Please vote and comment 💚
Kamu terbangun dari tidur mu saat mendengar suara ribut entah dari mana.
Saat kedua matamu terbuka kamu segera duduk dan meneliti keseluruh ruangan dan tak lama kemudian kamu segera bangkit dari ranjang berlari keluar dan disanalah kamu mendapati beberapa pasang mata melihat kearahmu,Jeno menatapmu dengan tatapan dinginnya sedangkan kamu menatap tangan yang melingkar di pinggang Jeno.
"Selamat pagi"
Suara itu memutuskan pandangan mu dari Jeno kepada gadis yang berada disebelah nya yang sialnya masih melingkarkan tangannya di pinggang Jeno.
"Duduklah disini hmm..."
Tiba-tiba jaemin menarikmu duduk disofa disebelahnya.Kamu masih tidak bisa berkata-kata karena sampai sekarangpun kamu masih tidak mengerti kenapa orang-orang ini ada disini.
Duduk disana dengan canggung sedangkan mereka asik dengan kegiatannya masing-masing.
Renjun dan haechan sama sekali tidak bereaksi terhadap mu selain saat kamu keluar dari kamar tadi mereka terlalu asik dengan game nya.
Sedangkan jaemin yang menarikmu untuk duduk disebelahnya tadi sedang asik memainkan handphone nya.sebenarnya itu bukan inti dari kekesalan mu karna sebenarnya pelakunya adalah dua orang yang ada didepanmu inilah yang membuatmu merasa canggung dan juga gelisah.
Karena resah melihat Jeno dan hina yang bermesraan didepan mu kamupun berdiri dari sofa membuat perhatian tiga orang disana kembali padamu.
"Kenapa??" Tanya jaemin.
"Hmm....aku ingin pulang" Ucapmu. Karena jujur saja kamu tidak menyukai saat melihat Jeno dan hina yang seolah sengaja menunjukkan kemesraan mereka padamu.
Merasa tidak mendapat tanggapan lagi kamu segera berbalik.
"Tidak" Suara dingin itu akhirnya ikut menimpali. "Aku sudah bilang pada ibumu kita sedang bermain di luar karna ibumu itu menjemput dirumah nenek.merepotkan.." Percayalah nada suara Jeno benar-benar membuatmu kesal seolah dia meremehkan perhatian ibumu.
"Lalu kenapa jika ibuku menjemput dirumah nenek!!mungkin ia memang khawatir" Kamu berucap dengan nada suara yang lebih tinggi membuat mereka menatap kearah mu.
"Ibumu..ibuku...woah ternyata kalian sama sekali tidak akur" Ucapan renjun benar-benar membuatmu merasa kecil karna memperlihatkan kebenarannya.
Belum lagi tatapan Jeno yang berlipat-lipat menjadi lebih menyeramkan seolah dia adalah pangeran kematian dengan aura hitamnya.
"Ckckck...padahal tadi pagi Jeno seperti orang kesetanan saat marah pada jaemin karna membuka kamar adiknya dan menontonnya yang sedang tidur" Ucapan haechan benar-benar membuatmu terkejut dan membulatkan matamu hingga mengabaikan rasa takut mu matamu kembali bertautan dengan Jeno yang kini berkali-kali lebih marah.
Pun setelah itu kamu melihat jaemin yang tersenyum seperti orang yang tidak bersalah sedikitpun ingin rasanya kamu menghampiri nya dan menarik rambutnya hingga rontok.
"Ayo bicara"
Setelah itu keadaan kembali hening kamu menatap ruang kosong tepat disebelah hina dimana tempat Jeno duduk tadi pun setelah itu tatapanmu beralih pada hina dan perempuan itu berbicara dengan mata nya agar kamu segera menyusul Jeno.
Kamu membuka pintu kamar itu dan masuk sebelum kamu menutup pintu itu dengan sempurna Jeno mendorong pintu itu dengan tangannya dan tangan nya yang lain digunakannya untuk mendorong pundakmu,menyudutkan di belakang pintu dengan dia yang berdiri didepannya.
Berada dalam suasana seperti ini dan berdekatan dengan Jeno seperti ini benar-benar membuat kerja tubuhmu menjadi tidak karuan.
Campuran wangi Citrus yang lembut dan musk dari tubuh Jeno benar-benar menggoda hidung mu hingga rasanya kamu tidak dapat berdiri dengan benar karena berusaha menahan nafasmu.
Hampir saja kamu terjatuh sebelum tangan kanan Jeno meraih kedua pinggang mu dan jarak kalian semakin di minimalisir.
"Tidak mendengar ku atau kau sengaja tidak mendengarkan ku" Suara serak itu benar-benar membuat seluruh tubuh mu terkunci.
"Kau tau si brengsek itu dengan senangnya menonton mu yang sedang tidur" Kamu terkejut saat mendapati Jeno mengatakan hal kasar seperti itu tapi yang membuatmu lebih terkejut adalah ia tidak memarahimu karna membentak nya tadi,ㅡ apa mungkin belum.
"Bukankah aku menyuruh mu mengunci kamarnya,,huh??"
Kamu meneguk saliva mu kasar dan kembali mengangguk.
"Lalu kenapa tidak menguncinya"
Andai saja Jeno tidak berujar dengan suara sedingin itu dan menghilangkan aura hitam itu mungkin kamu sudah bisa melepaskan diri darinya sekarang."Karna...karn..a ku pikir hanya ada kita berdua" Kamu mengatakan nya dengan pelan bahkan hampir seperti berbisik.
"Lalu kau pikir aku ini bukan lelaki" Pernyataan Jeno membuat kedua matamu membola dan perkataannya itu membuat mu merinding sekarang.
"Karna kau kakak ku jadi ㅡ
"Berhenti memanggil ku kakak,brengsek!!"
Bahkan belum sempat bagimu untuk melontarkan pembelaan sebuah material lembut mendarat di bibir mu.
Ini pertama kalinya kamu rasakan rasanya seperti seluruh tubuh mu akan meledak sensasi yang diberikan oleh Jeno benar-benar kerja tubuhmu rusak.
Saat ia membelah bibir mu dengan bibir nya kamu merasa wangi musk Jeno juga ikut mendesak mu hingga membuatmu lemas dan berpegangan pada kedua leher Jeno.
Jeno tau bagaimana caranya membuatmu lemah tak berdaya. Dia memagut bibir mu dan mendominasi seluruh ciuman kalian bahkan kamu tidak diberikan kesempatan untuk menyeimbangkan ciuman itu kamu benar-benar dibuatnya menyerah.
Ia mencicipi seluruh yang ada dalam mulutmu dengan lidahnya dan bibirnya yang berkali-kali menggigit ujung bibir mu membuat gerakan menggodanya.
Keduanya larut oleh ciuman luar biasa itu hingga sebuah ketukan dipintu membuatmu membuka matamu dan mendorong Jeno tapi itu semua tidak berhasil karna Jeno masih saja memagut bibirmu hingga ia dengan sendirinya melepaskan tautan kalian dan bukannya segera keluar Jeno menyatukan dahi kalian.
Nafas terengah-engah darimu membuat Jeno menatapmu dan tersenyum sebelum tangan kanannya mengelus kedua pipimu dan memberi jarak antara kalian.
"Kau sungguh naif"
Setelah itu Jeno berlalu keluar darisana meninggalkan mu yang terduduk di lantai dan menatap jauh dan mencerna kejadian yang baru saja terjadi.
Tbc?
KAMU SEDANG MEMBACA
Brothershit
Fanfiction[Finished] You belong me.only me -Jeno Shortstory Jeno x you