"Perasaan aneh macam apa ini?"
—Zhang Xiao Lin—
🌻
Xiao Lin hanya bisa pasrah saat Renjun datang ke rumahnya dan memaksa gadis itu agar ikut bersamanya ke rumah sakit guna memeriksa luka-luka akibat kecelakaan tempo hari.
Sebenarnya lukanya sudah membaik. Tapi Renjun bersikeras tetap ingin membawanya ke rumah sakit. Apa boleh buat selain menurut? Lagi pula Xiao Lin telah berjanji akan menerima uluran tangan Renjun untuk mengurusi luka-lukanya sampai sembuh.
Xiao Lin merasa suatu hal yang aneh saat ia menginjakkan kaki di rumah sakit. Seperti ada perasaan yang memaksa mengingat tapi ia tidak bisa. Jadi gadis itu hanya diam termenung dengan pikirannya sendiri.
"Nama kamu dipanggil Linlin," kata Renjun sambil mengguncang pelan lengan Xiao Lin. Gadis itu sudah 2kali dipanggil perawat agar masuk ke ruang pemeriksaan, tapi dia malah sibuk melamun.
"Kamu kenapa?" tanya Renjun khawatir karena Xiao Lin hanya diam saja.
Perlahan gadis itu meremat pelan ujung kemeja yang dipakai Renjun sebagai outer itu "Temenin ke dalem."
Renjun mencoba menahan tawanya melihat ekspresi Xiao Lin yang terlihat sekali antara gugup dan takut.
Dengan senyum pria Zhang itu mengangguk pelan. Dan pergi masuk ke ruang pemeriksaan untuk menemani Xiao Lin.
🌻
"Jadi lukanya gimana dokter?" tanya Renjun setelah Dokter selesai memeriksa Xiao Lin.
"Lukanya sudah mulai mengering dan tidak ada yang infeksi. Tulangnya kakinya juga dalam keadaan baik, tidak ada yang bergeser ataupun retak. Hanya keseleo biasa, dalam sepekanpun akan segera pulih asalkan Nona Zhang jangan terlalu melakukan aktivitas yang berat." Jelas dokter panjang lebar, dengan seksama Renjun menyimaknya.
"Saya akan memberikan resep obat yang harus rutin diminum." kata Dokter kemudian.
"Tuh kan udah aku bilang lukanya gapapa." ucap Xiao Lin lesu.
"Tapi kamu dengerkan kalau kamu gaboleh cape dan harus minum obat teratur?" kata Renjun. Jika begini dia sudah seperti....
"Pacar kamu pasti khawatir. Wajarlah," Dokter tersenyum simpul melihat interaksi antara Xiao Lin dan Renjun.
Renjun dan Xiao Lin benar-benar kaget mendengar ucapan Dokter. Mereka gelagapan.
"Bu-bukan Dokter, kita gak pacaran." Renjun menengguk ludahnya kasar.
"Gemasnya. Kalian masih malu-malu yah? Jarang sekali di zaman sekarang anak muda malu-malu mengenai hubungan asmaranya."
"Ta-tapi Dok—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Love || LHC🌻HRJ
Fiksi Penggemar"Aku tidak mengerti kenapa kau sangat benci, keras, dan kasar padaku. Tapi aku yakin, sekeras apapun sebuah batu, jika ditetesi air terus menerus maka batu itu lama kelamaan akan berlubang dan pecah. Terimalah ketulusanku, Lee Donghyuk. Kumohon" -Zh...