Sepuluh menit berlalu sejak bel masuk berbunyi. Namun, keadaan kelas masih porak-poranda. Kursi-kursi bergeser dari tempatnya, beberapa murid duduk di lantai membuat grup gosip, sementara sebagian kecil lainnya membawa novel atau mendengarkan musik.
Meski begitu, mereka sepakat untuk tidak mengeluarkan suara keras, tentu saja agar guru lain mengira kelas itu sedang melakukan kegiatan belajar mengajar. Padahal sudah sepuluh menit tak ada satu pun sosok pengajar datang.
Rain, Vera dan Nina dengan raut wajah yang serius sedang duduk di lantai bersama Dirga, Gavin dan Satria bermain tebak-tebakan di ponselnya Gavin. Mereka sudah berteman baik dari SMP.
Abimanyu Dirgantara, Atau kerap yang disapa Dirga. Memiliki wajah yang lumayan ganteng membuat Dirga selalu menggoda para murid perempuan. Cowok yang memiliki mulut yang sangat pedas, kalian pasti akan kalah jika beradu mulut dengan Dirga. Dirga hanya memiliki setengah kewarasan jadi, jangan heran jika dia selalu membuat orang naik darah. Cowok ini blasteran Javanese-Betawinese. Dirga memiliki hobi yaitu bermain tik tok bersama Gavin.
Gavin Giantama, Atau kerap yang disapa Gavin. Gavin memiliki kulit sawo matang, tinggi dan berisi. Gavin dan Dirga seperti titisan kakek lampir mereka selalu satu hati dan satu pemikiran tak heran jika seluruh warga sekolah mencap nya kembar yang ternistakan. Jika Dirga memiliki mulut yang sangat pedas Gavin memiliki mata yang sangat tajam seperti elang kelaparan ingin memangsa siapa saja yang dia lihat. Aww, dede takut bang.
Satria Bimasakti, Atau kerap yang disapa Bima. Cowok ini yang paling waras diantara mereka bertiga. Bima sangat dikenal seluruh warga sekolah karena tidak hanya memiliki paras yang ganteng dia juga memiliki otak yang cemerlang. Semua murid perempuan ingin mendekatinya tetapi mereka sudah menyerah sebelum berperang karena Bima sudah berpacaran dengan Sarah Farasya–ketua osis SMA Gardapati.
Sarah Farasya, Atau kerap yang di sapa Rasya. Gadis cantik dengan segudang prestasi yang dapat meluluhkan hati Satria yang sangat dingin dan tak tersentuh.
"Ihh susah banget sih tebak-tebakkannya," keluh Nina dengan suara pelan.
"Gue ke kamar mandi dulu," ujar Rain beranjak dari duduknya.
"Mau dianterin gak?" tanya Vera.
"Gak usah kalian lanjut main aja," ujar Rain membuat Vera menganggukan kepalanya.
Sebelum ke kamar mandi Rain meminta izin ke ketua kelas yang bernama Agam.
"Gam gue izin ke kamar mandi," ujar Rain.
"Mau ditemenin gak?" tanya Agam.
"Heh modus aja lo Gam," ujar Siva yang sedang berada di samping Agam.
"Bercanda Rain," ujar Agam dengan menunjukan jari tengah dan jari telunjuknya kemudian Rain melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.
Kelas Rain ada di pojokan dekat dengan tikungan. Ketika Rain berjalan ke arah kanan bu Loli datang bersama sesorang baru muncul dari tikungan.
Dari dalam kelas Agam dapat melihat bu Loli sedang berjalan menuju kelasnya dengan seseorang.
"Woy ada bu Loli," teriak Agam yang membuat para murid kembali ketempatnya masing-masing.
Pintu kelas tiba-tiba terbuka. Para murid serempak membeku.
"Selamat pagi anak-anak, maaf ibu terlambat," ujar bu Loli selaku wali kelas 12 Bahasa 1.
"Pagi buu," ujar para murid nyaris bersamaan.
Vera, Nina, Dirga, Gavin dan Bima tidak menjawab sapaan bu Loli mereka seperti sedang mengingat-ingat seseorang yang berada di samping bu Loli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Langit bertemu Hujan [ON GOING]
Teen FictionLangit dipertemukan dengan Hujan yang selama ini dia cari. Namun, pertemuan itulah yang membuat Langit merasa bahagia dan sakit di waktu bersamaan, merasa yakin dan ragu dalam satu hela nafas, merasa senang sekaligus cemas secara serempak. Apakah in...