Chapter 13

2.1K 219 27
                                    

Happy weekend
Maaf typo bertebaran ya, belum sempet aku revisi.

Semoga dengan baca ini malam minggu kalian jadi makin bahagia

***

Entah kisah apa lagi yang kali ini akan Bella mainkan. Tanpa perlu melalui seleksi, tiba-tiba saja ia di tarik dalam ruang make up. Tak bisa menolak dan menghindar. Ia merasa kelangsungan hidup seseorang terancam karena dirinya. Siapa lagi jika bukan Pak Joko--supir Bu Anjani.

Proses casting yang harusnya dilakukan dengan sangat ketat oleh sutradara, penulis dan produser untuk membuat maha karya indah, nyatanya tak dilakukan dengan benar. Bella layaknya artis pendatang yang tak tahu apa-apa kemudian ditarik dalam pementasan drama, amatir.

"Yey sapose namanya?"

"Saya? Bella."

Seorang penata rambut sedang menyulap sedikit rambut panjang Bella menjadi lebih bergelombang. Dan di sela pekerjaannya, pria setengah wanita itu menanyakan nama sang konsumen.

"Sudah lama pacaran sama Pak Bian?"

"Apa??"

Bella tidak salah mendengar, pria kurus berpenampilan gemulai itu mempertanyakan hal yang tidak pernah terjadi. Jujur saja, Bella bingung harus menjawab apa. Pacaran? Harusnya sudah lama dibenci Pak Bian? Itu lebih tepat. Aku akan langsung menjawabnya dengan lugas--sudah sejak aku dilahirkan pria itu membenciku.

"Atau dijodohkan sama Bu Anjani?"

"Ha?"

"Pak Bian yang lamar Mba Bella?"

"Apa?"

"Terus cerita yang sebenernya apa? Bu Anjani yang jodohin atau Pak Bian yang ngebet mau nikah lagi?"

"Ha??"

Apa sih yang diomongin sama orang ini? Aku ngga paham sama sekali. Tadi pacaran, sekarang menjodohkan, melamar. Tidakkah sekalian sudah hamil mungkin?

Seratus persen Bella tak dapat memahami arah pembicaraan yang dibangun oleh seorang hair stylish dengan konsumennya. Bella terus diserang dengan bertubi-tubi pertanyaan yang sukses membuatnya merespon seperti orang tolol. Hanya ha dan apa.

"Begini-begini eike itu dekat sama Bu Anjani loh Mba. Saya tahu berita terbaru keluarganya. Termasuk dulu saat pernikahan dengan bos eike. Mereka jadi bahan gosip karyawan salon.  Tuhan memang adil, sepandai-pandainya orang menyembunyikan kebohongan pasti akan tercium baunya. Pak Bian yang ganteng begindang masih aja diselingkuhin, bener-bener ngga bersyukur."

"Ha?"

Bella tercengang. Matanya langsung kosong mendengar celoteh tukang gosip di belakangnya ini. Entah benar atau tidak, namun mengetahui fakta jika Bian dan Cinta memutuskan bercerai karena adanya masalah, membuat wanita cantik itu bingung. Pak Bian diduakan? Benarkah?

Belum selesai sadar dari keterkejutan, Bella kembali mendengar informasi yang tak disangka akan keluar dari mulut lelaki lembut ini dengan berbisik tepat di telinga kanannya. Kebetulan ruangan kosong, private untuk Bella saja namun pria itu masih saja memelankan suara.

"Jangan bilang sama sapose-sapose ya. Bu Cinta itu sekarang lagi hamil anak selingkuhannya."

Deg

"Udah selesai, tinggal ganti baju Mba Bella."

Bella membeku di atas kursi. Pria ahli tata rambut itu sudah pergi menjauh, meninggalkannya sendirian dengan sebuah dress sederhana. Anak dari Alfi Sandrina itu menatap lurus tampilan dirinya di cermin. Bukan melihat penampilannya saat ini, tapi melihat raut wajahnya setelah mendengar gosip tadi. Berubah kah? Apakah ia terkejut? Apakah dia menampak wajah sedih?

Bella's Blind Love Story [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang