0.8

440 74 1
                                    

Please vote and comment 💚

0.8

Seperti dejavu rasanya saat kamu kembali terbangun di tempat asing ini untuk yang kedua kalinya.

Pun setelah melihat kesebelah tempat tidur kosong itu membuat pipimu memerah.mengingatnya benar-benar membuatmu ingin kembali menenggelamkan wajahmu di sela-sela bantal yang tersusun rapi di sana. bahkan hangat dari pelukan Jeno masih melekat di tubuhmu.

Mengingat bagaimana tubuh mungil mu tenggelam di dada bidang Jeno dan bagaimana tangan besarnya mendekapmu semalaman memikirkannya saja membuat mu berpikir tidak benar di pagi hari.

Yah semalam kamu tidur disini berdua dengan Jeno ditempat tidur yang sama.hanya tidur,tentu saja.

Kamu berjalan keluar kamar menemukan Jeno sedang duduk di dapur sedang memakan roti.

Jantung mu kembali berdetak,memikirkan sikap apa yang harus kamu ambil sekarang pun sempat terbesit dipikirkan mu jika Jeno kembali mempermainkan mu dan bagaimana jika Jeno kembali dingin.

'Dia sudah mengungkapkan perasaannya jadi tenang lah' begitulah kepalamu bicara padamu hingga akhirnya kamu melangkah mendekat dan saat itu pula Jeno menatapmu datar,tapi seperkian detik kemudian senyum manis terukir diwajahnya membuat mu otomatis memerah dan berjalan mendekat.

"Ooh kau sudah bangun?"

Deg..

Suara itu mengunci gerakan mu. bagaimana bisa kamu melupakannya kekasih Jeno.rasanya kembali merasa ada lubang besar dihatimu saat melihat gadis itu menghampiri kalian dan menyajikan nasi goreng kedalam piring Jeno.

Bahkan masalah orang tua kalian, masalah Jeno dan seperti tertampar kenyataan kamu kembali menemukan alasan kenapa kamu dan Jeno tidak bisa bersama.

Dikepalamu sudah muncul pertanyaan kenapa Jeno mengatakan hal seperti itu semalam sedangkan dia punya perempuan sempurna seperti hina,apa karna terbawa suasana Jeno melakukan itu.

"Hei duduklah.." Suara hina kembali terdengar bersamaan dengan tarikan kursi untuk mu.

Kalian makan dengan canggung,tidak hanya kamu yang merasa canggung.
Hina makan sambil melihat kearah handphone nya sekali-kali ia membalas pesan entah dari siapa dan saat kamu menatap Jeno ternyata laki-laki itu juga menatapmu seperti yang biasanya ia lakukan saat kalian masih dirumah tetapi sekarang tatapan itu begitu hangat,sehangat pelukannya semalam.

"Berhentilah menatapnya seperti itu Jeno" Suara itu membuatmu tersentak dan segera menunduk siap menerima makian hina padamu.

"Apa masalahnya sih"

"Kau terlihat seperti akan memakannya ingat ada aku disini" Ucap hina tidak kalah marah tetapi Jeno hanya memutar matanya jengah.

"Jika aku ingin memakannya sudah sejak semalam ku lakukan saat kami tidur"

"Kalian tidur bersama!!!" Teriak hina.

Kali ini kamu benar-benar siap untuk menerima bukan hanya sekedar cacian tapi pukulan dari hina.

Tapi hina sama sekali belum memukulmu hingga sebuah suara teriakan membuat mu mengangkat kepalamu dan disana kamu melihat hina sedang memukuli Jeno cukup brutal hingga kamu sendiri pun meringis dibuatnya.

"Hentikan hina...akk...ya..hentikan kubilang..awww hina!!!" Bentakan itu membuat hina berhenti tapi tak urung wajah marahnya tetap terjaga hingga ia mengalihkan perhatian nya padamu dan menaruh tangannya di pinggang.
Giliranmu.

"Apa kau sadar hah kau hampir saja menyerahkan hidupmu pada brengsek ini" Kamu menggigit bibirmu dalam-dalam

"Aku tau kau menyukainya tapi jangan terlalu mudah"

"HINA!!!" Teriak Jeno.kamu menundukkan kepala mu dalam-dalam ingin rasanya berteriak menyangkalnya tapi apa yang perlu disangkal jika itu memang benar adanya.

"Kau juga lelaki brengsek Jeno bagaimana ka..ㅡ

"Kami sudah bersama hina" Jeno menekan kata-kata nya di bagian bersama hingga benar-benar membuat hina bungkam.

Hina menatap kalian bergantian hingga ia mendesah lega.
"Hah untunglah...ku kira masih terjebak kakak-adik yang 'saling membenci' "

Kamu segera mengangkat kepalamu dan menatap hina dengan kebingungan.kenapa dia setenang ini mengetahui adik pacarnya menyukai pacarnya,kenapa setenang ini mendapati pacar nya tidur dengan orang lain.

Hina yang merasa diperhatikan balas menatapmu "kenapa?" Tanyanya.

"Kau tidak marah?" Hina terlihat terkejut dengan pertanyaan mu hingga ia bangkit dari tempat duduknya.

"Ooohh dik kau memang bodoh.."

"Hina!!" Jeno bersuara dingin.

"Maksudku kau benar-benar polos sayang" Ralat nya sebelum ia menarik mu kedalam pelukannya dan berbisik di telingamu.

"Aku hanya membuktikan kecurigaan ku padamu dan ternyata benar kau menyukai kakak tampan mu itu dan satu fakta lagi Jeno juga menyukaimu maaf karna bermain-main dengan kalian" Setelah itu hina melepaskan pelukannya dan menatapmu penuh kepuasan.

"Pergilah hina" Ucap Jeno.

"Yayaya aku akan pergi,dan aku menunggu loh,,upahku. bagaimanapun aku ikut andil dalam ter resmikan nya hubungan kalian" Ucap hina sambil membereskan barang-barang nya dan setelah beres ia berjalan menuju pintu.sebelum meraih gagang pintu hina berbalik.

"Dan adik kecil,,aku dan Jeno tidak benar-benar berciuman di rooftop, aku hanya sedang berlatih akting maaf jika akting ku membuatmu menangis seharian"

Setelah itu hina pergi darisana meninggalkan mu yang masih melihatnya seperti orang bodoh sedangkan Jeno yang sadar dirinya dipermainkan hina benar-benar marah ingin rasanya mengejarnya dan melabuhkan tinjunya beruntung lah hina karna dia perempuan Jeno hanya mampu menelan kekesalannya.

***

Kamu beberapa kali menatap Jeno dan kembali menggigit bibir dalammu.

"Aku akan baik-baik saja,jadi berhenti menatapku dengan menyedihkan seperti itu" Jeno berujar tanpa melihatmu.

Setelah kepulangan hina dari apartemen tadi seluruh teman-teman Jeno datang dan membuat Jeno membawa mu untuk keluar dari sana karna tidak ingin direcoki disana.

Dan disinilah kalian duduk direstoran ibumu dan tentunya tadi ibumu dengan cepat menarik Jeno ke pelukannya mencurahkan rasa penyesalan nya pun Jeno hanya mengangguk dan tersenyum segaris lurus.

Kalian berdua pun memakan makanan yang disajikan oleh ibumu dengan tenang sebelum suara lonceng di pintu masuk restoran membuat kalian terdiam dan Jeno dengan wajah Jeno yang tadinya tersenyum kini benar-benar kembali dingin kamu segera meraih tangannya yang berada di bawah meja menggenggam nya erat hingga tangan yang tadinya mengepal itu pelan-pelan mengendur dan Jeno meletakan sela-sela jari nya ditanganmu meminta mu untuk bersamanya menajdi kekuatannya untuk sebentar.





Dua part lagi Endingnya (ಥ ͜ʖಥ)
Dan aku beneran gak tau aku nulis apaan☹☹☹

BrothershitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang