one

52 30 6
                                    

Setelah masuk sekolah Ana jadi pusat perhatian, dengan seragam yg sangat ketat dan rok sangat pendek, rambut sedikit acak-acakan dan tak lupa lagi Ana selalu memakai earphone kemana pun ia pergi.

dia tak cukup banyak teman malah tak ada yg ingin berteman dengan nya, setiap jam pelajaran yg ia lakukan hanyalah bolos dan pergi ke gudang belakang dengan berapa bungkus rokok.

Namun tak ada sedikit pun guru yang menegur dia, dikarenakan dia lah anak yang punya sekolah.

"shitt!! Guru bodoh"-batin ana

Ana sangat kesal apa yg diperlakukan guru nya, terhadap diri nya ia tak suka diperlakukan layak nya seorang putri raja.

Dia ingin diperlakukan layak nya murid biasa, yg salah di hukum dan berdiri ditiang bendera namun pemikiran nya malah terbalik.

Yang ia lakukan hanyalah ingin mendapatkan perhatian lebih dari orng yang ia sayang, ia tak punya seorang mamah, ia juga diperlakukan seperti layaknya buangan.

Dipungut oleh papah nya dan di daur ulang layak nya sampah.

Tak ada sedikit pun yg memandang nya seperti orang biasa pada umum nya, kini dia berharap ada orang yg menggapnya dan memperlakukan nya seperti seorang gadis lugu.

"I really miss you wherever you are"-batin nya.

Dan tanpa apapun airmata nya jatuh dan ia merasa sesak hingga menusuk jatung nya.

Flahsback on:

"mah Ana sayang mamah"-ucap gadis kecil yg sangat cantik.

"mamah juga sayang Ana"

"mamah ngga akan ninggalin Ana kan mah?"-tanya nya.

"iya sayang mamah bakalan janji gabakal ninggalin Ana"-ucap Andriani mamah Ana.

Flahsback of:

"bict semua bohong"-batin Ana.

Menggingat masa dulu yg membuat hati Ana sangat senang, kini hancur seketika.

"mah kenapa mamah ninggalin Ana?"-tanya batin Ana.

Tak berhenti dia memandang kalung love yg berisi poto mamah nya dan juga dia,
mungkin orang akan menggapnya gila karna berbicara sendiri.

Sisi baik Ana akan terlihat bila ia menggigat mamah nya, yang ia lakukan hanyalah untuk melupakan semua kenangan yang ia lakukan tethadap mamah nya.

Kini yg ia anggap papah nya itu yg katanya baik, malah merebut semua yang ia sayang dan mengusir mamah nya.

Entah keberadaan mamah nya kini membuat Ana terus mencari dimana mamah nya tinggal dan sedang apa ia?apakah dia sama hal nya yg ia lakukan, yg merindukan ibu sebagai panutan nya?hati Ana terus bertanya tentang mamah nya itu.

Tak sengaja Fino melihat kesedihan yg di alami Ana itu.

Dan diapun menghampiri Ana dan berkata "mamah lu bakalan seneng kalo anak nya ikutan seneng"

Ana pun kaget dan menghapus airmata nya itu.

"Why?"-tanya Fino.

"Lo ngapain disini, jangan-jangan lo denger gue ngmong"-sambil menunjuk Fino dan Ana pun memegang puting rokok yg menyala.

"gue mau jadi temen lu"-ucap fino yg mengulurkan tangan nya.

Ana pun kaget dan sontak membentak fino"Gue ga butuh belas kasihan lo"

Ana pun langsung pergi dan keluar dengan sedikit mata yg sembab akibat tadi ia menggis.

"cuihh sekasihan itu kah gue?"-batin Ana.

Fino yg berdiri mematung di tempat ia bertemu Ana tdi rasanya ia sedikit prihatin, ia memikirkan kedua orang tua nya itu.

Rasanya Fino ingin selalu dekat dengan anak itu dan menjadi sandaran nya suatu saat nanti.

*
*

Jangan lupa komen ya man teman:)
Kritikan kalian sangat berguna.

ADREANA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang