Red Thread [2]

106 30 18
                                    

➪➪➪➪➪➪➪➪➪➪➪➪➪➪➪➪➪

"Seokjin, lihat pemandangannya!"

Sowon mengaitkan lengannya pada lengan Seokjin ketika lelaki itu sedang menggeret koper kecilnya menuju penginapan. Di sana ada Sowon, Seokjin, Ibu Sowon, Dongju, dan sopir pribadi mereka.

"Wah! Aku sangat suka ruang terbuka seperti ini! Bukankah terasa sangat bebas?" ujar Sowon lagi.

"Iya, betul." Seokjin mengusap rambut Sowon lembut.

Sopir yang membawa mereka ke penginapan pun meminta koper milik Seokjin untuk ikut dibawa masuk bersama barang yang lain. Sebenarnya Seokjin tak ingin merepotkan, tetapi meninggalkan Sowon juga hal yang berat untuk ia lakukan. Alhasil, Seokjin mempersilakan bapak tua itu membawa kopernya dan berdiri di luar penginapan bersama Sowon.

Melihat Sowon yang terus memicingkan mata, Seokjin pun mengangkat tangannya guna menghalau cahaya matahari menerangi kedua mata Sowon. Gadis itu menatap Seokjin dengan tatapan anak kecilnya dan tersenyum lebar.

"Kenapa kau sangat romantis? Wah, kekasihmu pasti akan lebih diperlakukan manis," ujar Sowon.

"Kau adalah kekasihku, Sowon!"

Seketika Sowon membelalakkan mata seraya menatap Seokjin keheranan. Mereka sempat terdiam beberapa saat sebelum Sowon mengerjapkan mata lucu dan tertawa hambar.

"Aku pasti salah dengar."

"Apanya? Kau memang kekasihku detik ini," ujar Seokjin.

"D-detik selanjut---"

"Dan seterusnya," potong Seokjin.

Sowon merasakan kedua pipinya yang memanas. Apakah sebentar lagi semunya akan timbul? Jika iya, maka Sowon harus menutupinya dari Seokjin.

"Kau menyatakan perasaanmu padaku, begitu? Atau hanya latihan untuk menyatakan perasaanmu pada gadis yang kau sukai?" tanya Sowon.

"Tentu saja hanya latihan," jawab Seokjin yang berhasil membuat Sowon menatapnya kecewa.

"Oh." Sowon menunduk dengan wajah murungnya.

"Kenapa, hm?" Seokjin terkekeh sambil mengacak rambut gadis itu.

Tanpa mereka sadari bahwa Dongju sudah berdiri jauh di belakang mereka sambil menatap sayu kedua pasang manusia itu. Ia menatap benang merah yang ada di jari kelingkingnya, lalu tersenyum miris.

"Kenapa aku ditakdirkan bisa melihat benang merah jika takdir sepahit ini?" gumamnya, kemudian berjalan menjauh dari penginapan.

꧁꧂

Sehari ini, Seokjin dan Sowon memutuskan untuk berjalan-jalan keluar dari penginapan. Mereka sempat berpotret di beberapa tempat indah, bermain dengan kucing yang berkeliaran, dan melakukan hal menyenangkan lainnya.

"Sowon, kemarilah!" seru Seokjin ketika melihat gadis itu tengah bermain bersama kucing berwarna hitam putih.

"Ada apa?" tanya Sowon sambil setengah berlari menghampiri Seokjin.

Tidak ada jawaban, Seokjin hanya tersenyum seraya memandang sepasang burung merpati yang bertengger di atas tiang lampu. Sowon pun mengikuti arah pandang Seokjin.

"Merpati?" tanya Sowon.

Seokjin menatap Sowon sembari tersenyum, kemudian menggandeng tangan gadis itu dengan lembut.

"Merpati itu binatang yang setia. Jika salah satunya mati, pasangannya juga akan menyusul. Bukankah itu sangat romantis?" ujar Seokjin.

"Dan kau akan mengatakan bahwa ini latihan lagi, bukan?" geram Sowon.

SUMMER LOVE 》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang