𝐑𝐀 。MALAM MINGGU KELABU

910 154 123
                                    

[ava ngetik bagian ini sambil dengerin lagu di atas hehe. boleh di play kalau memang mau dengerin]



.


sepertinya tidak cukup kejadian sial tadi pagi yang menimpa si adyaksa sampai-sampai siang tadi saat semua kelas pagi selesai, pacarnya itu menghampirinya ke kantin dan memutuskan untuk berjalan masing-masing mengakhiri tiga tahun yang mereka lalui bersama-sama

bukan gimana tapi tiga tahun itu bukan waktu yang singkat, yang singkat itu cara memutuskannya.

jae yang sampai dirumah pukul lima belas tadi sampai saat matahari berganti tugas saja masih betah menatap langit-langit kamarnya, menghela napas panjang, berguling ke kanan maupun ke kiri memutari kasurnya

"jae," panggil bundanya yang baru saja membuka pintu kamar.

"mbok gek pakpung kono to, opo maem maem"

"sek, dilit." itu terus jawabannya kalau bunda jena masuk ke kamar.

merasa ada yang aneh dengan putranya akhirnya bunda jena menghampiri jae yang cuma bolak-balik ngehela napas panjang dengan tatapan kosong

"kenapa sih? cerita dong sama bunda kalau ada masalah jangan dipendam sindiri gak bagus, yuk gibah!" bujuk bunda jena duduk di sisi ranjang  sambil merapihkan surai jae.

jae bangun dari posisi tidurnya lalu berjalan menuju kamar mandi, di depan pintu kamar mandi jae sempat berhenti dan berbalik menatap sang bunda

"jae abis diputisin sama jamie." katanya singkat lalu masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya.

bunda jena melangkahkan kakinya ke depan pintu kamar mandi, lalu mengetuknya. "anak bunda yang ganteng jangan banyak-banyak galau ah, lagi pula kalau kalian putus kan bukan akhir dari semuanya mungkin nanti bakal ada orang baru yang lebih baik dari jammie buat jae kan? bunda tunggu di bawah ya, kita makan bareng bunda beliin sate nih!"

"oke." jawab jae dari dalam.

lagi mandi aja jae masih galau berkelanjutan sampai sampai lupa melepas kaosnya, dengan pandangan kosong jae berdiri di bawah shower membiarkan air mengalir membasahi pakaian dan tubuhnya. tiba-tiba ada suara yang terlintas di pikirannya

"woi, airnya matiin kalo gak dipakai sayang lagi krisis juga."

"bodo amat, mau krisis kek karcis kek apa kek pokoknya gue galau!"

jae menyelesaikan kegiatan bersih dirinya lalu memakai setelan tidurnya dan menyusul bundanya di bawah untuk makan malam bersama.

"bri, mandi dulu sana ngapain sih duduk di luar terus?"

tanya mama riana yang memperhatikan anaknya itu sedari pulang sekolah tadi sore cuma duduk di teras sembari menikmati segelas kopi dan bermain game di ponsel

"brian nungguin paket dateng, ma.." jawab brian.

"nanti juga mas paketnya manggil, sana cepet mandi dulu ah jorok!"

"ehehe siap mamaku!"

"oh iya, brian mau bilang sesuatu. maaf tadi brian gak anter mas jae sampai kampusnya abis dia bawel hehe.."

"HEH! BRIAN ULI PRADANA?! AKHLAK OBSO?!"

brian menutup pintu rumahnya keras sampai terdengar bunyi 'BLAM' sampai-sampai jae yang baru keluar rumah saja kaget.

"MINTA MAAF HEH! BRIAN!!"

jae yang mendudukan diri di teras rumahnya sambil memandangi langit malam tidak sama sekali menghiraukan tetangganya itu masih larut dalam pikirannya

𝘁𝗲𝘁𝗮𝗻𝗴𝗴𝗮 𝗺𝗮𝘀𝗮 𝗴𝗶𝘁𝘂「 JAEHYUNGPARKIAN 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang