•04•

778 96 9
                                    

𝘋𝘪𝘴𝘤𝘭𝘢𝘪𝘮𝘦𝘳 ©𝘔𝘢𝘴𝘩𝘢𝘩𝘪 𝘒𝘪𝘴𝘩𝘪𝘮𝘰𝘵𝘰✔
.
.
🖤🖤🖤🖤

"Bodoh." Hinata tertawa saat melihat pria di depannya yang sangat berusaha untuk lari, namun sayang setiap sudut sudah di jaga oleh para penjaga distrik.

"Kau ingin berlari lewat mana?" Hinata tertawa nyaring, manusia ini terlalu bodoh untuk bertemu dan lari darinya.

Pria itu bodoh atau pintar? Dia sedang berusaha lari? Lari bukan salah tapi dia lari dari siapa? Apa dia tidak ingat jika dia sedang berhadapan dengan Hinata? Lupakan saja, pikiran orang bodoh tak ada yang tahu.

"Aaa..mpuni aaku," Hinata tersenyum saat mendengar kalimat itu, itu adalah kalimat yang sering ia dengar maka dari itu dia sangat suka.

"Baiklah, coba katakan lagi?" Hinata meninggikan suaranya sambil tertawa, lihat saja mana mungkin pria itu berani berucap lagi.

"Kenapa diam? Apa kau tuli?" aneh, mengerikan, namun lucu mungkin itulah yang sedang terjadi menurut Hinata. Pemikirannya terlalu berisikan balas dendam.

Duga saja apa yang akan terjadi pada pria itu, paling dia akan mati.

****

"Hoy, Sasuke."

"Berisik."

"Ayolah Sasuke, satu kali ini saja."

"Tidak. Kenapa harus berurusan dengan wanita."

"Aku juga tidak mengetahui siapa mereka sebenarnya."

Langkahnya berhenti, barusan dia tidak salah dengarkan? Orang yang mengajaknya kerja sama ternyata juga tidak mengetahui siapa musuhnya (?)

"Cih, sudah kubilang berisik."

Di sini, Sasuke yang kasar atau Naruto yang terlalu memaksa? Hah, sama saja.

"Berisik berisik berisik berisik," mungkin Sasuke sudah tidak tahan lagi dengan berisiknya Naruto yang dari tadi memaksanya.

"Kalau berisik bantulah aku."

"Kalau aku tidak mau?"

"Kalau kau tidak mau, aku akan mengikutimu seharian!"

"Naruto berani mengancamku?" seketika Sasuke terdiam sambil berpikir keras, bagaimana dia bisa lepas dari jeratan si kuning ini?

"Baiklah, sekarang jangan mengangguku. Menjauh dariku." Naruto mengangguk dan meninggalkan Sasuke dengan wajah yang bahagia.

Langkah Naruto berhenti, "Hei, Sasuke. Aku akan mengirimkan berkasnya padamu malam ini," Sasuke mengangguk dan mengancungkan Jempolnya, tanpa berbalik kearah Naruto.

Sasuke meneruskan langkahnya menuju Mobilnya, dia menyandarkan tubuhnya sambil menatap langit yang kini telah menjadi gelap. Frustasi? Mungkin.

Pikirannya sekarang hanya terisikan oleh kasus bodoh ini, awalnya dia mengejek Naruto yang tidak bisa memecahkan kasus kecil ini. Ternyata, dia pun juga sama, entah aura gelap apa yang dia rasakan saat mendengar jika pembunuhnya adalah seorang wanita.

Dark Night [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang