👑7. Raja dan Ratu👑

3.7K 544 345
                                    

Jam 7 pagi. Blackvelvet bukan berada di sekolah, namun mereka berada di Bandara. Ngapain lagi kalau bukan jemput orang tua mereka yang pulang setelah berbulan-bulan mengembara.

"Mana lagi si Bunda ini." Gumam Jean tidak sabar.

"Kangen banget lo sama Bunda?" Tanya Soya.

Jean menggeleng. "Nggak lah. Gue mau minta card. Lo tau sendiri kan cicilan mobil gue nunggak?"

Joya tertawa. "Najis."

"Kan gue bilang pake duid gue dulu." Sahut Airin.

"Nggak. Gue gak mau minjem. Gue mau minta, biar gak usah bayar." Balas Jean.

"Nanti kalau kita bangkrut, baru tau rasa dia." Seru Gira kesal.

Yerim menggeleng tidak setuju. "Kalau gitu, kita jual aset kak Jean aja, sekalian sama orang nya."

Lisa mengangguk setuju. "Biar tagihan air ringan juga."

"Jean emang bisa nya ngerepotin." Tambah Jennie.

Jean cemberut mendengar nya. "Alah giliran nanti gue beneran pergi pada nangis lagi."

"Lagian lo gak mungkin pergi juga." Sahut Dyya seraya terkekeh.

"Iyalah. Kalian pikir gue tega ninggalin kalian?" Tanya Jean.

"BUNDAAAAAAAA!" Teriak Joya bersama Lalisa.

Kedua gadis itu segera berlari menghampiri kedua orang tua nya yang membawa koper nya masing-masing. Bunda yang melihat anak nya berlari itu hanya tersenyum tipis lalu menghentikan langkah nya seraya merentangkan kedua lengan nya. Begitu juga dengan sang Ayah yang tersenyum lembut melihat anak-anak nya berjalan ke arah mereka.

Joya dan Lalisa bersamaan masuk ke pelukan Bunda dan langsung di balas dengan lembut, Airin, Jennie dan Soya memeluk sang Ayah secara bersamaan.

Gira dan Dyya mengambil alih ke-empat koper itu. Iya. Ayah bawa 2 koper dan Bunda juga gitu. Gak tau isi nya apaan. Padahal di sini nya gak akan lama.

Bunda melepas pelukan nya lalu mencium kening Joya dan Lisa. "Anak Bunda udah besar ya."

"Iya." Lisa tersenyum. "Nggak kayak kak Ai yang kecil terus."

"Apa lo bilang?!" Airin berseru. "Ayah, liat anak Ayah tuh!"

Ayah terkekeh. "Tambah cantik kok."

"Ayah jangan bohong gitu." Jennie mendelik. "Lisa nggak nambah cantik. Jangan muji hal yang gak bener gitu."

Ayah menyerit. "Bener juga. Setelah di liat lagi, Lisa nggak nambah cantik."

"Ayahhh!" Gerutu Lalisa kesal sementara yang lain hanya tertawa.

"Stt. Udah-udah." Sahut Airin.

"Kak Ai banyak marah-marah sekarang. Serem, Yah." Adu Soya dengan tawa nya.

"BUNDAA! AYAHHH! YERIM NGGAK DI SAPA! DI PELUK! DI CUEKIN TERUS AH!" Sentak Yerim seraya menghentakkan kedua kaki nya sebal.

Bunda dan Ayah terkekeh pelan kemudian merentangkan lengan nya. "Sini sayang."

Yerim tersenyum sumringah lalu berlari memeluk kedua orang tua nya bersamaan. "Yerim kangen banget."

Bunda mengecup kening Yerim. "Bunda juga."

Ayah mengusap pucuk kepala putri bungsu nya itu lembut. "Ayah bosen liat kamu."

"Ayahhh ih!" Ujar Yerim kesal.

"Gira sama Dyya gak kangen sama Ayah?" Tanya Ayah ketika melihat kedua anak nya itu hanya diam memandangi mereka dengan senyuman.

"Kangen dong." Ucap Gira lalu memeluk sang Ayah.

Girls In Luv ;blackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang