Sunset

57 34 8
                                    

"Serasa digantungin, saat seseorang tiba-tiba peduli dari sifat cueknya.
Dingin yang kemudian menghangat tapi malah kembali membeku"

□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□

🍃

🍃

🍃

"Kau akan membawaku ke mana, hentikan motor ini!" pinta Akira was-was.


Aflan hanya diam terus melaju semakin jauh.

"Hentikan, atau aku akan ..."

Akira berusaha menjangkau pengendali motor itu.

"Kau mau apa?" tanya Aflan berusaha agar tidak terjatuh.

Akira tak mau kalah, ia terus melakukannya sampai motor itu berhenti.

Hingga akhirnya motor itu kehilangan keseimbangan. Mereka terjatuh tapi untung tak ada yang terluka.

"Seharusnya Kau diam saja, lihat motornya tak mungkin bisa digunakan lagi," omel Aflan tak terima.

"Lagian kenapa bawa aku ke sini?" Akira malah menyalahkan Aflan.

Keadaan mereka memang baik-baik saja tapi tidak dengan motornya. Kendaraan itu tak mau menyalah mungkin ada yang rusak saat terjatuh tadi.

"Kita tidak mungkin bisa pulang, Kau lihat di sini tak ada kendaraan yang lewat," ucap Aflan panjang lebar.

Baru kali ini ia bicara sepanjang itu. Dasar cowok.

"Kau yang membawaku ke sini," ucap Akira menautkan kedua alisnya dengan ekpresi marah.

"Dan kau ingin membuangku di sini kan, meninggalkan aku sendiri," tambahnya.

"Pikiranmu sangat norak," ucap Aflan.

"Kau membenciku dan akan menyingkirkanku dari hidupmu, hiks ... kau jahat." Akira menutup wajah menahan tangis.

"Dasar cengeng, Kau selalu saja menangis." Aflan membawa Akira dalam dekapannya.

"Sungguh aku tak bermaksud melakukan apapun yang ada dipikiran kotormu itu," ucapan Aflan barusan membuat tangis Akira pecah.

Aflan semakin bingung. Kemarin ia membaca buku, di sana tertulis jelas jika seorang wanita menangis maka bawa dia dalam dekapanmu (pria) tangisnya akan redah. Tapi ini tak ampuh untuk Akira.

"Maaf, aku membuatmu takut," ucap Aflan serius.

"Aku hanya ingin membawamu ke pantai." Ia memberitahu tujuan awalnya ke sini.

"Pantai?" tanya Akira menghapus kasar air matanya.

"Satu belokan lagi kita akan sampai di sana, kau ingin lihat," ucap Aflan menawarkan.

Akira mengangguk. Percuma datang ke sini jika tak melihatnya. Lagian kalau pun pulang, mau naik apa. Pikirkan saja itu nanti.

Mereka akhirnya mulai berjalan. Tempat ini memang sepi, Kalau malam tiba mungkin akan kelihatan seram.

Akira terus melangkah hingga kakinya telah menginjak tanah pasir. Ia menutup mulut merasa takjub. Tempat ini sangat indah melebihi apa pun.

Tak sia-sia melewati jalan yang begitu sepi karena balasannya menanti sangat indah.

Akira berlari melupakan semua masalah yang selama ini ia pendam. Cukup biarkan ia merasa bahagia untuk hari ini saja.

Aflan ikutan senang melihat Akira yang sangat bahagia. Sejak dunianya tak lagi gelap, baru kali ini ia mengerti kalau kebagian itu sangatlah menyenangkan.

Eyes Of Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang