[2] δύο

98.2K 14.8K 675
                                    

Aku memijit pelipisku dengan kuat. Aku paham sekali situasi apa ini karena aku sering membacanya dulu, tapi tetap saja aku tak tahu bagaimana cara mengatasi hal ini.

Jika di novel yang kubaca di kehidupan sebelumnya, biasanya para pemeran utama akan masuk ke dalam novel di saat usia mereka masih kecil ataupun remaja. Tapi kenapa aku malah masuk diwaktu dua hari sebelum pernikahan yang membawa bencana itu!

Maquess Geralt Arlo de Bard adalah tokoh penjahat tak berhati di dalam novel kesukaan yang kubaca, dan aku adalah istrinya yang meninggal tepat di malam pernikahan karena dibunuh secara tragis oleh suaminya itu.

Dan parahnya lagi, di novel itu namaku hanya muncul sekali saja di dalam surat kabar yang dibaca oleh sang tokoh utama. Aku mengingat namanya karena nama tokoh tersebut memiliki sedikit kesamaan huruf dengan namaku di kehidupan sebelumnya.

Lumia dan Lexia, mirip bukan? Atau tidak ya. Ah, intinya aku ingat namanya karen menurutku nama kita mirip itu saja.

Tetapi jika semua menjadi begini, itu berarti sekarang aku tak ada bantuan apapun untuk menyelesaikan permasalahan ini. Meskipun aku hafal dengan alur cerita, itupun tidak akan berguna sama sekali.

Aku menelentangkan tubuhku di atas ranjang empuk ini. Mataku mengerjap beberapa kali sambil berusaha mencari jalan keluar dari situasi yang sangat tiba-tiba, apakah aku pasrah saja ya?

Aku melirik kearah jendela kamarku, dan menatapnya dalam kurun waktu yang cukup lama. Lalu sebuah ide brilian mengalir masuk ke dalam otakku ini.

Aku segera bangkit berdiri kemudian mencari sebuah kantong yang sekiranya dapat kugunakan untuk mengumpulkan semua perhiasan dan permata yang kumiliki. Tak lupa juga aku mengeluarkan beberapa pakaian yang terlihat mahal dari lemariku itu.

Ah, jangan lupa menahan pintu dengan sofa! Akan berabe jika ada yang memergoki diriku sedang mengepak semua perhiasan dan pakaian mahal ini. Apa yang kulakukan? Aku sedang melakukan misi untuk kabur dari kediaman ini dan mencari tempat tinggal baru!

Langit secara perlahan mulai menjingga. Jika seingatku, maka besok aku seharian akan pergi untuk melakukan persiapan pernikahan, itu artinya aku harus segera kabur malam ini juga atau nyawaku akan segera melayang dengan mudahnya.

"Nona, sebentar lagi waktunya makan malam."

Hm, makan malam ya. Kalau begitu aku akan pergi mencari toples terlebih dahulu, seharusnya di dunia fantasi yang mirip dengan abad pertengahan eropa ini memiliki toples 'kan? Dengan begitu maka aku dapat menyimpan beberapa roti, dan kue di dalamnya.

"Baik!" teriakku.

Aku menyembunyikan barang-barang yang sudah kukumpulkan di bawah tempat tidurku, kemudian aku mengenbalikan sofa tadi ke tempat semula. Baiklah, sekarang waktunya mencari toples, lalu pergi makan malam!

=====

Aku berjalan sambil mengendap-endap ke dalam dapur. Disana terdapat beberapa pelayan yang sedang sibuk mengurusi makan malam keluargaku, dan aku melirik kearah jejeran toples kosong di atas meja.

Kesempatan bagus tak boleh dilewatkan. Dengan cepat aku meraih keranjang yang berisi toples kosong tersebut lalu membawanya kabur. Untung saja tak ada satupun pelayan yang menyaksikannya karena mereka semua sibuk dengan persiapan makan malam keluarga, dengan begini aku selangkah lebih maju menuju kehidupan yang aman.

Aku membawa keranjang tersebut menuju ruang makan keluarga, lalu menyembunyikan di bawah meja makan. Untung saja taplak meja ini cukup panjang hingga menutupi bagian bawah meja makan, karena itu tidak akan ada yang dapat tahu bahwa aku menyembunyikan sesuatu di bawah sini, 'kan?

Tak lama setelah aku menunggu di meja makan, anggota keluarga lainnya mulai berdatangan, dan berkumpul di meja makan. Mereka berbincang dengan sangat baik sedangkan aku berusaha untuk menyelundupkan makanan ke dalam toples secara diam-diam tanpa menarik perhatian sedikitpun.

"Lexia, kau akan menikah lusa, bagaimana perasaanmu sekarang?"

Aku terkejut saat namaku tiba-tiba disebutkan begitu saja. Hahaha, aku tak mengenalnya, siapa sebenarnya nama pria yang sedang bertanya itu. Entahlah jawab saja tanpa perlu memanggil namanya.

"Saya senang sekali," sahutku yang sudah dapat dipastikan kalau itu bohong. "Terima kasih atas perhatiannya."

Heuh, aku berhasil melewati pertanyaan mendadak ini dengan baik.

Akhirnya makan malam keluarga sudah berakhir, dan tentunya aku sudh mengisi penuh seluruh toples milikku bersamaan dengan penuhnya perutku. Kalau sudah seperti ini maka aku lebih dari kata siap lagi, aku sangat siap.

Seluruh anggota keluarga mulai kembali ke kamar mereka masing-masing, termasuk aku. Sepasang manik biruku ini melirik ke sekeliling, baru kemudian aku melangkah masuk ke dalam kamarku.

Aku kembali menggeser sofa kearah pintu agar tidak ada orang yang bisa membukanya secara tiba-tiba. Seluruh koleksi pakaian mahal, dan perhiasan mewah yang sudah kusimpan rapi di bawah kolong tempat tidur langsung kukeluarkan.

"Baik, makanan siap, pakaian mewah siap, dan perhiasan juga siap."

Aku membuka jendela kamarku, untung saja letak kamarku ada di lantai paling dasar. Ini semakin mempermudahkanku untuk kabur, dan aku dapat dengan mudahnya menemukan kebebasan!

Hahaha, sampai jumpa kematian!

=====

Terima kasih banyak buat kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Love of Dionysus [KUBACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang