2. Siapa?

26 10 4
                                    

Huft. Lelahnya bergelut dengan soal ujian mendadak memang selalu membuat kepala pusing dan perut lapar, seakan cacing sedang mengadakan konser dangdut di dalam perut.

Calianda dan Alisa memutuskan ke kantin untuk mengisi energi yang terkuras penuh karena ujian dadakan tadi.

Mereka berdua berjalan melewati setiap koridor kelas menuju kantin.

Sesampainya disana mereka membagi tugas ,Calianda yang mencari tempat duduk untuk mereka lalu Alisa yang memesan pesanan mereka berdua.

" Ca, gue nitip batagor sama es teh manis ya nanti masalah tempat makan gue yang booking  buat kita ", ucap Calianda dengan wajah ditekuk karena merasa lapar, ya begitulah sedang butuh energi.

" Oke deh ", Alisa berjalan ke setiap penjual kantin untuk memesan makanan mereka.

Sedangkan Calianda yaaa, dia duduk di salah satu kursi kosong sambil memainkan ponsel nya dengan posisi malas.

" Lemes banget nih... ".

" ... ", tak ada jawaban.

" Hello... Ada yang ngomong loh ini kok dicuekin ".

" ... ", tak ada jawaban lagi.

Mulai geram Haiden menggoncang tubuh Calianda dari belakang.

" Apa? ", ucap Calianda dengan lemas.
Tak puas dengan itu saja, Haiden memiliki ide jahil.

" Eheeheheheheee.... ", batin Haiden.
Menyiapkan posisi dalam hitungan 1...
2...3...

" CALIANDA HORMAT GRAK!!! ", teriak Haiden menyita pengunjung kantin dan tukang jualannya.

Calianda sontak kaget dan berdiri dengan berposisi hormat layaknya tentara, seketika dia sadar seperti ada yang aneh. Dia melihat sekeliling dengan posisi hormat dan wajah penuh tanya lalu sadar bahwa dia sedang di kantin, lalu mata nya tertuju pada orang yang sedang menahan tawa.

" Gak usah di tahan entar luh kentut ", dengan ekspresi datar lalu Calianda duduk kembali.

" BUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA ", Haiden memegang perut nya sambil tertawa.

" Beginilah kalau pentongan dikasih nyawa ", sambil tangan menengadah ke samping Haiden.

Haiden terus tertawa sampai akhirnya dia duduk di sebelah Calianda.

" Hahaha, luh si gue panggilin gak nyaut - nyaut gak ada pilihan lain selain gue teriak ".

" Ha-ha-ha, ketawa ajah terus sampe mampus ", ucap Calianda dengan wajah malas.

" Lagian tadi luh kenapa sih...kesambet setan budeg? ".

" Sembarangan luh ", tangan Calianda memukul bahu Haiden dengan kencang.

" Hahaha ".

" Lagian juga tadi gue tuh gak denger karena ___ ".

" Eh li, nih pesenan luh ", Alisa datang dengan pesanan nya dan Calianda.

" Owww thank you ca ", Calianda lantas memakan pesanan nya dengan lahap.

" Iya, pelan-pelan kali makannya gue tau luh laper ", Alisa duduk lalu mulai mengambil sesuap nasi goreng yang dia pesan.

" Nah itu tau ", Calianda senyum sambil terus menguyah makanannya.

" Makanan buat gue mana? ".

" Pesen sendiri gak usah manja ", Jawab Calianda dan Alisa dengan kompak.

" Jahat banget ", Haiden menekuk wajahnya.

Tak terima di perlakukan seperti itu Haiden spontan mengambil makanan dan minuman Calianda  sampai tak tersisa lalu dia pergi begitu saja.

Be with you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang