Chapter XVII

1.1K 48 0
                                    

Tak terasa, sudah begitu lama waktu berjalan, waktu berjalan tidak semestinya. Bryan melewati hari-harinya dengan mencari Novi, lantas bagaimana lagi Bryan hanya berusaha dan berusaha Bryan binggung harus menggunakan cara apalagi. Sering kali Bryan lupa makan dan kadang juga lupa pulang karena mencari Novi.

Bryan ingin mecurahkan seluruh isi hatinya kepada teman lamanya, yaitu Ramadhan, Rey dan Bella. Mereka juga sudah lama tak bertemu, terkadang rasa rindu itu kerap muncul diwaktu yang tidak tepat.

Bryan pun menelpon Bella, ingin mengajaknya berkumpul serta Bryan ingin mengetahui kabarnya.

"Hallo, Bella" Ucap Bryan.

"Bryan, ada apa? Tumben-tumbenan kamu nelpon aku?" Jawab Bella.

"Hahahaha, gua kangen sama lu pada" Ucap Bryan.

"Ha? OMG...OMG... Seorang Bryan kangen sama aku, hahahaha ada apa nih?" Jawab Bella.

" Ada waktu ga?" Tanya Bryan.

"Wah, buat waktu mah banyak. Aku kangen banget nih, kapan bisa kumpul?" Jawab Bella.

"Justru gua nelpon lu sekarang, karena pengen ngajak ngumpul" Ucap Bryan.

"Kebetulan yaa, aku coba kabarin Ramadhan sama Rey ya? Oiya Bryan, aku sama Ramadhan udah putus. Tapi aku masih berteman baik kok" Jelas Bella.

"Ha? Putus, kenapa?"

"Maafin aku ya Bryan, jadi ada satu moment atau kejadian. Waktu itu Ramadhan angkat telepon dari orang tuanya, katanya orang tuanya pengen Ramdhan sekolah pilot. Mungkin karena Ramadhan ga bisa ninggalin aku, karena sekolah pilotkan perlu waktu yang sangat panjang, jadi dia gabisa ninggalin aku, terus aku coba bilang ke dia, aku bakal tetep nungguin kamu sampai kamu jadi pilot. Dia tetep ngekeh nolak tawaran orang tuanya, jadi setelah beberapa bulan aku yang mutusin dia dengan tujuan biar dia sekolah pilot" Bella coba menjelaskan kepada Bryan.

"Ngedengerin apa yang lu omong ke gua dan gua cermatin, gua sedikit kecewa sama keputusan lu, walau tujuan lu benar yaa! Gua tetep gabisa membenarkan tapi Gua juga gabisa menyalahkan karena jalan pikiran lu berbeda dengan Ramadhan. Dengan keputusan lu yang begini takut jadi hal yang negatif buat Ramadhan, takutnya dia malah gamau ngejar mimpinya" Jawab Bryan.

"Aku tau kok kamu bakal ngomong begini, tapi sebelum aku jawab omongan kamu yang ini, aku udah sepakat sama Ramadhan. Kalo dia bisa jadi pilot dan ngejar mimpi orang tuanya, aku bakal balikan sama dia tapi bukan sebagai seorang pacar melainkan jadi istri" Ucap Bella.

"Bener yaa sama ucapan lu, jangan kecewain dia ya Bell" Jawab Bryan.

"Iyaaa, aku bakal nepatin janjiku kok. Yaudah nanti sore kita kumpul di kafe tempat kita dulu yaa" Ucap Bella.

"Okee, gua tunggu yaa" Jawab Bryan.

Setelah berbincang via telepon dengan Bella, Bryan pun pulang ke rumah untuk mandi terlebih dahulu sebelum bertemu Bella, Ramadhan dan Rey.

Sesampainya dirumah, Bryan melihat Bi Tini yang sedang menjalankan tugasnya, seperti mengepel, menyapu dan mebersihkan seisi rumahnya.

"Eh, Aden. Baru pulang?" Ucap Bi Tini.

"Iyaa Bi, Bryan baru sampe" Jawab Bryan.

"Sekarang jarang dirumah yaa, lagi banyak kerjaan atau gimana Den?" Tanya Bi Tini.

"Ya bisalah lah Bi, anak muda" Jawab Bryan.

"Iyaa, bener juga. Anak muda kan jarang dirumah ya den" Ujar Bi Tini.

"Hahahaha, Bibi bisa aja" Ucap Bryan.

"Yaudah Aden mandi dulu, terus makan yaa. Udah Bibi siapin, kayanya Nyonya pulang nanti malem, sekarang dia sering pulang kesini Den" Jelas Bi Tini.

LIAR (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang