Prolog

68 19 5
                                    

Gadis itu merapal sesuatu agar dia tidak lagi bertemu orang super menyebalkan dalam hidupnya, namun Tuhan seperti tidak membiarkan gadis itu untuk berbahagia kali ini karena gadis itu kini harus ikut dengan lelaki yang super menyebalkan dalam hidupnya ke cafe dekat mall.

Slurrp.

Jempol besar itu menyentuh dan menghapus wheep cream yang ada di bibir mungil itu dengan lembut.

" Cewek itu kan gak punya kumis tapi kayaknya luh bakal jadi cewek pertama yang punya kumis wheep cream tebel ".

Kekehan terpatri di bibir lelaki itu seperti biasa dan seperti biasa juga, reaksinya luar biasa saat gadis itu menatap nya dengan mata menyipit sinis.

" Cowok itu biasanya bisa ngomong aja dulu kalo ada sesuatu di muka cewek baru bertindak bukannya asal aja ngelap bibir  orang sembarangan pake jempol babon tukang typo. Gak sopan ".

Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada lalu mengalihkan pandangan  dari lelaki itu ke arah jendela cafe.

" Alah bocil sok bijak ya, serah gue donk jempol juga jempol gue ngapa sewot ".

Gadis itu kembali menatap lelaki yang di hadapannya dengan senyum miring dan masih mempertahankan sikap awal dengan  melipat kedua tangannya di depan dada.

" Bibir juga bibir gue kenapa luh sembarangan tanpa izin nyentuh bibir gue pake jempol babon luh, dasar om pedo ".

Gadis itu mendesis lalu mengedarkan pandangannya ke area cafe. Indah dan nyaman tapi hancur dengan keadaan sekarang yang menyebalkan.

" Ohhh luh mau gue jadi om pedo ya bocil. Hihihi ".

Tawa nya penuh kengerian yang membuat gadis itu lantas mengangkat bahu acuh tak acuh.

" Oy, diem aja sih gak seru nih ".

" Bodo ".

" Ish ngambek nih yee ".

" Udah selesai belum sih gue sibuk nih ".

" Eleh sok sibuk amat sih bocil, emang sibuk ngapain sih bocil hah main boneka berbie? ".

" Kepo banget sih, dan gak usah manggil gue bocil, gue gak pendek ", ujar gadis itu tak terima.

" Kan luh emang pendek bagi gue, nih segini nih ", ucap lelaki itu sambil memperlihatkan jari telunjuk dan jempolnya yang saling berhadapan seakan berkata " sekecil semut ", sambil terkekeh.

" Kalau luh ngeledek lagi gue pulang ", ucap gadis itu akhirnya dengan kesal.

" Iya sana pulang ", ucap lelaki itu.

" Oke bye gue pulang nih ", gadis itu bersiap untuk pulang, tapi tangannya tertahan.

" Eits... Tapi luh bayar semuanya ", ucap lelaki itu tersenyum.

" Eh tapikan tadi luh bilang mau ke cafe, jadi gue kira luh yang bayar ", gadis itu terlihat agak takut karena dia tidak membawa uang lebih sedangkan makanan dan minuman di cafe itu sangat mahal.

" Kata siapa gue yang bayar?, Hehehe jadi gimana mau tetep pulang atau tunggu gue sampai selesai? ", tanya lelaki itu beruntun dengan terkekeh.

" Gue mau tetep pulang ", jawab gadis itu dengan tatapan kesal.

" Berarti luh yang bayar semuanya ", ucap lelaki itu dengan senyum meledek. Gadis itu berpikir sejenak, lalu... saatnya dimulai..

" KOK KAMU GITU SIH, KATANYA KAMU MAU TRAKTIR AKU TAPI KENAPA AKU YANG BAYAR ", teriak gadis itu sambil berwajah memelas untuk melancarkan aktingnya.

Be with you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang