Bunda tuh paling nggak suka anak cewek nya kotor, Bunda tuh paling ngejaga anak-anak nya buat nggak keluar jalur. Kata lain nya, Bunda nggak mau Princess nya bergaul dengan rakyat nya. Agak kejam. Tapi Bunda memang begitu.
Sementara Ayah, pria yang membebaskan kemauan anak-anak nya, pria yang akan menuruti semua keinginan anak-anak nya, pria yang gak pernah mengeluh meski tidak di berikan seorang Pangeran sebagai anak nya, pria yang menjadikan Princess sebagai Queen nya di masa depan, Ayah akan selalu menjadi pendukung dan orang pertama yang akan percaya apapun yang ingin Putri-putri nya lakukan. Ayah emang begitu.
Kakek Adam? Tiang paling kuat di dalam keluarga. Yang di banggakan cucu-cucu nya meski tidak pernah terucap. Biasa nya pujian berbentuk makian yang akan di katakan blackvelvet karena gengsi.
Karena malam ini akan menjadi malam yang cukup berkesan, Bunda tidak ingin anak-anak nya terlihat biasa saja. Bunda selalu bilang kalau perempuan itu elegan ketika memakai dress dan cantik ketika bahu nya terbuka.
Blackvelvet tau, Bunda sangat suka itu. Jadi demi Bunda tersayang nya itu, mereka akan menuruti keinginan nya. Meski tidak terlalu mewah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oh iya, Bunda sebenernya gak suka anak nya pake celana. Tapi Joya, Dyya sama Gira memang sedang tidak ingin memakai dress.
"Airin! Yaampun, anak Bunda yang ini cantik banget." Bunda yang lagi duduk sampe berdiri pas ngeliat Airin jalan bareng adek-adek nya. "Sini peluk."
Akhirnya kedua nya berpelukan dan hidup bahagia. Gak. Badai nya aja belum.
"Cihh, pilih kasih." Cibir Lalisa.
Jennie mendelik. "Dasar bawang daun."
Soya terkekeh. "Bawang merah, Jen."
Jean menatap Bunda nya sinis. "Kita emang gak pernah di anggap."
"Kita kan bawang putih." Celetuk Joya.
Bunda terkekeh seraya melepas pelukan nya. "Iri bilang bos."
Yerim tertawa sarkas. "Bunda mending pulang ke Canada aja, sekalian bawa Airin nya."
"Iya, pulang. Ngerepotin orang kalau di sini." Ujar Jean culas.
"Lahh marah?" Tanya Airin heran.
Gira mendengus. "Lo pikir? Untung gue anak Ayah."
"Baperan idih." Sahut Airin lalu tertawa.
"Dyya, kamu gak mau ngomong, Sayang?" Tanya Bunda karena melihat Dyya hanya diam.
Wendyya menyerit. "Kamu siapa?"
"DIDIKAN GUE!" Seru Jennie bersama Gira seraya menepuk dada nya bangga. "MAMA BANGGA!"