. Harusnya hati perempuan cantik ini kuat, karena sudah sangat lama tidak berinteraksi, bertemu dan memikirkan. Namun salah, dia masih selemah dahulu. Bukan hanya kembali terhina dan tersakiti. Kali ini Bella merasa sangat malu. Terutama di hadapan Miss Andrea.

Bella tidak menyangka, mantan bosnya yang terkenal dingin dan tak banyak bicara kembali mengorek luka. Untuk orang kaya macam Bian, rasanya tidaklah terlalu penting untuk menceritakan seorang bawahan menyukai atasan. Itu biasa dan tak perlu diperbesar. Toh, kisah itu bukan hanya menimpa Bella dan Bian. Masih banyak Bella lain yang tidak terekspos.

"Do you want to cry?"

Bella menggeleng dengan kepala tertunduk. Ia masih ada di ruangan bosnya setelah Bian membuatnya malu.

Tanpa disangka, Miss Andrea memberinya sebuah rengkuhan hangat- yang memang dia butuhkan. Tubuh Bella sempat menegang kaku, namun berangsur rileks begitu tangan halus mengusap punggungnya naik turun. Tidak lagi bisa menahan, isakan Bella terdengar, bahunya bergetar halus dan tangan Bella terulur membalas pelukan. Ia tak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Karena nenek sekalipun tidak Bella ijinkan untuk melihat kesedihan yang dialami. Yaya hanya perlu tahu jika Bella baik-baik saja.

"Perasaan kamu tidak salah. Kita hanya manusia biasa, yang tak punya kuasa untuk menentang takdir. Cari pria baik lainnya."

Jangan kira ketika Bian mengatakan hinaan dengan bahasa Indonesia Andrea tidak mengetahui. Ia memahami dan menurutnya perkataan itu sangat kasar untuk direktur seperti Bian. Andrea bisa menggunakan bahasa Indonesia, namun ia ingin menjaga wibawanya di hadapan karyawan. Karena kalian bisa tahu, bagaimana respon bawahannya jika Andrea menggunakan bahasa Indonesia yang terbata-bata. Menertawakan. Lebih baik full English, toh dia sudah menemukan Bella yang pintar berbicara dengannya. Ia menerima karyawannya dengan salah satu syarat bisa menggunakan bahasa ibunya. English is importent for now.

"Thank you Miss, and sorry for the late lunch."

"Itu tidak bisa dikatakan lunch. Brunch."

Bella's Blind Love Story [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang