Perihal Setia

328 94 294
                                    

Mau gue yang gimana? Romantis? Sorry gue nggak bisa kayak Dilan yang ngelakuin hal romantis untuk Milea. Gue cuma mau kayak bapak Habibie yang setia sama ibu Ainun sampai akhir hayatnya nanti.

Louis Revano Mahendra
______________________________________________

"Duh ini Vano kemana sih? udah jam segini belum jemput gue!" gerutu Reva menghentakkan kakinya kesal.

Sejak 30 menit yang lalu, Reva menunggu kedatangan Vano---kekasihnya. Pasalnya Vano telah berjanji akan menjemput Reva tepat pukul 06.30 WIB, sedangkan sekarang jam yang melingkar ditangan kiri Reva telah menunjukkan pukul 06.45 WIB. Itu berarti bel masuk sekolah tinggal 15 menit lagi.

Reva terus menggerutu didalam hatinya. Pagi-pagi begini sudah dibuat kesal oleh Vano. Puluhan pesan singkat telah ia kirimkan untuknya, namun tak kunjung mendapat balasan juga.

Reva :

Vanoo! Lo kemana sih?

Woyy!! Gue nungguin setengah abad ini sumpah!

Yaudahlah gue gausah sekolah aja sekalian!

Van! Beneran ini gue gasanggup lagi nungguin lo

Kumenangis hiks:(

Bodo ah, emang gapernah nepatin janji lu
....

Puluhan bahkan ratusan pesan telah ia kirimkan untuk Vano, namun tak ada satu kalimat-pun yang terbalaskan. 2 menit kemudian ponsel Reva berbunyi menampilkan sebuah notifikasi pesan dari Vano, segera saja ia baca pesan darinya.

Vano:) :

Gue kesiangan anjirr!

Gue siap-siap terus jemput lo

Gue cuci muka doang bodoamat

5 menit gue nyampe dirumah lo! Sabar bentar

Pesan darinya berhasil membuat mata Reva melotot sempurna. Reva sudah menunggunya sedari tadi, sedangkan yang ditunggu baru saja bangun tidur? Jadi selama ini dia menunggu seseorang yang masih tergeletak santai ditempat tidurnya? Jika saja kesabaran bisa ditukar dengan uang, uang saku Reva mungkin akan sedikit bertambah.

10 menit berlalu, Reva sudah tak sanggup lagi menunggu Vano. Bedak bayi yang menempel di kulit wajahnya pun pasti sudah memudar terhapus desiran angin, serta matahari yang mulai terik.

Merasa kesal, Reva berjalan dan membuka gerbang rumahnya, hendak meminta sopirnya untuk mengantarkan ke sekolah. Daripada menunggu Vano, bisa-bisa dirinya terkena hukuman karena telat datang ke sekolah.

Tinn

Suara klakson motor itu membuat Reva kembali memutar badannya ke belakang. Dilihatnya Vano yang sedang melepas helmnya, lalu menyengir menampilkan deretan giginya yang rapi.

"Ehee lama ya sorry," ucap Vano mengangkat jari telunjuk serta jari tengahnya membentuk huruf 'V'

Vano yang sedang duduk di atas motor dengan hoodie berwarna biru-putih yang tampak cocok dikenakannya. Ditambah tampilan rambutnya yang acak-acakan membuat hati Reva meleleh dibuatnya.

'astaga pacar gue cogan bener. Nggak kuat adek nggak kuat bang!' batinnya. Oke ini memang terlalu lebay!

"Cepet banget si astagaa! Sampek gue tinggal umroh aja bisa loh tadi!" sindir Reva terang-terangan sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

MUNGKIN NANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang