three

28 14 2
                                    

Bercak darah dimana-mana, serpihan kaca berhamburan bagaikan debu-debu yang menghiasi kamar Ana.

"Hai, wajah yang sangat cantik" ucap seseorang. "Tapi kasian, dia sangat menyesal memiliki wajah ini"sambil mengelus-ngelus wajah nya kini. "Aku tak suka Ana kamu terus-terusan seperti ini, aku akan mengendalikan dirimu kalau kamu seperti ini"ucap nya dengan menatap kearah cermin.

Ya Ana memiliki kepribadian ganda Altostrager namanya, ia hadir ketika Ana mengamuk, dan kepribadian nya itu sangat ditakuti oleh ayah nya Ana, tak banyak orang yang tahu tentang dirinya, ketika dirumah ia sering sekali mengamuk dan memecah kan setiap barang barang yang ada dikamar nya.

Altostrager sangat tak suka bila ada yang menyakiti tubuh atau wajah cantik Ana meskipun itu Ana sendiri lah yang menyakitinya, Alto ingin sekali Ana tak merasakan beban hidup nya, maka dari itu Alto ingin Ana mengakhiri hidup nya.

"Alto cukup kamu menguasai diri ku, aku ingin balas dendam"ucap Ana terhadap diri nya yang sedang berada di depan cermin "kamu boleh kembali ke diri ku apabila, kamu merasa marah"

"Hmmm, baik lah" sambil mengelus wajah nya. "Aku akan kembali baby setiap kamu marah ingat aku akan kembali" pinta nya.

Dan setelah Alto menghilang kini Ana akan pergi untuk mengikuti balapan liar yang saat ini, dia yang memimpin.

Tak heran Ana adalah Queen yang terkenal di dunia malam.

"kamu mau kemana Ana?tanya Ana.

"bukan urusan anda"balas nya

"An--,

Brakkk!

saat ingin menjawab ucapan nya pun terputus saat mendengar suara pintu yang sangat kencang membuat ayah nya menghembuskan nafas pelan.

Ana yang kini mengguanakan mobil sport kesayangan nya itu dengan menancapkan gas diatas rata-rata membuat ia hampir saja menabrak seorang laki-laki yang sedang mengendarai motor.

"Arghhh sial tu orang" ucap nya dengan kesal dan keluar dari mobil nya. "Lo kalo jalan tu liat-liat bangsat" bentak Ana

"Ana"balas nya dengan kaget yang kini didepan nya adalah orang yang ia ingin dekat dengan nya.

"Shitt sial gue ketemu lo" bergegas pergi dan melihat jam tangan nya sudah hampir telat. "Gue ingetin gausah sokap sama gue bicth" bentak ia terhadap Fino dari jendela dan segera menutup jendela mobil nya.

"bangsat udah telat gue ni anjing"-batin nya sedikit kesal

Setelah bertemu Fino kini, Ana melajukan mobil nya dengan gas diatas rata-rata tak sedikit pun Ana merasakan rasa nya takut tertabrak, yang hanya dipikiran nya kalo mati ya mati apa susah nya, ia selalu berbicara seperti itu tanpa tahu apa akibat kedepan nya.

Sesampai nya di tujuan kini sangat rame orang dengan memegang sebotol bir, disini lah tempat balapan liar itu, tak banyak orang yang tau, disini juga tempat orang-orang yang memiliki masalah.

"hai bro" ucap perempuan yang sedikit semacam preman. "Lo minum lagi?gila lo salut gue" lanjut dengan melihat Ana kini memegang sebotol birr.

"Sans aja ya ga"balas dengan santay. "lo tau Nes gua sekarang lagi kesel bangsat"

"Gausah gaya lo baby girls" ucap kini dia tengah memegang bahu Ana. "inget gue gamau lo kyk gini bangsat" bentak Nesa terhadap Ana.

"inget Nes takdir udah ada yang ngatur, gue idup atau engga nya"balas Ana dengan sempoyongan. "tapi gue ga terima takdir Nes kalo bokap gue ngusir nyokap gue"

Nesa Andirini ia teman karib nya Ana, dia juga tahu Ana seperti apa dan tahu rasa sakit atau beban nya Ana, dia sahabatan dari kecil namun keluarga nya Ana tak ada satupun yang mengetahui nya, bila Ana ingin bertemu Nesa ia
mengumpat-ngumpat agar tak diomelin karna Nesa hanya lah orang biasa yang sudah dianggap oleh Ana seperti kembaran nya, muka nya pun tak jauh berbeda dengan Ana.

"inget Na ada Alto, gue gamau lu terus-terusan di hantui sama diri lo sendiri" rasa sayang nya terhadap Ana sangat lah kuat. "lo udah gue anggep seperti sodara gue dan yang gue punya cuman lu Na" isak sedih rasa yang ia rasakan terhadap sahabat nya ini.

"udah tenang gue gpp kok, gua sayang lu Nes" kini botol yang ia pegang segera ia taruh dan memeluk Nesa.

"jangan takut kita berdua ngga sendiri Nes" bisik nya terhadap Nesa. "Oiya, lo harus sekolah besok bareng gue" lanjut Ana dan melepas pelukan Nesa.

"Tapi kan Na gue gapunya uang, lo tau sendiri kan, gue makan aja susah"

"Tenang semua gue yang ngatur"

"Makasih baby girls, lo emng mytwins gue yang baik" langsung memeluk Ana sangat erat.

ADREANA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang