"Tsukishima!" Hinata mengejar laki-laki tinggi itu seraya mengulurkan tangan, "Cepet salaman! Nanti Kak Daichi marah!"
"Hah?" Midorima blonde menatap aneh, "Gak mau. Lagian Kak Daichi marahin kalian gara-gara berantem terus, nggak nurut, nerbangin wig pak wakasek pula."
"Kak Suga, itu mereka pada ngapain sih?" [F/N] menyenggol lengan si mamah seraya menunjuk kearah remaja SMA yang bertingkah seperti anak TK.
Laki-laki cakep itu tertawa ringan, "Emang ribut mulu kok mereka. Kamu katanya mau kenalan? Gih."
"Hehe, tau aja." Tersenyum lebar seraya berjalan meninggalkan, gadis itu mendekati keempat adik kelas yang tengah bertengkar.
"Hei kalian!" Keempatnya menghentikan aktivitas seraya melempar tatap, "Kerja bagus!"
"T-terima kasih!"
"Terima kasih!"
"Terima kasih, Kak."
"Ya."
Hinata gagap, Kageyama lancar, Yamaguchi saking sopannya sampai memanggil Kakak. Lah apa-apaan titan nyasar satu ini? Tapi, meskipun tengil,
[F/N] bukan orang yang gila hormat. Jadi ia cuek-cuek saja dengan respon yang Tsukishima berikan."Kedepannya jangan berantem terus, ya? Kesian Kakak Kelas kalian, udah banyak stress. Nanti kalau kalian berantem terus mereka makin pusing."
Sedikit-banyak [F/N] dan Ryunosuke memiliki perbedaan dalam cara menyikapi suatu masalah. Yang mirip mungkin tolak ukur mental keduanya yang sama-sama kuat. Gadis itu lebih peka serta lebih jago menyampaikan perasaannya lewat kata-kata, sementara Ryu cenderung mengekspresikan perasaannya dengan tindakan.
Buktinya saja, si botak sampai datang pagi-pagi untuk berlatih bersama Kageyama dan Hinata tanpa sepengetahuan Daichi. Sebelum pertandingan hari ini tentunya. [F/N] bahkan sedikit meledek saat Ryu izin berangkat lebih pagi.
'Dihukum suruh bersiin wese ya?'
'Sembarangan!'
Kageyama tampak menatap bingung, "Maaf, sebelumnya... kau...."
"Oh, iya lupa belum kenalan." Gadis itu tertawa kecil, "Aku Tanaka [F/N], kelas XI IPS 2."
Sementara Hinata, Yamaguchi dan Tsukishima mengeluarkan ekspresi yang berbeda karena kaget perempuan ini bermarga sama dengan seorang yang mereka kenal, Kageyama menyambut uluran tangan dan meremasnya pelan. "Kageyama Tobio, Kak."
"H-hah? Tanaka?"
"Ho?"
"Wah? Adiknya Kak Tanaka?"
Gadis itu merasa sedikit kecewa saat Kageyama melepaskan genggaman tangannya, telapak kasar itu membuat [F/N] ingin menyentuh lama-lama.
"HEHEHEHEHEHE," tawa aneh mulai keluar dari orang yang memang aneh. "Adik kembar. Memang gak kelihatan ya? Iyalah. Cantikan aku."
"Gak usah ngomong yang aneh-aneh deh ya!" Protes Ryu dari kejauhan.
"Bodo amat!" [F/N] memperlihatkan jari tengah.
"Hinata boge," Kata Kageyama kasar. "Tadi Kak Kinnoshita udah ngomong mereka kembar. Gak denger sih."
"A-anu," Yamaguchi tampak ingin menanyakan sesuatu. "Apa Kak Tanaka manajer disini?"
"Heh, panggil nama depan aja." [F/N] mengibaskan tangan merasa maklum dengan gestur gusar yang dikeluarkan si adik kelas. "Bukan kok, aku sering ikut nangkring aja sama Ryu, kalau-kalau males belajar bisa ikut dispen."
Cengiran lebar lagi-lagi terpasang, Yamaguchi ber-oh ria seraya mengangguk paham. "Tapi aku
sedikit-banyak tahu juga kok tentang voli.""Heeh? Tahu apa?"
Tsukishima menatap miring, sejak awal usahanya membuat gusar Ryu banyak menemui kegagalan. Sekarang balas dendam melalui kembarannya tak apa kan?
"Tahu banyak." [F/N] mendekati Tsukishima, berdiri tepat dihadapannya. "Misal, kemampuanmu biasa saja. Payah. Modal tinggi doang."
"Ah, maaf. Kakak jadi harus mengangkat kepala ya demi ngobrol sama aku?" cowok itu tersenyum tipis.
"Gak ada sopan-sopannya ya sama Kakak kelas?!"
"Ya, maaf. Tapi kau memang pendek."
"Sial-"
"Woy, Pak Takeda ada pengumuman tuh!"
[F/N] melayangkan tatapan kesal seraya berjalan keluar, bergumam akan pulang duluan kepada kakak kembar tanpa berkata apa-apa lagi.
》《
"Si Kageyama itu," [F/N] menyalakan televisi, "Bingung banget gak sih orangnya?"Ryu menggaruk pantat, menyahut seadanya terdengar tak niat. "Hah?"
"Ish," gadis itu menggeserkan badan, memberi tempat pada Ryu untuk duduk disampingnya. "Dia tuh kasar. Tapi kayak banyak pikiran banget orangnya."
Si kakak kembar mendudukan diri, diam beberapa saat seraya memandang gadis yang dua menit lebih muda darinya dengan tatapan aneh.
"Apa?"
"KAMU SUKA SAMA KAGEYAMA?!"
"ENGGAK!"
"AHAHAHAHAHAHA!"
"Berisik babi!" [F/N] mulai kesal, "Aku kan nanya aja, lagian kelihatan tau! Masa kamu nggak ngeh?"
Butuh waktu beberapa saat sebelum Ryu menghentikan tawa, setitik air mata bahkan turun melalui pelupuk.
Kalau sampai kembarannya naksir Kageyama, cowok iseng ini nggak akan melewatkan kesempatan untuk mengerjai keduanya.
"Yah, gak salah sih." Kata Ryu pelan. "Aku denger gosip dia pas SMP emang songong banget, kamu tadi denger kan? Sampe gak ada yang nemenin, gak ada yang nerima umpannya. Gak kebayang anjir."
"Ooh? Sampe segitunya." [F/N] mendengarkan dengan seksama.
"Hooh." Cowok bonteng -botak ganteng- itu melemparkan sukro kedalam mulut, "Tapi yang aku lihat sih, dia udah banyak usaha buat berubah. Meskipun masih sering khilaf lagi, ya emang nggak gampang ngerubah kebiasaan."
[F/N] tersenyum tipis. Sifat Ryu yang satu ini memang ia sukai. Perhatian kepada orang di sekitar, tak pernah bingung jika dimintai saran. Ryunosuke Tanaka memang best senpai.
"KhhkkHokkkKkkk!"
"EH KENAPA?!"
"ITU ORANG KESELEK DITANYA KENAPA?!"
Saeko memasuki ruang tamu dengan raut kaget, disertai teriakan-teriakan heboh yang terdengar dari kediaman Tanak setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
effort. | tobio
Fiksi Penggemarwahyu setelah baca chapter 399 alias warning senyum kageyama bikin mimisan