•03•

776 108 11
                                    

𝘋𝘪𝘴𝘤𝘭𝘢𝘪𝘮𝘦𝘳 ©𝘔𝘢𝘴𝘩𝘢𝘩𝘪 𝘒𝘪𝘴𝘩𝘪𝘮𝘰𝘵𝘰✔
.


.

🖤🖤🖤🖤

"Apapun masalahnya, sebesar apapun itu pasti akan ada cara untuk mengatasinya."

****

"Benarkah Sasuke?!"

"Bahagia sekali si Kuning ini," batin Sasuke.

Baru beberapa saat setelah Sasuke mengatakan bahwa dia bisa membantu, Naruto sudah sangat bahagia.

"Ya, aku akan nembantu kalian."

"Akh.. Aku jadi mencintaimu Sasuke."

Aneh pikir Sasuke, sepertinya temannya ini sudah gila semenjak di tinggal pergi oleh mantan istrinya.

"Katakan apa masalahnya." Sasuke memang tidak pernah menyukai basa-basi seperti Naruto yang selalu bicara manis dengan bumbu bacot.

"Ayolah Sasu! Setidaknya kita berbincang dulu,,"

"Bukankah kau tahu jika aku sangat membenci basa-basi?"

Naruto bergidik ketakutan, "Si kulkas ini,, baiklah aku tidak akan dan tidak berani mengganggu waktunya," batin Naruto.

"Ini," Naruto menyodorkan map besar yang berisikan beberapa lembar kertas tentang sebuah rincian.

Sasuke mengambil lembar awal, "Port Mafia?" matanya melirik kearah Naruto, dengan pandangan yang seolah bertanya Apa ini? Dan apa maksudnya.

"Baca saja dulu." Naruto beranjak dari tempat duduknya, keluar, meninggalkan Sasuke didalam ruangan sendirian.

****

[ Distrik 25, Yokohama, Jepang. Senin, 20 April 2020. 16:40 ]

Seorang wanita berambut merah menyala melangkahkan kakinya dengan anggun memasuki kawasan terlarang milik Port Mafia.

Terdapat banyak penjaga diwilayah ini, kecuali tempat pembuangan sampah yang dekat dengan sungai. Sepi, memang tak ada yang menjaga diwilayah itu karna alasan 'Tempatnya berseberangan dengan perkampungan'.

Siapa sangka disana telah menjadi tempat jual beli paling indah bagi para penikmat ganja.

Wanita itu melangkah menuju tempat dimana tak ada satupun penjaga, para penjaga tanpaknya tak perduli dengan apa yang ia lakukan.

Senyuman terukir dibibirnya, "Akhirnya dia datang.." gumamnya saat melihat seorang pria berjubah hitam dengan penutup kepala.

"Yo, Rias-chan." sapanya, tangannya mengulur meminta pelukan.

Satu pelukan hangat, wajahnya tampak berseri-seri.

"Aku tak menyangka tubuhmu sekarang bahkan lebih empuk daripada dulu, dan dadamu terasa lebih berisi." bisiknya pelan.

"D A S A R–B O D O H," sahut wanita didepannya lalu menyingir pelan, tangannya sontak mendorong wanita didepannya.

"Sudah bodoh, mau main kasar ya?" Hinata melepas rambut palsu yang ia gunakan, lalu tersenyum licik kearah pria didepannya.

"Kk..Kau! Mm..mana Rias?!"

"Fufufu, jangan bertanya padaku, bukan aku yang membunuhnya tanyakan saja pada si tua mesum itu," Hinata mengangkat tangannya, seolah-olah berkata bahwa dia tidak tahu.

Pria didepannya malah semakin bergidik ketakutan, kenapa dia hari ini bernasib sial.

Hinata melangkahkan kakinya mendekat, hanya langkah mundur yang dapat diambil dari pria itu.

"Apa kau takut padaku?" Hinata menyeringai kecil, senyum indah nan elok terukir dengan jelas dari wajahnya. "Apa kau sudah siap untuk hadiah Halloween dariku?"

TBC

Dark Night [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang