𝐅 𝐨 𝐫 𝐞 𝐯 𝐞 𝐫 ❀ 5

497 49 3
                                    

••Reader POV.

Bel lonceng pernikahan berdentang keras dgn paduan capel yang dihiasi dgn tebaran bunga Sakura dimana mana.

Musim semi sedang berlangsun disaat pernikahan Sebastian dgn mu.
"Anda cantik sekali nyonya Michaelis" ujar penata rias nya.

"Terima kasih" jawab mu riang dan membenarkan tudung putih mu.

Mahkota besar dgn Berlian merah menghiasi kepala mu yang tegap nan anggun.
Dandanan tipis membuat wajah mu tampak cantik nan manis.
Gaun model mermaid berwarna Coral membentuk pinggul mu.
Desain tata Rambut mu yang dibuat menjadi Bun memperlihatkan keanggunan mu.

Seorang pria bertuxedo hitam berdiri menantimu didepan para penonton.

Ting..ting..ting..

Bel menandakan isyarat saat nya pengantin wanita memasuki aula pernikahan.

Gaya anggun nan manis mu didampingi salah satu penata rias yang menjadi sahabat nya saat pertamakali kembali ke dunia.

"Kau sempurna.." ucap pendamping nya.

"Bibi arine terima kasih sudah membuat ku menjadi seperti ini...aku sangat menyukai nya" ucap mu dan terus melangkah kedepan menuju pasangan mu.

Kau meremas sedikit lengan bibi arine tanda gugup.
Sesampai mu disisi sebastian pembawa acara segera menanyakan janji pernikahan.

"Dgn penuh berkat,saya satukan kedua insan yang saling mencintai!...anda (L/n Y/n) bersediakah kau menjadi pendamping hidup Sebastian dalam susah maupun senang?" tanya pembawa acara dgn wibawa.

"Aku bersedia!" jawab mu.
"Kau Sebastian Michaelis,bersediakah menerima (y/n) menjadi istrimu?" tanya nya lagi.
"Aku bersedia!" jawab Sebastian senang.

"Dgn ini saya menyatakan kalian berdua resmi menjadi sepasang suami istri!" resmi pembawa acara itu.

Sebastian memasangkan cincin berwarna ruby di jari manis mu.
Kau tersnyum dan memeluk Sebastian dgn haru.

Sebastian mendekatkan wajah mu dan mencium mu lembut.

Suasana disana menjadi berwarna dan indah nampak seperti musim semi dipadukan dgn guguran bunga sakura yang indah.

"Terima kasih (y/n)" bisik Sebastian.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah acara pernikahan.

"Huft capek banget!!" ujar mu dan membanting diri dikasur.

"Kau istirahat saja dulu,sepertinya tumit mu memar..." ujar Sebastian.
"Argghh..sepatu hilz itu tingginya berapa?...benda itu menyakiti tumit ku.." ujar mu mengeluh.

Kau beranjak dari tepi ranjang dan mendekati Sebastian yang masih sibuk melepas dasi nya.

Kau membantunya melepas dasi nya dgn perlahan.
"Kau tahu...aku sangat senang bisa bersama dengan mu hingga akhir" ucap mu dan meletakan dasi Sebastian di meja.

Kau memmbantu membuka kancing baju bagian atas agar udara bisa masuk kedalam tubuh nya dan tak membuat nya gerah.

"Kau haus?...mau ku ambilkan minum?" tanya mu sembari melepas pita yang melilit pinggul mu.

"Boleh.." jawan Sebastian.

2 gelas air diletakan diatas meja dan kini gantian kau yang mengganti pakaian namu belum sempat melepas ret zip yang ada di baju mu Sebastian memojokan mu kedinding dgn tidak elit.

"Se-sebas-chan!...co-cotto matte!" ujar mu merona sembari berusaha merogoh ret Zip mu.

"se-sebas-chan na-nani go re?"tanya mu saat kedua matamu ditutup oleh tangan Sebastian.

Sebastian mendekat dan mencium lembut bibir istrinya yang masih menganga.

"Hnnh~"

Sebastian menggiring mu keranjang mu dan kembali mencium bibir mu dgn mesra.
"Apa kau tak ingin memiliki buah hati?" tanya Sebastian yang masuk kedalam mode (Ero).

"Ya..tentu saja..ta..tapi" wajah mu merona saat menjawab pertanyaan itu.

Ret Zip nya dibuka perlahan dan hanya meninggalkan tang top yang kau pakai.

"Se-sebas-chan...ma-matte!" ronta mu saat sebastian mencium pundak nya dan memberi tanda kemerah merahan.

Mungkin hari itu atau bahkan malam itu akan menjadi malam yang panjang bagi pengantin muda itu.


















End.

Frog,beach,holy shirt.
//biar sopan//
Fuck,bitch,holy shit.

Apa yang kutulis barusan WTF!!
tidakk...jempol gw ternodai gegara nulis cerita yang ero nya naudubilah.

Bar bar santuy euy.

UwU.

Adios!

a Part with Sebastian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang