5: Diskon

324 67 59
                                    

...

..

.

Gichan melirik ponselnya yang bergetar. Satu pesan berisi tawaran diskon dari kedai makanan yang biasa ia datangi saat makan siang mengintip dari deret notifikasi. Dengan cepat ia membuka pesan itu. Setelah membaca isi pesan, senyuman lebar terpajang nyata di wajahnya. Siapa yang tak suka diskon? Jelas Gichan senang jika ada tawaran diskon seperti ini.

"Noona, ada tawaran diskon makanan 45%!"

Dengan wajah semringah Gichan memamerkan ponselnya pada Bora yang duduk bersebelahan dengannya. Noona yang satu itu sudah pasti heboh jika sudah ada kata diskon dan makanan. Bisa bayangkan, kan, bagaimana antusiasnya Bora jika dua kata itu bertemu? Mata Bora melebar, bibirnya pun membulat terkesiap, dan kepalanya menoleh secara belebihan hingga rambutnya terkibas.

"Coba kau cek syarat dan ketentuannya. Lumayan, diskon 45%!"

 Lumayan, diskon 45%!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gichan tersenyum. Ia senang karena Bora sama antusias dengan dirinya. Gichan memencet tautan media sosial yang dituliskan di pesan tawaran diskon barusan. Begitu media sosialnya terbuka, ia langsung membaca syarat dan ketentuan diskon itu dengan perlahan.

Rasa antusiasnya semakin memuncak ketika membaca kalau diskon 45% berlaku untuk semua jenis makanan tanpa terkecuali. Wah, membayangkannya saja Gichan sudah kalap. Tempat makan ini memang salah satu favoritnya. Semua menu di sana hanya memiliki dua jenis rasa; enak dan sangat enak. Jadi jelas saja dia sangat amat bahagia ketika mendapatkan pesan berisi tawaran diskon besar.

Namun rasa antusiasnya luntur dengan cepat. Tentu saja syarat dan ketentuan yang tertulis di sana menjadi penyebabnya. Ia meletakkan ponselnya dengan asal di atas meja sampai menimbulkan bunyi bantingan. Setelah itu ia mendesah pajang.

"Tak bisa buat makan siang rupanya."

Keluhan Gichan barusan membuat Bora otomatis mencebikkan bibirnya sambil memutar bola mata. "Sudah kukira. Mana mungkin semudah itu mereka menawarkan diskon besar-besaran." Bora pun menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali menatap cermin kecil yang ia pegangi. Dia memang sedang mengecek riasan wajahnya tadi.

Gichan ikut mencebik. Tangannya terulur untuk mengambil ponselnya lalu membaca lagi syarat dan ketentuan yang terpajang di sana. Rupanya diskon hanya berlaku di jumat malam, dari pukul tujuh sampai pukul sembilan, dan hanya berlaku untuk yang datang dua orang.

Dua orang. Sebenarnya kalau mau curang, bisa saja ia dan tim penggosip mengakali dengan datang berpasangan. Tapi kalau sudah Jumat malam, tim penggosip biasanya lebih memilih kencan dengan pasangan masing-masing. Gichan yakin tak ada yang mau menemaninya makan malam.

"Noona, kau tak mau makan malam denganku Jumat ini?"

Gichan bicara pada Bora dengan mata mengerjap dan wajah memelas. Ia kangen dengan makanan di tempat itu. Kimchinya enak dan japchaenya juga juara. Jelas ia tak akan melewatkan kesempatan ini.

Where your eyes linger (SooChan)― More Than WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang