♥♥♥
♥♥♥
Ini Fanfiction BL/ Humu/ M-Preg/ Fantasy
Tolong bijak membaca ya, jangan tiba-tiba DM Yuuki Tanya, "Kok laki-laki sama laki-laki? Kok laki-laki hamil? Kok laki-laki melahirkan?" dst... Tagnya diperhatikan ya biar ga nyasar 😓 , ga suka Humu silakam baca epep GS, cari saja. Yuuki punya beberapa.
♥♥♥
♥♥♥
Selama dua minggu penuh Jaejoong membuatkan pil obat untuk Changmin yang harus ditelan lima kali sehari sebelum pemuda tersebut mendapatkan kesadarannya kembali. Ketika ditanya apa yang membuatnya terkena racun, putra sulung Yunho tersebut tampak seperti kebingungan dan linglung seolah-olah ingatannya dihapus secara sengaja pada bagian tersebut. Setelah sadar Changmin langsung mampu beraktivitas normal. Hanya saja ia masih harus meminum obatnya secara rutin sampai racun tersebut benar-benar hilang dari aliran darahnya.
Hari ini hujan mengguyur istana siluman. Meskipun pihak yang bertanggung jawab atas rumah tangga istana bisa mengatur pelindung untuk menaungi atap istana dari serangan hujan namun sang raja melarang. Menurut Yunho akan lebih baik jika mereka hidup mengikuti perubahan alam dan musim dengan begitu mereka tidak akan lupa jati diri mereka yang sebenarnya. Dan salah satu penghuni istana yang menikmati hujan siang hari ini adalah Jaejoong.
Jaejoong duduk di lantai kayu emperan paviliun tempat tinggalnya. Sesekali tangannya terjulur untuk merasakan sensasi air hujan. Meskipun udara dingin menyerang tetapi dengan bulu dan kesembilan ekornya yang lembut, Jaejoong tidak perlu khawatir akan kedinginan. Di dekatnya sebuah meja kecil penuh makanan dan teh yang masih mengepulkan asapnya menemani dalam diam. Itu adalah kiriman dari istri ke-2 Yunho yang akan menikahkan putrinya besok lusa. Jaejoong tidak perlu ikut campur urusan itu selain karena kondisinya yang tengah hamil juga karena ia enggan ikut campur.
Telinga Jaejoong bergerk-gerak ketika mendengar derap suara sepatu yang berjalan mendekat ke arah paviliun kecilnya yang terpencil. Jaejoong tidak peduli dan tidak ingin menyambut tamu agung tersebut karena dirinya tidak berkewajiban melakukannya. Bahkan ketika seorang kasim berteriak di pintu gerbang paviliunnya dengan suara serak menggelegarnya, Jaejoong tetap duduk tenang.
"Kau tidak memakan camilanmu?"
Jaejoong melirik Yunho yang tiba-tiba berdiri di dekatnya. Selalu seperti ini. Ketika Yunho berkunjung, ia akan meninggalkan semua pelayannya di depan pintu gerbang tidak peduli cuaca dan musim. Selain itu Yunho akan memasang pelindung sihir agar apa yang ia bicarakan dengan Jaejoong hanya diketahui oleh mereka berdua saja.
Yunho berjalan mendekati Jaejoong, duduk di sampingnya kemudian meraih wajah Jaejoong, mencium bibirnya dengan kasar, gigi taringnya bahkan merobek bibir bawah Jaejoong.
Jaejoong tidak menjawab. Ia tidak pernah tahan jika Yunho sudah mulai menunjukkan perasaan cintanya.
"Kapan anak kita lahir?" Tanya Yunho. Tangannya terjulur untuk merasakan pergerakan anak mereka yang masih berada dalam tubuh Jaejoong. Meskipun Jaejoong berjenis kelamin sama seperti dirinya tetapi karena Jaejoong dikatakan setengah dewa maka ia dengan mudah menerima pembuahan yang dilakukan oleh Yunho.
"Mungkin nanti malam." Gumam Jaejoong.
"Maka aku akan menemanimu."
♥♥♥
Menjelang senja Jaejoong meringkuk di atas tempat tidur besarnya dalam wujud rubah ekor Sembilan yang sempurna. Bulu putih peraknya terlihat indah dan halus seperti tumpukan salju, cahaya perak yang berasal dari kunang-kunang mengelilingi tubuh Jaejoong yang sering bergerak dengan gelisah. Beberapa roh bunga dan roh rumput mengintip dari jendela yang dibuka lebar, ingin masuk namun takut dan sungkan karena kehadiran sang raja naga di dekat Jaejoong.
Selama proses kelahiran Changmin dan Hyemi, Yunho tidak mendampingi kedua istrinya karena ada pelayan yang mendampingi mereka. Yunho pun tidak terlalu tertarik pada kelahiran dua anak sebelumnya, tetapi karena saat ini Jaejoong yang akan melahirkan maka ia tidak bisa tidak khawatir. Jaejoong adalah pasangan yang ia pilih dengan hati, hasrat dan nafsunya sendiri bukan karena sebuah keterpaksaan demi keadaan seperti yang ia lakukan pada kedua istrinya.
"Apa yang kau butuhkan Jae?" Tanya Yunho. Ia memeluk moncong rubah ekor Sembilan yang sedang merasa gelisah tersebut. "Apakah perutmu sakit? Ingin aku mengelusnya?" Yunho mungkin adalah naga terkuat dan seorang raja terhebat tetapi ia tidak pernah menghadapi proses persalinan seperti ini sebelumya, ia bingung harus berbuat apa.
Jaejoong hanya mengedipkan kelopak matanya dengan lelah. Ia ingin tidur tetapi rasa sakit yang berasal dari dalam perutnya membuatnya tidak nyaman dan menjadi lemas. Jaejoong bahkan kesulitan untuk sekedar mengangkat ekornya.
♥♥♥
Menjelang senja Jaejoong meringkuk di atas tempat tidur besarnya dalam wujud rubah ekor Sembilan yang sempurna. Bulu putih peraknya terlihat indah dan halus seperti tumpukan salju, cahaya perak yang berasal dari kunang-kunang mengelilingi tubuh Jaejoong yang sering bergerak dengan gelisah. Beberapa roh bunga dan roh rumput mengintip dari jendela yang dibuka lebar, ingin masuk namun takut dan sungkan karena kehadiran sang raja naga di dekat Jaejoong.
Selama proses kelahiran Changmin dan Hyemi, Yunho tidak mendampingi kedua istrinya karena ada pelayan yang mendampingi mereka. Yunho pun tidak terlalu tertarik pada kelahiran dua anak sebelumnya, tetapi karena saat ini Jaejoong yang akan melahirkan maka ia tidak bisa tidak khawatir. Jaejoong adalah pasangan yang ia pilih dengan hati, hasrat dan nafsunya sendiri bukan karena sebuah keterpaksaan demi keadaan seperti yang ia lakukan pada kedua istrinya.
"Apa yang kau butuhkan Jae?" Tanya Yunho. Ia memeluk moncong rubah ekor Sembilan yang sedang merasa gelisah tersebut. "Apakah perutmu sakit? Ingin aku mengelusnya?" Yunho mungkin adalah naga terkuat dan seorang raja terhebat tetapi ia tidak pernah menghadapi proses persalinan seperti ini sebelumya, ia bingung harus berbuat apa.
Jaejoong hanya mengedipkan kelopak matanya dengan lelah. Ia ingin tidur tetapi rasa sakit yang berasal dari dalam perutnya membuatnya tidak nyaman dan menjadi lemas. Jaejoong bahkan kesulitan untuk sekedar mengangkat ekornya.
♥♥♥
Jaejoong mengejan dengan putus asa. Dari sepasang mata indahnya, air mata perak meleleh membasahi bulu halusnya. Diantara batas kesadarannya, Jaejoong melolong kesakitan saat sesuatu yang licin keluar begitu saja dari tubuhnya. Jaejoong terengah dan menjatuhkan kepalanya di atas tempat tidur, membiarkan Yunho mengambil alih anak mereka.
Tengah malam, seorang bayi serupa bayi manusia lahir dari seekor rubah ekor Sembilan...
Bayi tersebut berkulit putih pucat kemerahan, tangisannya nyaring. Rambutnya hitam legam seperti milik Yunho. Matanya yang sesekali terbuka Nampak hitam dengan semburat merah seperti nyala api, dibeberapa bagian tubuhnya terdapat lapisan kulit seperti sisik yang mengkilap, berwarna emas dan perak pudar. Dia memang terlahir dalam bentuk bayi manusia tetapi dia tetaplah keturunan naga.
Yunho mengambil handuk basah, membersihkan tubuh anak laki-lakinya dari selaput berdarah yang membungkusnya, hati-hati sekali ia melakukannya. Setelah merasa anaknya cukup bersih, Yunho membungkus bayinya dengan selimut hangat yang tebal. Ia menggendong bayinya dan menunjukkannya pada Jaejoong yang masih lemah dalam bentuk rubahnya.
Bayi mereka tentu saja bukan bayi manusia yang butuh segera disusui begitu selesai lahir dan dibersihkan. Bayi mereka bahkan cukup kuat untuk tidak makan selama 3 hari tetapi tidak ada seorang orang tua pun yang akan membiarkan anaknya menangis kelaparan.
Malam ini Yunho mendapatkan kedukaan dan kebahagiaan dalam waktu bersamaan. Ia kehilangan istri pertamanya dan mendapatkan seorang putra dari orang yang dicintainya. "Kita akan memanggilnya Hyunno..." ucapnya sambil mencium kening bayi laki-laki tersebut.
♥♥♥
♥♥♥
TBC
♥♥♥
♥♥♥
Tuesday, May 19, 2020
6:14:54 AM
NaraYuuki
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Rampai YunJae
Fiksi PenggemarJaejong diasingkan, tinggal di lembah kematian bersama bayinya, mereka diusir dari istana siluman dan menetap di lembah yang gelap gulita karena tebalnya atap hutan yang menaungi karena Jaejoong dan bayinya dituduh pembawa sial bagi para siluman