/01

21 2 0
                                    

Vote comment

~~~

"PUTUS?...tapi kenapa?"

Tarik nafas, buang. Tatapannya kembali menajam untuk kedua kalinya kala teriakan Cia mulai menggema keseluruh area kelas.

Sementara itu, gadis yang dimaksud hanya terkekeh sejenak sebelum akhirnya mendudukkan dirinya kebanggu.

"Ceritain dong" ucap Cia memelas.

Gadis itu enggan menjawab tapi mulutnya tidak bisa dia tahan untuk menceritakan keluh kesahnya berpacaran dengan cowok yang gak populer-populer amat tapi dikenal nakal seantero sekolah.

"Lo taukan gue bucin banget ama diam...", Cia mengangguk menyetujuinya, "...dianya yang gak bucin"

Cia berdecih kesal tak mengerti, "Maksud lo?"

"Ya gitu deh. Dia minta putus karena dia ngerasa gak enak aja buat gue yang notabenenya anak baik-baik. Tapi, gue ngerasa kalo dia minta putus karena gue ngebosenin, iya gak sih?"

"Ra, lo cantik...tapi kok bego banget sumpah"

Yah, it's me

I win, you lose - Ara.

•...•

Usia 18 tahun 10 bulan. Menjadi siswa senior semester akhir disalah satu sekolah ternama didaerahnya.

Aradelya Kim.

Gadis blasteran Indo-Korea ini menjadi salah satu yang paling sering disebut-sebut namanya dikalangan adek kelas bahkan teman seangkatan.

Cantik, sudah pasti.

Ara bukan salah satu jenis kentang. Jadi, wajar saja ia disukai oleh beberapa cowok disekolahnya.

Tipe gadis ramah, murah senyum, baik tapi itu hanya totalitas saja. Dia tidak suka diceritai apalagi dijelek-jelekkan makanya berlagak baik, tapi tetap saja bagi Ara gibah itu kebutuhan.

Begitulah. Dikenal baik oleh orang yang sekedar tahu namanya tapi bagi teman dekatnya Ara semacam setan.

"Guys, ada bahan gibah gak nih?"

Teman dekatnya sudah tahu itu.

Beri jeda untuk yang satu ini, gadis itu hanya dikenal oleh siswa disekolahnya saja. Ia bukan seleb yang dikenal banyak orang. Jarang keluar rumah, teman dekat hanya dua orang, hobi bermalas-malasan menjadikannya susah dikenali oleh siswa sekolah lain.

Tapi, dibalik kesempurnaannya ada satu kekurangan. Stupid

Ia memiliki kemahiran dalam ilmu pengetahuan tapi sangat bodoh untuk memahami situasi.

Ara baik, belum tentu temannya dekatnya baik. Cewek seperti Cia tidak bisa dibilang baik, polos atau apapun itu.

Setiap malam ia lebih memilih untuk keclub dibanding mengikuti les privat  yang sudah ayahnya bayar mahal-mahal.

Alasannya, "gurunya cakep banget sih, kan gue gak fokus"

Membuat Cia mau tidak mau lari dari kegiatan belajar yang membosankan. Pikirnya lebih baik jika ia pergi meminum cocktail buatan seseorang yang jauh lebih tampan dibanding guru lesnya.

PhiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang