0.4

414 69 0
                                    

Please vote and comment 💚

Seperti biasa kamu dan Jeno berangkat ke sekolah diantar oleh supir baru yang dijanjikan ayah kalian dan seperti biasa juga Jeno akan turun di pinggir jalan yang tidak jauh dari gerbang sekolah.

Jeno melakukannya karna tidak ingin orang-orang mengetahui status kalian dan yah tidak ada yang mengetahuinya kecuali 3 sahabat Jeno itu.

"Aku yang akan turun" Ucapan mu membuat Jeno mengurungkan niatnya untuk keluar dari mobil dan beralih menatapmu.

Seolah Jeno meminta penjelasan kamu segera meneguk saliva mu kasar sebelum menghadapi cacian Jeno.
"Aku saja yang berjalan.atau mungkin kita bisa bergantian? ㅡ

Mungkin setiap mata kalian beradu maka disitulah kamu melihat sorot kebencian dan sorot meremehkan dari Jeno dan entah kenapa kamu seolah kehilangan keberanian untuk melanjutkan kata-kata mu.

" Sedang belajar menjadi adik yang baik,begitu maksudmu "

"Tidak..ak..u..aku hanya.. ㅡ

"Ah kau merasa tidak enak hati karna terus menggunakan dan memakai fasilitas ayahku??" Jeno tersenyum remeh "baguslah..setidaknya kau tidak seperti ibumu yang bertingkah seperti pemilik" Ucapan jeno benar-benar membuat mu tersentak dan mengeraskan rahangmu dan jangan lupakan tanganmu yang mengepal siap untuk meninju Jeno.

Dengan segera kamu menyusulnya dan menarik tangan berotot Jeno yang sialnya sangat kokoh.
"Jangan bicara sembarangan!! Ibuku tidak pernah melakukan itu,ibuku selalu mendahului mu dibandingkan diriku dan aku turun pun atas permintaan ibu yang tahu jika kau tidak pernah diantar hingga kedepan gerbang sekolah" Kamu mengucapkan nya dengan sekali tarikan nafas hingga menbuat mu terengah-engah setelah selesai bicara.

"Kalian datang kerumah ku mengibaskan ekor seperti anjing kecil dan berpikir mendapatkan segalanya,kan!?"

Kamu semakin kesal dengan ucapan jeno ingin sekali rasanya mengatakan yang sebenarnya dan membuat mulut brengsek jeno ini bungkam tapi perkataan dan kebenaran itu hanya tertahan di tenggorokan mu.

"Kau bahkan tidak dapat menyanggah nya karna perkataan ku terlalu tepat"

Dan setelah itu Jeno berlalu begitu saja membuat mu kesal setengah mati padanya.jangan salahkan orang lain salahkan dirimu sendiri yang tidak tega melihat raut kecewa atau bahkan tangisan dari Jeno jika dia tahu kebeneran dari pernikahan orang tuanya itu.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Karna perdebatan dengan Jeno tadi kamu terlambat masuk kelas dan sialnya gurumu tidak mengizinkan untuk ikut jam pelajaran hingga akhirnya kamu berjalan ke perpustakaan.

Tapi perpustakaan pun tidak cukup tenang karna kehadiran renjun dan seorang gadis...dia..,ah kamu tidak ingat siapa gadis itu menurut rumor siswi sekolah,gadis itulah alasan kenapa kak renjun dan ningning jarang bersama lagi.

Karna sedari tadi kak renjun dan gadis itu diam-diam melirik kearah mu akhirnya kamu terpaksa pergi dari sana entah kenapa rasanya mereka tidak ingin kau ada disana.

Kamu berjalan menuju rooftop sebagai tempat terkhir yang menjadi harapanmu untuk menghabiskan waktu hingga istirahat.

Tapi seolah tersambar petir disiang hari kamu mematung melihat apa yang ada didepanmu.

Sedangkan mereka dengan santainya melihat kearahmu dan gadis itu tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa.

Pun setelah itu Jeno berjalan mendekati mu tapi kamu lebih dulu berbalik dan pergi dari sana.

BrothershitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang