Ketika fajar menjelang, Yunho meninggalkan bayinya bersama Jaejoong setelah memastikan Jaejoong pulih sepenuhnya. Bagaimana pun Yunho harus mempersiapkan pemakaman yang layak untuk Ahra, wanita hebat yang menemaninya dan melahirkan anak untuknya meskipun keduanya tidak pernah memiliki cinta dihati masing-masing.
Yang pertama Yunho lihat adalah sosok putranya. Punggung dan bahunya Nampak layu lagi kempis seolah tidak ada kehidupan dalam tubuh jangkung tersebut. Kesedihan membias sepasang mata redupnya. Jejak air mata tidak disembunyikan dari wajahnya yang tampan. Yunho menghampiri Changmin, menepuk bahu dan meremasnya.
Changmin mendongak dan melihat wajah tenang sang ayah. Perasaan sedih dan marah segera menghantam dadanya lagi. Ia menampik tangan ayahnya. "Kemana saja Ayah semalam?"
"Menemani Jaejoong." Jawab Yunho.
"Rubah itu lagi?" Changmin berdiri, meraung marah pada ayahnya.
"Jaejoong melahirkan adikmu. Dia bayi laki-laki yang sehat. Namanya Hyunno." Ucap Yunho tenang, ia menatap sosok naga air berukuran besar di atas altar –wujud lain Ahra.
Pemakaman seekor naga bisa dilakukan dengan 2 cara, jika ia rela atas kematiannya ia akan tetap berwujud seperti seorang manusia pada umumnya sehingga jasadnya bisa dikebumikan tetapi jika naga tersebut mati mendadak dalam pertarungan atau diracuni jasadnya akan berwujud seekor naga utuh dengan tubuh besarnya.
Changmin hendak melontarkan kekesalannya pada sang ayah tetapi ia tahan. Meskipun ia tidak menyukai Jaejoong tetapi ia menghargai adik tirinya, sama seperti yang ia lakukan pada adik perempuannya, Hyemi.
"Apakah kakekmu akan datang?" Tanya Yunho. Ia yakin putranya sudah mengabarkan kematian Ahra pada para suku naga air.
"Tidak. Kakek menyerahkan semua urusan pemakaman pada Ayah." Jawan Changmin. "Tetapi kakek juga berpesan bahwa ia ingin menyimpan abu dan tulang ibu." Tambahnya.
Yunho mengangguk. "Sudahkah kau berduka? Jika perasaan sedihmu belum cukup akan ku biarkan kau menatap ibumu sedikit lebih lama sebelum membakarnya." Ucap Yunho. Terdengar kejam memang tetapi begitu lah! Ia harus membakar jasad Ahra atau jasad itu akan disalahgunakan. Tubuh mati seekor naga sangat berharga, bisa dijual dengan harga tinggi.
Changmin menangis dalam diam melihat ayahnya membakar jasad ibunya.
"Hyemi dan ibunya sudah datang kemari?" Tanya Yunho.
"Hanya Hyemi..." jawab Changmin dengan suara serak dan parau.
Yunho hanya diam, sama sekali tidak berkomentar. Ia tahu bahwa putrinya masih memiliki nurani. Putrinya sering bertengkar dengan ibunya sendiri karena sikap arogan ibunya pada orang-orang disekelilingnya. Meskipun Yunho ingin menyingkirkan ibu Hyemi begitu putrinya sudah menikah tetapi ia tidak bisa gegabah. Koloni suku ular sangat besar dan serakah, mereka tamak pada kekuasaan dan kekuatan sehingga Yunho sedikit berhati-hati dan menjaga sikapnya dihadapan istri ke-2 yang juga terpaksa ia nikahi untuk menenangkan koloni ular agar tidak memberontak dan membuat ulah.
"Besok adikmu akan menikah, simpan kesedihanmu untuk hari ini saja! Kau mengerti?"
"Ya." Jawab Changmin.
♥♥♥
...
Wanita tersebut tersenyum, "Tuanku, semenjak Selir Jaejoong masuk istana banyak kesialan yang terjadi. Changmin terluka dan Kak Ahra bahkan meninggal secara misterius." Ia berhenti sejenak. "Besok Hyemi akan menikah dengan satu-satunya pangeran keturunan Phoenik. Hambamu ini ingin meminta sesuatu dari Tuanku."
"Katakan!"
"Selama prosesi pernikahan berlangsung, hamba harap Tuanku tidak keberatan untuk mengeluarkan Selir Jaejoong sebentar dari istana. Ia bisa kembali begitu upacara selesai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Rampai YunJae
FanfictionJaejong diasingkan, tinggal di lembah kematian bersama bayinya, mereka diusir dari istana siluman dan menetap di lembah yang gelap gulita karena tebalnya atap hutan yang menaungi karena Jaejoong dan bayinya dituduh pembawa sial bagi para siluman