Aku dan Ayu masih terus merayap pelan. Terror nyata bercampur dengan halusinasi membuat mentalku semakin lemah. Sedetik yang lalu aku melihat tangan keluar dari tanah, ternyata hanya akar. Dalam keadaan ini akhirnya aku ambruk. Suara istighfar pelan masih terdengar dari mulut Ayu. Aku terbangun saat merasakan air segar di mulutku. Ternyata Ayu menuangkan air agar aku siuman.
Kami mulai berjalan lagi. Keadaan sekarang berbalik. Aku yang hampir tidak punya tenaga yang tersisa dipapah oleh Ayu. Kelebatan-kelebatan bayangan masih terlihat diantara pohon. Disuatu tempat aku bahkan melihat kaki yang berayun-ayun. Tak berani memastikan kaki siapa, aku memejamkan mata.
Setelah melewati turunan yang agak tajam, aku melihat dikiri jalur ada tenda,aku lega bukan main, akhirnya kami selamat. Tiga orang tampak mengelilingi api unggun. Satu orang melihat kami, dia melambaikan tangan.
Aku dengan gembira setengah berteriak ke Ayu. "Yu kita mampir dulu kesitu. Ngopi,istirahat, besok aja jalan lagi. " Sambil menunjuk kearah tenda.
Tiba tiba ayu menamparku dengan keras sambil berteriak-teriak histeris, "di sadar di! Istighfar!! Engga ada apa-apa disitu!!."
Tiga orang itu sekarang semuanya melambai-lambai memanggil. "Itu ada orang Yu. Ayo kesana, engga enak udah di panggil-panggil. Ayo yu.... "
Ayu menamparku lebih keras sambil berteriak di kupingku menyuruh istighfar. Kali ini ketika aku menengok kekiri ketiga orang itu sudah berjarak satu meter di dekatku, sambil nyengir aneh, tiba-tiba kepala ketiganya lepas dan terjatuh ketanah. Sambil cekikikan kepala tadi menggelinding kearahku.
Aku histeris dan langsung lari. Beberapa lama baru aku sadar, aku meninggalkan Ayu di belakang. Kakiku lemas, jantung berderap kencang. Mau balik menyusul Ayu, aku kelewat takut.
Tapi tak lama kulihat Ayu berjalan turun. Begitu dekat, dia cuma menepukku mengajak jalan lagi. Aku berjalan mengikutinya di belakang. Tapi pelan-pelan aku memperlebar jarak dengan Ayu. Terus terang aku ngga yakin, Ayu yang jalan didekat ku adalah Ayu temanku. Segala doa aku panjatkan. Ada rasa, menyesal mengapa aku tidak hafal ayat kursi.
Aku berjalan dengan mata menatap ke tanah. Karena di sekitarku penampakan ada dimana-mana. Bahkan sambil mata tepaku ke tanah,aku bisa melihat disebelahku ada kaki-kaki yang kulewati. Ada yang kecil,ada besar. Ada yang hitam. Ada yang memakai kain putih.
Jantungku serasa mau copot ketika Ayu yang berjalan tiga meter di depanku tiba-tiba berlari dan langsung naik kepohon sambil tertawa cekikikan. Aku langsung putra arah, lari keatas lagi. Tidak jauh aku lihat Ayu bersandar dipohon sambil menangis.
Instingku mengatakan ini Ayu yang asli. Tapi begitu kusentuh dia berteriak-teriak histeris."PERGI!! PERGI!! "
Dia langsung jatuh lemas saat dia sadar aku yang menyentuhnya.
"Di, ini elu kan? "
Kami dengan badan gemetar dan doa-doa mulai berjalan lagi. Semua penampakan muncul. Ada yang bertengger dipohon, kepala yang menyembul disemak-semak. Bau-Bau busuk dan Wangi Melati yang berganti ganti.
Aku dan Ayu berusaha tetap berjalan di tengah jalur. Kami sangat takut jika terlalu kiri dan kanan atau tangan ada tangan yang akan menarik kami kesemak.Belum lagi suara-suara. Ada suara yang terdengar marah tapi dalam bahasa Sunda. Ada yang tertawa cekikikan, ada yang mengucapkan assalamualaikum berulang-ulang.
Aku sempat berlindung dibalik pohon ketika melihat kuda lewat tanpa ada penunggangnya.
Kami akhirnya lepas dari hutan dengan susah payah. Tidak pernah terpikir untuk melihat jam brapa. Tapi gangguan masih belum mau melepas dari kami. Satu dua tangan atau kepala masih muncul dan hilang disudut mata kami.
Lalu suara burung terdengar terjelas. Kaok... Kaok.. Kaok..
Entah aku sudah kelewat terbiasa atau sudah pasrah. Aku seratus persen yakin ini pasti burung jadi-jadian lewat diatas kami burung hitam, terbang dengan pelan. Ternyata bukan burung jadi-jadian, ini burung biasa. Aku lega selega-leganya.
Aku mendengar Ayu istighfar pelan, lalu jatuh pingsan.Perasaanku kembali berantakan. Ada apa lagi ini? Sebelumnya aku juga pingsan, aku sempat melihat apa yang membuat Ayu tumbang. Dibelakang burung tadi, ada yang terbang mengikuti, sebuah kurung Batang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terror Gunung Ciremai
HorrorBuat kita atau siapa aja yg suka mendaki gunung tolong jaga etika kita harus hormat sama makhluk halus juga harus tau sopan santun, jangan sampai kejadian ini terjadi sama kita,jangan lupa untuk baca doa mengingat kepada allah dan meminta perlindung...