•02•

922 114 2
                                    

𝘋𝘪𝘴𝘤𝘭𝘢𝘪𝘮𝘦𝘳 ©𝘔𝘢𝘴𝘩𝘢𝘩𝘪 𝘒𝘪𝘴𝘩𝘪𝘮𝘰𝘵𝘰✔
.
.

🖤🖤🖤🖤

"Sang Singa tak akan pernah tunduk pada musuhnya. Akupun begitu."

----

Hinata menertawakan nasib bodoh pria di depannya, si bodoh ini bahkan percaya dengan ucapannya.

"Cih," ingin rasanya Hinata meludahi mayat hina di depannya, tapi sayang keadaan sang mayat sudah sangat memprihatinkan.

Tubuhnya penuh dengan sayatan, mati di tangan Hinata bukanlah sesuatu yang indah. Tangannya kiri mayat itu kini berada tergantung di atas langit langit, dengan kepala yang hampir putus serta beberapa organ berharga miliknya yang sudah di kantongi oleh Hinata. Setiap polisi pun mungkin akan muak jika terus berhadapan dengan mayat korban Hinata. Tak lupa, satu hadiah terakhir dari Hinata, sebuah tanda tangan dari Hinata untuk para korbannya.

Hinata berjalan pelan meninggalkan potongan tubuh korbannya.

"Empat ratus Delapan puluh Enam" Hinata sedikit bergumam, dia selalu menamai korbannya dengan urutan angka.

----

"Bagaimana?"

"Kami menemukan buronan kita selama ini, sayangnya dia sudah di bunuh dengan menggenaskan, aku yakin jika 'DIA' yang telah membunuhnya."

Pria bersurai kuning itu terlihat menghela nafasnya dengan berat, kasus apa lagi ini? rasanya dia ingin sekali mengutuk sang pembunuh berantai ini. Sudah membunuh seenaknya, mereka tak ingin bekerja sama pula.

"Naruto? Apa kau mendengarkanku?"

"Oh, ya maafkan aku," lamunan Naruto terhenti, dia mengusap-usap kasar rambutnya. Pikirannya benar-benar penuh dengan pembunuhan ini.

"Bisakah kau jelaskan lagi?" ya benar, dia memang Naruto, pernikahannya dengan Sakura berakhir dengan sangat tragis, akhirnya Sakura menunjukkan belangnya saat kepolisian mengatakan bahwa Naruto tidak lulus tes, padahal yang di sebut gagal sebenarnya bukanlah Naruto Namikaze.

"Buronan kita selama ini telah di temukan, sayangnya dia telah di Bunuh! Bisakah kau kesini? Kami menemukan sesuatu lagi"

"Ya, baiklah." Naruto menutup panggilannya secara sepihak.

Pikirannya sekarang benar benar penuh dengan pembunuhan ini, boronan yang selama ini mereka cari ternyata sudah lebih dulu mati sebelum mereka introgasi.

"Apa harus aku menghubungi dia?" Naruto sedikit bergumam, 'Dia' memang harus di hubungi, kelancaran kasus ini tergantung olehnya.

----

"Kalian ini terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan!" Fugaku berdecak kesal, kedua putranya yang terlalu sibuk dengan urusan bisnis mereka sampai sampai lupa bahwa mereka harus pulang.

Sasuke menatap wajah Itachi dengan ketakutan, bahkan Itachi pun sama. Itulah mereka yang sangat di kenal dengan kharismanya di depan semua orang malah menjadi lembek di depan Fugaku.

"Cobalah kalian sedikit saja meluangkan waktu untuk pulang."

Itachi mengangguk pelan lalu menatap Sasuke dengan tatapan yang seolah-olah berkata jika dia harus menjawab 'Iya'.

Dark Night [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang