Ayah yang marah

858 98 16
                                    

*note : cerita ini hanya fiksi semata, cukup benci karakternya di cerita ini saja, tapi tidak dengan visualisasinya di dunia nyata*



"Om Tata, om Tata tau gak? Satria sekarang udah bisa jalan loh om, walaupun masih dipegangi bunda atau pun ayah"

"Oh ya?"

"Hu'um" balas Sinar sambil menganggukkan kepalanya dengan semangat.

Seperti itu lah kegiatan Tata setelah adiknya Sinar lahir, mendengar celotehan Sinar tentang pertumbuhan adiknya dan dengan penuh antusias ia membalasnya.

Tata menyayangi Sinar seperti seorang ayah pada anak perempuannya, walaupun ia belum menikah dan memiliki seorang anak tapi baginya Sinar adalah putri kecilnya yang wajib ia jaga dan ia bahagiakan.

●●●

"Om Tata gak mau mampir dulu ngeliat Satria?" tanya Sinar namun dibalas gelengan kepala oleh Tata.

"Om Tata nya masih ada kerjaan sayang, kapan-kapan aja deh om mampir ya Sinar"

"Hmm ya udah deh om, hati-hati dijalan ya om" kata Sinar sambil melambaikan tangan ke arah mobil Tata yang sudah melaju pergi.

●●●

"Bunda sayang Sinar pulang"

"Bundaaa"

"Bun..."

"Shuttt, kamu bisa diam gak? Satria baru aja tidur jadi kamu gak usah berisik!" tegas Wira sambil menatap tajam Sinar.

"Maaf ayah, bbun...bunda kk..kemana yah?" tanya Sinar takut-takut.

"Bunda istirahat dikamar, dari tadi Satria rewel buat bunda capek dan kamu pulang-pulang teriak-teriak gak jelas? kamu gak kasian sama bunda?" kata Wira dengan sedikit meninggikan suara menandakan marah.

"Mm...maaf yy...yah Ss...sinar gg...gak tt..tau"

Setelah memarahi Sinar bukannya suasana menjadi lebih baik malah membuat sang putranya terbangun dan menangis keras membuat emosinya kembali memuncak kepada Sinar.

"KAMU INI KERJANYA CUMA BISA NYUSAHIN AJA, APA KAMU GAK BISA NGEBUAT DIRI KAMU LEBIH BERGUNA DISINI HA?" Bentak Wira yang kini emosinya sudah di ubun ubun membuat Sinar kembali menangis ketakutan.

"mm...maaf ayah" lirih Sinar pelan.

Wira menghiraukan perkataan Sinar dan lebih memilih menyusul Rein yang masih dikamar menenangkan bayi mereka.

●●●

"Hai Juna" sapa Sinar yang kebetulan melihat Juna kearahnya.

"Hai Sinar, baru pulang?"

"Hu'um"

"Oh ya kamu mau kemana Jun?"

"Oh iya ini mau kerumah kamu mau nganterin oleh oleh dari papa" sentak Juna sambil menunjukkan paper bag yang berisi berbagai macam barang.

"Wah ada oleh-oleh dari om Septa, dari mana nih?" Tanya Sinar senang.

"Yee emang ini oleh-olehnya buat kamu?
Dari tadi aku disini loh, masa' kamu gak liat? Apa jangan-jangan saking gantengnya aku kamu gak bisa liat?" ledek Juna.

"Ih bukan kamunya, tapi oleh-olehnya Juna" kesal Sinar.

"Hahaha, papa aku kan baru aja pulang dari luar kota"

"Oh gitu, papa kamu pasti orang sibuk ya?"

"Hmm gitu deh, aku gak ngerti urusan orang dewasa hehe"

My Ice Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang