Prolog

2.7K 202 9
                                    

𝘋𝘪𝘴𝘤𝘭𝘢𝘪𝘮𝘦𝘳 ©𝘔𝘢𝘴𝘩𝘢𝘩𝘪 𝘒𝘪𝘴𝘩𝘪𝘮𝘰𝘵𝘰✔
.
.
.
.

"Cih!! Kau memang Benalu tak berguna!!"

Plak
Tamparan keras dari Hiashi mendarat di pipi mulus putrinya sendiri, orang tua macam apa dia? Dengan tega melukai putrinya sendiri.

"Teruss ayah pukuli saja diaa" ucap gadis kecil di dekat Hiashi, dia menyeringai bahagia ketika melihat Kakaknya sendiri di pukuli oleh ayahnya.

"Ayah memang akan memukuli si bodoh tak berguna ini!!" Hiashi meninggikan suaranya, tangannya kini sudah berada tepat di depan mata Hinata, sang gadis ini hanya bisa menutup matanya berharap seorang yang baik hati menolongnya dari perlakuan sang ayah.

Pl-
"AYAH!!" pekikan suara yang khas itu, membuat Hiashi menghentikan pergerakan tangannya, lalu berbalik seraya melirik kearah orang yang berani menghentikan pukulannya.

"Cih, apa kau ingin bermain pahlawan lagi Neji?!" Hiashi mendengus kesal ketika melihat sosok yang berani memegang tangannya, Neji. Anak sulungnya yang selalu saja berani melawan perintahnya hanya untuk melindungi Hinata.

"Cukup ayah! Cukup kau memperlakukan Hinata seperti babu di rumahnya sendiri!" Neji menghempas keras tangan Hiashi.

"Rumah sendiri? Dia bukan ANAKKU!!" Hiashi berteriak dengan nyaring, Neji sangat sangat marah sekarang. Jika saja Hiashi bukan ayahnya mungkin kini Hiashi sudah berada di dalam tanah.

"Ayah yang terlalu membencinya! Ayah harus ingat jika Ibu sangat menyayan-"

"DIA YANG MEMBUNUH ISTRIKU!! DIA ITU PEMBUNUH!! BERHENTILAH MEMBELANYA!!" Hiashi mengalihkan pandangannya dengan tajam kearah Hinata, gadis yang tak tahu apa apa, yang selalu di salahkan atas kematian Ibunya.

"Pergi saja kau dari Rumah ini!! Hyuga tak membutuhkan Manusia LEMAH SEPERTIMU!!" pekik Hiashi dengan mutlak, bahkan Neji pun tak bisa membela Hinata jika Hiashi sudah mengeluarkan perintahnya.

Siapa yang tidak sakit hati mendengar kata-kata seperti itu? Bahkan itu di ucapkan oleh seorang Ayah pada Putrinya sendiri.

Hinata yang malang. Remaja cantik yang di pukuli habis-habisan karna dia kalah bela diri melawan adiknya. Bukan Hiashi yang salah tapi hati Hinata. Hatinya terlalu Lembut untuk melawan Adiknya sendiri.

Belum lagi orang yang sangat dia Cintai malah di rebut oleh sahabatnya sendiri. Memang dia yang Sial? Atau cobaan ini yang terlalu berat?

Langkah kaki Hinata perlahan mulai menjauh dari kediaman Hyuga, mungkin ini adalah jawaban dari segala do'anya selama ini. Terbebas dari jeratan kepedihan yang selalu menghakiminya atas segala kesalahan yang tak pernah ia lakukan.

Neji hanya memberikan Hinata sedikit uang, berharap adik kesayangannya ini pergi kesuatu tempat di mana dia akan di hargai.

Perjalanan Hinata kini di mulai, dia yang tak pernah mengerti kesalahannya. Dia yang selalu saja di tuduh sebagai pembunuh Ibunya. Dia yang selalu di siksa karna di kalahkan adiknya. Dia yang selalu mendapat perintah kotor dari ayahnya, kini telah bebas, tak ada lagi beban dalam hidupnya.

****

"Apa yang akan kau lakukan setelah ini?" tanya pria berambut Hitam panjang pada lawan bicaranya sambil meminum teh dengan nikmatnya.

"Cih, berisik." Sang lawan bicara hanya mendengus kasar, membanting beberapa map yang ada di tangannya.

"Lupakan saja dia Sasuke," perlahan Sasuke membalik badannya menghadap pria di depannya.

"Aku memang akan melupakannya, tak ada gunanya jika aku terus di hantui oleh Jalang bodoh itu," Sasuke tersenyum miring, lalu bergerak meninggalkan lawan bicaranya.

Sasuke Uchiha, siapa yang tak mengenalnya? Putra bungsu keluarga Uchiha, lalu lawan bicaranya? Dia adalah Itachi Uchiha. Putra sulung keluarga itu.

Entah kesalahan apa yang telah dia perbuat? Hingga dirinya malah mencintai seorang wanita yang hanya menghambur-hamburkan uangnya saja. Bukannya menikah, wanita itu malah memilih Pria lain.

Untungnya dia memiliki seorang kakak yang sedikit bijaksana, walaupun sedikit itu masih berguna.

-Flasback On-

Di sebuah cafe, di mana dua orang berbeda gender duduk bersama, dengan wajah yang sangat serius.

"Perusahaan ayahku mengalami sedikit masalah, jadi aku mohon jangan terlalu meminta barang Mahal padaku" ucap sang pria pada wanita di depannya yang sibuk memainkan telepon genggamnya.

Sebentar saja, perkataan sang pria itu langsung dengan cepat membuatnya berhenti memainkan teleponnya.

"APA?! Jadi kau jatuh Miskin? Hah sudah lah" wanita di depannya menatap dengan Jengkel, "Aku akan menikah dengan orang kaya! Jadi cukup sampai di sini hubungan Kita."

Brak
Wanita itu menendang meja cafe lalu meninggalkan Sasuke sendirian di sana, "Cih ternyata memang benar apa yang di katakan Itachi, dia memang hanya menginginkan hartaku."

Sasuke bergerak mengambil telepon genggam miliknya dan menghubungi seseorang.

"Itachi?"

"Ya, bagaimana?"

"Kau benar dia memang hanya menginginkan Uangku."

"Lalu?"

"Suruh saja bawahanmu menghapus Berita tentang kegagalan perusahaan kita"

"Sudah di hapus sejak kemarin,"

"Baguslah kalau begitu"

"Kau bagaimana?"

"Nanti saja akan ku katakan saat di rumah"

"Ya sudah terserah kau saja"

Sasuke menutup panggilan itu, memejamkan matanya menengadah kearah langit yang biru. Bagaimana pun akhirnya dia mengetahui jika sebenarnya wanita itu hanya menginginkan Uangnya.

Dengan ini, dia memiliki alasan yang sangat tepat untuk pergi menjauh dari negara ini. Negara yang telah membuatnya merasakan sakit hati.

-Flasback Off-

.
.
.

TBC

Dark Night [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang