...
..
.
"Aku titip Noona, ya, Hyung."
Setelah berucap demikian lalu disambut kekehan Yejin dan kekasihnya, Gichan langsung menutup pintu mobil. Ia menatap mobil berwarna abu-abu gelap yang dikendarai kekasih Yejin perlahan bergerak menjauh. Setelah mobil itu menghilang di tikungan, Gichan langsung melangkahkan kakinya. Dia cukup senang karena malam ini dimulai dengan tumpangan gratis.
Ia mengulurkan tangan dan sedikit menarik lengan bajunya untuk melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah hampir pukul tujuh malam. Waktu yang pas untuk mengisi perut dengan makan malam hangat. Beruntung tadi tak terlalu banyak kerjaan dan ia bisa pulang tepat waktu tanpa lembur.
Mengikuti keinginan membuncah untuk makan di kedai favoritnya, Gichan pun nekat datang ke sini walau sendiri. Ia tak masalah jika tak dapat diskon karena tak datang dengan pasangan. Ya, mau bagaimana lagi? Ibunya tak mau, para anggota tim penggosip juga tak mau. Ia sudah kepalang tanggung mengidamkan makanan favoritnya ... dan ia tak mau terus menerus diteror oleh kimchi berkaki manusia di dalam mimpi.
Langkahnya yang ringan diiringi wajah ceria. Rangkaian bunga ucapan selamat ulang tahun untuk kedai pun terlihat, berjejer sekitar lima atau enam, Gichan tak terlalu menghitung dengan detail. Yang ada di pikirannya hanyalah makan, makan, dan makan.
Dengan semangat berlebih ia membuka pintu masuk restoran, padahal dari dalam juga ada petugas penjaga pintu. Tak lama kemudian sapaan pelayan sampai ke telinganya. "Selamat malam, untuk berapa orang?"
Namun, perhatian Gichan bukan pada si pelayan. Ia seperti kaget melihat sosok yang tengah duduk di meja dekat pintu masuk. Sosok itu pun tengah menatapnya. Otomatis Gichan tersenyum—lebih tepatnya tertawa kecil. "Itu temanku," kata Gichan pada pelayan.
Pelayan melepas kepergian Gichan dengan senyuman dan tubuh sedikit membungkuk untuk mempersilakan.
Karena melihat mata sosok itu juga memperhatikannya, Gichan lantas melambaikan tangan kanan—kelewat ceria. Begitu sampai di mejanya ia lantas menyapa sosok itu. "Halo, Tuan Kimbab!"
Ya, sosok itu adalah Tuan Kimbab, alias Euisoo.
"Oh, silakan, Tuan." Pelayan yang kebetulan sedang berada di meja Euisoo lantas menggeser kursi untuk Gichan duduki.
Ia melihat sebentar ke arah Euisoo, memastikan apa boleh duduk bersama atau tidak. Senyuman kembali melebar setelah melihat gestur kepala Euisoo yang mengedik seolah juga menyuruh Gichan duduk.
Dengan senang hati Gichan duduk. Sekali lagi ia melambaikan tangan pada Euisoo. "Hai," sapanya ringan.
"Butuh bantuan untuk memilih makanan spesial atau mau lihat-lihat sendiri, Tuan?" Sang pelayan bertanya sambil menyodorkan buku menu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where your eyes linger (SooChan)― More Than Words
FanfictionBertemu tanpa sengaja di bandara, Gichan dan Euisoo memulai takdir untuk pelan-pelan menjalin rasa secara sederhana dan hangat. =========== ! BxB ! Slice of life, slow paced story ! Where Your Eyes Linger actor ! Very slow up. Sorry T____T ! Inspir...