"Berharap tanpa kepastian itu teramat sakit
Jadi tolong! jangan biarkan hati ini larut dalam kesedihan"□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□
'
'
Sejak kedatangan Aflan di sini, masih belum terdengar suara yang telah lama ia rindukan. Semua keluarga sekarang sedang menunggunya membuka mata.Kecewa menyelumuti dalam diri Aflan. Ia tak bisa melihat kondisi kakaknya. Dimana yang terluka dan bagian mana terasa sakit.
Sebagai seorang adik ada rasa tak berguna karena dilahirkan buta. Ingin rasanya ia menggantikan posisi kakaknya saat ini.
"Oh Tuhan, sembuhkanlah dia. Masa depan sedang menunggunya. Aku yang tak tahu apa-apa pantas menggantikan posisi kakak sekarang. Hanya ia yang bisa mewujudkan impian keluarga kami." Aflan berdoa dalam hati takut mama dan papanya tambah khawatir.
Aflan dapat merasakan seseorang baru saja memasuki ruangan ini. Ia berdiri cukup lama di depan pintu melihat ke arah Afnan. Hingga suara mama menghampirinya.
"Sayang, kemarilah!" Mama Aflan berucap begitu lembut.
"Bunda, bagaimana keadaan Kak Afnan?" tanyanya yang sudah berdiri di sebelah tempat tidur Afnan, persis berseberangan dengan Aflan.
"Masih belum ada kemajuan, Nak. Kita akan menanti Afnan sadar dan terus menyemangatinya," ucap Mama Afnan.
Aflan merasa bingung ada hubungan apa keluarganya dengan wanita ini. Kenapa mereka begitu dekat. Tapi sayang ia tak bisa melihat apa yang sedang terjadi.
"Dia Aflan putra ke dua Bunda dan se usia denganmu mungkin kalian perlu berkenalan." Mama Afnan melirik dua remaja itu bergantian.
"Hai, Akira." Ya, wanita itu adalah Kira.
Akira mengulurkan tangan pada Aflan seperti orang berkenalan pada umumnya.
"Aflan," jawabnya singkat masih pada posisi pertama.
"Maaf, Bunda belum menceritakan tentang Aflan, dan ya dia tidak bisa melihat karena itu lah ia harus tinggal di luar negeri dengan Papanya," jelas mama Afnan.
Dengan cepat Akira menurunkan tangan yang semula terangkat untuk berkenalan. Sungguh ia tak ada maksud menyakiti Aflan.
Akira beralih menatap Afnan dan menggenggam tangannya yang dingin. Ia masih sama dengan mata menutup rapat.
"Sampai kapan Kak Afnan harus tidur, kami merindukanmu." Tak bisa rasanya untuk menahan air yang akan berlomba-lomba meluncur di pipi.
"Apakah Kak Afnan ingat dengan hari ini, aku rasa tak akan lupa bukan?" ucap Akira menyerka air matanya.
Akira gemetar tak kuat dengan ini.
"Oh ayolah Aki, lo harus kuat," batin Akira menguatkan.
"Bangunlah, kita harus mengunjungi beberapa tempat, pergi ke sana atau ke situ, mungkin ke tempat yang Kak Afnan suka, ya..." Akira berhenti sejenak.
"Kak Afnan sudah berjanji memberi kado untuk hari ini bukan? Aku menginginkannya sekarang, bangunlah jangan biarkan hari ini berlalu begitu saja." Rasanya Akira ingin menangis sejadinya.Tak ada respon dari Afnan, masih sama ia hanya menutup mata.
"Aku pernah bilang bahwa
Kakak tidak akan mendapatkan kado di hari jadian kita bukan? Aku membawanya." Akira mengeluarkan kotak kecil di dalam tas.Kotak itu terbungkus rapi dengan kesan yang indah. Akira membukanya kasar karena tak kuat dengan ini. Ia meletakkan dalam genggaman tangan Afnan yang ikut digenggam.
"Apakah Kak Afnan tidak mau bertanya dan mengomeliku?" Akira bertanya berharap dia akan merespon.
"Kenapa harus kacamata?" tanya Akira pada dirinya sendiri.
"Selerahmu terlalu buruk, seharusnya kita pergi bersama saja dan membeli yang lebih baik dari ini, aku akan menjualnya kembali," ucap Akira seperti orang mengomel ibaratkan ia menggantikan Afnan bicara.
"Ya, karena dengan kacamata itu orang-orang tak kan bisa melihat mata indahmu, jujur saja aku cemburu setiap kali para siswi di sekolah melihat keindahan matamu itu, hanya aku yang boleh melihatnya, hanya aku, hiks... bukalah matamu untukku, hiks.." Tangis Akira pecah.
Akita sudah tak sanggup menahan ini lagi, biarkan orang yang berada di ruangan ini menganggapnya gila, bodoh, lemah, cengeng, ia tak peduli.
"Nak, kuatkan dirimu," Bunda menenangkan Akira yang sudah larut dalam kesedihan.
"Aku ingin kak Afnan, Bun," ucap Akira dicelah tangis.
"Bunda rasa tuhan mengabulkan doamu, Nak," ucap bunda yang membuat Akira mengarahkan pandangan pada Afnan.
Akira melihat Afnan masih menutup mata tapi......
□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□
Tapi apa ayo???
Kasihan Akira😭😭 guys
Kapan Afnan bakalan sadar?
Bantuin do'a kek😢17 Juni 2020
@Triwindyaprilia
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes Of Love [COMPLETE]
Fiksi RemajaBANTU VOTE BIAR TAMBAH SEMANGAT Kehidupan yang awalnya dipenuhi kebahagiaan hancur hanya dalam satu kecelakaan. Takdir untuk berpisah dengan orang-orang tersayang. Ayah dan ibu serta kekasih yang direnggut pada waktu bersamaan. Ditinggal pergi denga...