ᵉᶠᶠᵒʳᵗ

1.2K 173 25
                                    

"Tobio, nggak usah cari ribut sama pemain kami bisa?" Miya Atsumu ikut nimbrung pada pertengkaran kecil yang terjadi antara Hinata dan Kageyama.

"Siapa yang cari ribut? Ngaca." Kageyama membalas dengan nada datar. Atsumu menempatkan lengan pada bahu Hinata seraya tertawa ringan.

"Masih aja demen ribut, bocah."

"Loh? Kak [F/N]?"

Netra hitam menatap hangat, senyum lebar ikut terpatri mendapati adik kelasnya masih mengenali. "Hai Hinata! Apa kabar? Sehat?"

"SEHAT!" cowok jeruk itu menjawab antusias, tatapan matanya jatuh pada perempuan yang menjadi Kakak kelas semasa sekolah. "Kakak pangling banget deh semenjak pindah ke Tokyo!"

"Hehe," cewek itu memasang cengiran kuda. "Sebenernya aku lagi sibuk juga sih, persiapan buat lanjut S2. Tapi Ryu dateng sama Kak Kiyoko, ya aku harus dateng nemenin Tobio juga dong."

"Hooo?!" Hinata tampak semangat, "Kayak Double-Date gitu ya Kak?!"

"HAHAHAHAHA! Iya-iya gitu!"

Kageyama, disisi lain, mendapati tatapan lekat dari cowok yang berdiri disamping Hinata. Atsumu memandangi [F/N] tanpa berkedip, mulutnya juga tak mengatakan apapun sama sekali.

[F/N] sedikit terperanjat saat dirasanya sebuah lengan kekar merangkul pinggul. Kageyama melemparkan tatapan remeh, "Cantik dong. Pacar siapa dulu."

Senyum miring tercetak jelas pada wajah tegas Kageyama, mendapati raut muka Atsumu yang terlihat sangat kaget. "Kau punya pacar rupanya?"

"Punya. Satu. Dari dulu."

Perempatan imajiner muncul pada pelipis Miya Atsumu, inner-thoughts bilang Kageyama sedang mengejeknya. Seakan-akan cowok itu mengatakan secara gamplang bahwa Kageyama adalah tipe cowok yang setia. Nggak kayak Atsumu yang sering gunta-ganti pacar, pula dalam kurun waktu yang sebentar.

"HmmmmppfffttthAHAHAHAHAHA!"
[F/N] tertawa lepas, mendapati sifat posesif kekasihnya yang mulai terlihat jelas. Cewek itu menutup muka dengan sebelah tangan, badannya bersembunyi pada bahu tegap Kageyama.

"Ini Miya Atsumu yang naksir sama Kak Saeko kan?"

"...eh? Kok... kenal?"

"Kak [F/N] itu kembarannya Kak Tanaka!" Cetus Hinata seraya menepuk punggung Atsumu, "Hanya saja... dia jarang kelihatan tiap kali ada turnamen semasa SMA. Sibuk ya Kak?"

"Iya, sibuk banget." Cewek itu mengibaskan tangan.

》《

"Capek?"

Kageyama Tobio melemparkan tatapan bingung pada sang pacar, "Ya. Capek."

"Tapi seru kan?"

Senyum tipis terpatri dibarengi dengusan geli. Baru mengerti apa yang [F/N] maksudkan. "Seru."

Cowok tinggi dibelakang Tobio menatap bingung, "Ini pacarmu?"

"Iya." Cowok itu menatap bangga. Ushiwaka menatap lurus, mengeluarkan aura bapak-bapak yang sangat kuat sampai [F/N] merasa sedikit terintimidasi.

Tetiba seorang bocah berlari menghampiri Tobio, menyodorkan spidol seraya memperlihatkan punggung yang dilapisi jersey. Bukan, bukan persib, arema, atau persija. Jersey Adlers.

"Bang, tandatangan dong!"

Gile ni bocah sok asik bener manggil abang.

Kageyama mengangguk seraya bergerak menggoreskan tandatangannya pasa jersey si bocah. [F/N] tersenyum tipis mendapati gestur canggung yang masih melekat pada sifat kekasihnya.

Cowok itu terbiasa denger pujian, dari dulu. Dia cuma harus berterima kasih sebagai jawaban. Nah, sekarang hal-hal kayak gitu udah bukan "sekedar pujian" yang sembarangan dilemparkan.

Kageyama Tobio punya banyak penggemar, dari semua kalangan. Bahkan anak kecil, yang kalau dulu ngeliat muka Kageyama bakal nangis gegara terlalu serem.

 Bahkan anak kecil, yang kalau dulu ngeliat muka Kageyama bakal nangis gegara terlalu serem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hinata,"

"Hah?"

Kageyama mendatangi salah satu manusia paling penting dalam hidupnya, memanfaatkan waktu istirahat yang sepertinya memang cukup singkat.

"Setelah ini... kita harus tetep main voli terus ya?"

Si cowok jeruk tampak bingung sekejap, kemudian tersenyum lebar seraya menatap antusias. "Iya! Ayo!"

"Udah main di olympic. Tetep aja yang ditunggunya Hinata." Netra hitam menatap geli, mencoba menggoda teringat dulu Kageyama sungguhan pernah adu jontos dengan Hinata.

"Ya... gimana ya...." Cowok tinggi itu tampak kebingungan, mencari kata demi kata untuk mengubah isi kepala kedalam untaian kalimat. "Hinata tuh, kayak orang yang buat aku bisa sampai di titik ini."

"Temen Klub Voli Karasuno yang lain juga sama dong, kok kamu semangatnya sama Hinata aja?"

"Itu...." kedua alisnya menukik tajam. "Ah! Susah jelasinnya!"

[F/N] tertawa keras. Mendapati sang kekasih masih belum banyak berubah dari cowok kikuk yang dulu ia kenal semasa SMA.

"Tobio, kamu keren."

Kageyama menatap bingung, "Apa sih Kak?"

Satu hal baru yang gadis itu pelajari selama mereka berpacaran, Kageyama selalu kesulitan merespon kalimat pujian. Simpelnya ia selalu salah tingkah, tapi gestur yang dikeluarkan malah seperti orang yang tersinggung dan marah.

"Serius deh," [F/N] memeluk Kageyama dari samping, "Aku seneng banget kamu bisa sampai di titik ini. Setelah semua kejadian absurd semasa SMA. Kamu akhirnya berhasil."

"I-iya kan karena bantuan Kakak juga."

"Enggak, diluar itu." Netra hitam menatap dalam-dalam. "Kamu selalu berusaha keras supaya jadi lebih baik dari sebelumnya. Selau nerima saat dapet teguran, malah seringnya nyalahin diri sendiri dan berakhir suram kalau nggak diingatkan."

"...."

"Tahu nggak, kalau lihat kamu sekarang, terus ingat-ingat dulu pas SMA dan denger cerita kamu pas SMP, aku nggak nyangka banget kamu masih orang yang sama."

"H-hah?"

"You did really good, Tobio. The effort you put is coming to the point you can reach it's  payoff."

"... Kak!"

"HAHAHAHAHAHHAHAA!"

Cowok itu memerah parah. Satu telapak mengusap muka dengan kasar. Ushijima dan Hoshiumi menatap iri. Sementara orang-orang yang hadir disana, manusia-manusia yang takdirnya pernah saling bersinggungan dengan mereka berdua, tersenyum bahagia menyadari [F/N] dan Kageyama yang berakhir bersama.

"Masa udah mau nikah masih manggil Kakak?" Ryu berteriak dari kejauhan, lengannya menggandeng Kiyoko dengan bangga.

Kageyama diam, tampak berpikir sebelum akhirnya menjawab dengan cukup lantang. "Nggak papa, bagus. Terdengar kinky."

"HEH!"

effort. | tobio Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang