Azriel menggelengkan kepalanya melihat suasana rumah yang berantakan seperti kapal pecah. Sampah sampah bekas camilan berserakan dimana-mana, tas sekolah dan seragam yang berceceran di sofa ruang tamu.
Azriel menatap nanar kedua orang tua-nya, wanita dan pria paruh baya itu menghela nafas pasrah. Geriel dan Reline benar-benar sudah pasrah dengan kelakuan putrinya.
"Gabriella mam?," Tanya Azriel lirih
Reline mengangguk,"Dia dari tadi nungguin kamu pulang, sampe tidur gara gara kecapekan nungguin kamu."
Azriel menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya,"pasti mau bales dendam," lirih Azriel.
"Maaf Mam. Pap, gara-gara Azriel Gabriella jadi kaya gini," ia mengelus rambut adiknya yang tertidur di paha Reline.
Geriel mengangguk paham,"Papah paham kamu khawatir sama adik kamu. Tapi, untuk kali ini biarin adik kamu milih jalannya, papah percaya ko sama Gio." Kata Geriel meyakinkan.
"Iya pah kali ini Azriel restuin Ell sama Gio pacaran. Tapi Azriel janji kalo Gabriella kenapa-napa gara gara Gio, Azriel gak bakalan ampuni dia!." Ujarnya
Geriel menepuk-nepuk pundak putranya, paham akan kekhawatirannya."Kamu gak usah terlalu possesive gitu sama adik kamu." Ujar Geriel mengingatkan.
"Hmmmmh," Gabriella melenguh menggeliat tak nyaman. Reline mengelus-elus rambut putrinya agar kembali terlelap.
Namun, terlambat! Matanya sudah menangkap seseorang yang sudah ia tunggu, dengan cepat ia bangun dari tidurnya dan menatap nyalang pada seseorang dihadapannya.
"BANG AZRIELLLL SINI LOO!!!!."
*****
"Apa?" Ketus Gabriella saat memasukkan berbagai macam snack dan es krim ke dalam trolly.
Azriel memutar mata malas, ia mendorong trolly itu mengikuti Gabriella didepannya yang terus-menerus memasukkan berbagai makanan.
Azriel dan Gabriella sedang berada di minimarket yang tidak jauh dari rumahnya. Setelah Azriel berhasil membujuk susah payah adiknya agar tidak melukainya.
Untung saja kali ini adiknya luluh saat disogok dengan belanja sepuasnya, walaupun membuat kantong Azriel kebobolan karena Gabriella yang terus saja membeli berbagai camilan, setidaknya ia tak harus mati konyol gara-gara adiknya.
Masalah uang. Ah gampang! Bisa minta lagi sama Geriel yang kekayaannyaa gak akan habis sampai tujuh turunan!.
Uwahhhh!
"Bang abis ini kita kerumah Gio oke?." Ujar Gabriella sambil berjalan ke arah kasir.
"Ngapain?." Azriel berhenti sejenak
Gabriella menoleh saat merasakan Azriel berhenti,"lo harus minta maap sama Gio kalo ga gue ga bakal maapin lo bang!." Ancamnya.
"Jadi setelah Kamu belanja sebanyak ini kamu belum maafin abang dek?," Tanya Azriel sambil melirik tumpukan belanjaan didalam trolly didepannya.
Gabriella menggeleng,"No! Lo harus minta maap bang! Cepetan bayar!." Kesalnya, lalu berjalan keluar minimarket duluan.
Azriel mendengus sebal, "kalau tau begini kenapa gak langsung minta maaf aja, kan gabakalan ngabisin duit gue." Kesalnya
"BANG CEPETAN!!" teriak Gabriella dari luar minimarket.
*****
Azriel menatap jengkel pada adiknya yang terlihat salah tingkah di depan Gio.
"G-Gio ini bang Azriel mau minta maaf sama kamu." Ujarnya malu-malu.
Gio mengernyitkan dahi bingung. "Emang bang Azriel salah apa?." Tanyanya bingung.
"Tuh kan dek! Orang abang gak salah apa-apa! Ayo pulang!." Sela Azriel
"Abang diem!." Bentak Gabriella, "Abang itu udah gagalin kencan Ell sama Gio tau gak? Cepetan minta maap!." Titah Gabriella.
Azriel mendengus sebal, kenapa adiknya sangat kasar saat berbicara padanya, namun terlihat lembut dan malu-malu saat berbicara dengan Gio?
"Oh masalah itu? Gapapa lagi Ell, kita kan bisa kencan lain waktu." Ujar Gio dengan senyum manisnya.
Azriel mendelik ke arah Gio saat ia melihat Gio tersenyum manis pada adiknya,"tuh dengerin!." Celetuk Azriel.
Gabriella menatap tajam kakanya,"udah deh bang! Pokonya Ell mau abang minta maap sama Gio!." Kesalnya.
"Iya! Iya! Gue minta maaf!." Ujarnya
"Yang bener."
"Itu udah bener Ell!."
"Yang serius bang!."
"Yo gue minta maaf." Gio mengangguk mengiyakan.
"Ulangi! Yang tulus bang minta maapnya!." Titah Gabriella.
Azriel menghela nafas kesal,"Nathaniel Gio Alfaro! Saya Azriel Ardi Syahputra meminta maaf. Mohon diterima maafnya! Oke?." Ujarnya panjang lebar. Gio mengangguk sopan.
"Udah ya! Intinya gue udah minta maaf ayo pulang!." Ujar Azriel sebelum adiknya meminta nya mengulang maaf.
"Nah gitu dong bang!." Gabriella tersenyum sumringah.
"K-ka Gio kalo G-gitu Ell pulang dulu ya." Ujarnya malu-malu, yang lagi-lagi mendapat tatapan jengah dari sang kakak.
Gio mengangguk tersenyum,"gak mau masuk dulu?." Tawarnya.
"Gak usah!." Tukas Azriel.
Gabriella mendelik tak suka ke arah Azriel.
"K-kapan-kapan aja kak."
"Yaudah hati-hati." Ujar Gio mengusap pelan puncak kepala Gabriella.
Gio tidak tau tindakkan sederhananya bisa membuat Gabriella terkena serangan jantung ditempat.
Pipi Gabriella terasa panas, namun badannya terasa dingin, ia tak biasa mendapat perlakuan lembut dari seseorang terkecuali keluarganya, hatinya langsung menghangat mendapatkan perhatian kecil dari Gio.
Gabriella mengangguk tersadar lalu berlari menuju mobil yang sudah dinyalakan Azriel, jantungnya berdegup-degup hebat.
GABRIELLA SALAH TINGKAH!
*****
Lanjutin jangan? Spam vote sama komennya guyss!Follow instagram
@putridiana12__
Buat ngobrol-ngobrol bareng
See you next❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M NERVOUS
Teen FictionSerotonin, Endorfin, Dopamin, Phenylethamine, Ghrelin dan hormon-hormon kebahagiaan yang lainnya ada dalam sosok Gabriella Joey Valerie. Jeng! Jeng! Jeng! Langsung di baca aja wkwk! Males bikin sinopsis panjang-panjang, soalnya saya gak suka yang pa...