4: Mr. Kimbab x Mr. Yogurt

378 70 68
                                    

...

..

.



Pukul setengah delapan malam.

Semua undangan pindah berdiri di teras lantai atap. Pak Bos dengan manisnya berdiri di panggung kecil. Dengan lagak akan memberikan sambutan untuk acara perusahaan.

Kekasih Pak Bos dengan manis ikut berdiri di dekat panggung bersama dengan Gichan dan teman-teman tim penggosip Pak Bos: tim sekretariat ditambah tim driver. Yejin tak ada di situ. Ia kebagian lanjut mengurus kembang api. Rupanya Pak Bos masih sensitif dengan Yejin, sedikit. Penyebabnya tentu saja perkara lima senti tadi. Dan sebagai tameng, Gichan ketimpuan mengurus kekasih Pak Bos.

"Untuk malam yang spesial ini, tentu saja semua menjadi semakin indah karena dia ..." Pak Bos tersenyum manis ke arah kekasihnya, "... semestaku." Tangan Pak Bos menjulur untuk membentuk hati dengan jari telunjuk dan jempolnya.

Kekasih Pak Bos sampai tertunduk malu dengan kekehan yang membuat wajahnya semakin cantik. Sungguh Gichan merasakan gelitik di perutnya. Bukan karena iri. Tapi karena geli hati dengan tingkah berlebihan Pak Bos. Gichan yakin tim penggosip Pak Bos juga sama geli dengan dirinya.

"Wahai semestaku, kemarilah. Temani aku di panggung agung ini." Tangan Pak Bos melambai. Sorakan heboh para undangan mengiringi langkah kekasih Pak Bos yang ditemani oleh Gichan untuk menuju panggung kecil.

Pak Bos menyambut kekasihnya dengan senyuman lebar. Ini hampir mirip serah terima pengantin di prosesi pernikahan kalau dipikir. Pak Bos menuntun kekasihnya untuk ikut berdiri di tengah panggung. Tepat di detik itu juga lampu menjadi temaram. Pak Bos berlutut.

Wajah kekasih Pak Bos tetap cantik bahkan ketika dia kebingungan.

Pak Bos tersenyum. Ia puas ketika kekasihnya terpaku dengan senyuman cantik dan binar menanti-nanti di matanya. Tak ada satupun yang melepas perhatian dari panggung. Semua undangan juga seperti menanti langkah berikutnya.

Setelah dirasa tepat, Pak Bos mengambil kotak cincin dari saku jasnya. Mata kekasih Pak Bos membesar. Senyumannya lebar dengan deret gigi terpampang nyata dan ... tetap cantik.

"Kaulah semestaku, dan akulah semestamu. Bersediakah kau untuk menciptakan semesta indah baru bersamaku? Hanya kau dan aku, berdua selamanya sampai warna putih memenuhi kepala kita yang cemerlang ini."

Gila! Gichan dan tim penggosip resmi terkekeh. Untungnya Pak Bos tak sadar karena terlalu sibuk dengan 'semestanya'. Mereka sampai saling sikut—mengingatkan agar menahan tawa.

Dan ketika kekasih Pak Bos mengangguk, Pak Bos berteriak girang. Hal itu membuat kaget. Namun tak hanya itu, deret letupan kembang api menghiasi lantai atap.

Pemandangan menjadi indah. Pak Bos memeluk kekasihnya dengan latar kembang api di belakangnya.

Gichan ikut bahagia. Walau Pak Bos gila, Pak Bos sebenarnya orang yang baik. Dan semua tim penggosip setuju akan itu.

"Gichan-ah, aku mau dilamar seperti itu."

Yejin tiba-tiba muncul dan langsung menggelayut di tangan Gichan. Gichan sampai terkekeh karena melihat Yejin yang penuh dengan tatapan bahagia ketika melihat Pak Bos dan kekasihnya. "Noona, kau bilang ini berlebihan. Kenapa sekarang kau jadi ingin?"

Yejin mencubit perut Gichan. Tatapan kesal ia lemparkan. "Hei, apa aku tak boleh berharap?"

Gichan mengaduh namun tertawa. "Ya ... ya ... nanti aku sampaikan ke pacarmu, ya!"

Yejin dengan wajah bahagia mengangguk. Gichan sampai tertawa lagi melihat noonanya bahagia. Jujur, Gichan juga merasa semua ini indah. Percikan cahaya kembang api seperti mewakili buncahan perasaan Pak Bos dan para undangan yang juga ikut bahagia.

Where your eyes linger (SooChan)― More Than WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang