epilog : bingkai kehidupan.

7.3K 475 266
                                    

author's note :
sebelumnya, di malam terakhir saya menulis fanfic Awhile ini, saya berterima kasih pada teman-teman semua yang dengan sabarnya menunggu update-an dan dengan sabar mengendarai roller coaster emosi pada fanfic dadakan ini, saya tidak menyangka bisa menjadi nomor 1 di lapak kakasaku.

saya juga meminta maaf pada Bapak Sasuke yang tersakiti, semoga bapak bahagia selalu.

asli kenapa jadi nulis eulogi kayak mau mati dah :") yaudah, selamat membaca.

------

Entah apa yang membuatnya menunda kepulangannya.

Sasuke terus bersinggah di satu titik ke titik lainnya, tak pernah langsung pulang ke Konoha. Sesekali ia melihat gerbang desa kampung halamannya, namun ia kembali pergi berkelana.

Di dalam hatinya masih tertimbun banyak sekali penyesalan.

Konoha mengingatkannya pada Itachi.

Ia mencoba membuang jauh-jauh rasa bersalah itu, namun tiga tahun tampak tak cukup baginya. Ia hanya menumpuk perasaan takut dan kenangan buruk. Sasuke lupa, lupa akan kenangan indah bersama kakaknya.

Teman-temannya.

Naruto, Sakura, Kakashi.

Ia telah menyakiti mereka semua.

Dan jika ia berpulang, ia takut menyakiti mereka lagi.

Terakhir kali Sasuke kembali ke Konoha adalah saat kelahiran Uzumaki Boruto. Naruto memintanya untuk menemui putranya.

Anak itu adalah replika kecil Naruto. Tertidur pulas, tenang, dan tak berdosa. Untuk sesaat hatinya terasa melembut, melihat aliran kehidupan Konohagakure yang ternyata sebegini indahnya.

Akan tetapi, saat Sasuke kembali menyusuri jalanan Konoha, kepalanya kembali dihantui oleh trauma-trauma masa kecilnya, dan dosa-dosa masa lalunya. Entah apakah Rinnegan mempengaruhinya, akan tetapi Sasuke tahu ia harus pergi lagi.

Sudah satu tahun sejak Naruto mengirim kabar tentang kelahiran putra pertama Kakashi dan Sakura. Sejak saat itu, ia selalu berniat untuk pulang.

Tapi baru hari ini Sasuke memutuskan untuk benar-benar pulang.

Sasuke menatap gulungan yang dimaksudkannya untuk diantar langsung pada Kakashi. Informasi penting soal Yamigakure yang sudah mulai dapat berdiri sendiri. Fuujiki berpapasan dengannya saat Sasuke tak sengaja berkelana melewati Yamigakure lagi. Ia meminta Sasuke untuk mengantarkan langsung gulungan itu pada Hokage.

Maka, di sinilah Sasuke, bertukar pandang dengan Izumo dan Kotetsu yang memandanginya canggung.

"Aku membawa laporan untuk Rokudaime-sama."

"Ah, ya, Sasuke." Izumo memulai, tampak lebih santai daripada Kotetsu. Ia menggesturkan kepalanya ke gerbang, mengizinkan Sasuke masuk.

Sasuke berjalan menyusuri jalanan Konoha, memandangi desa yang terlihat sedikit berbeda. Lebih ramai, lebih berwarna.

Ia menyadari banyak anak-anak kecil yang berlarian ke sana kemari. Banyak pasang mata yang menatapnya, ketakutan.

Sasuke memejamkan matanya, berusaha untuk tidak memedulikan pandangan itu.

"Ah, Sasuke-kun!"

Sasuke menangkap sosok Yamanaka Ino yang melambaikan tangan lewat jendela toko bunganya. Sasuke bahkan hampir lupa kalau keluarga Yamanaka punya toko bunga. Ino terlihat berbeda dengan rambutnya yang tergerai sangat panjang, dan juga make up yang mempercantik parasnya.

Ada yang berbeda dari Ino. Ia menggendong sesuatu, bersama seseorang.

Sasuke memicingkan mata, berusaha mengingat-ingat sosok wanita yang ada di sampingnya.

Awhile.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang