Dimension Of Eternity

=3=

◌⑅●♡⋆♡••••••••••♡⋆♡●⑅◌

"Miaw.."

"Kucing siapa ini?" Tanya Ara pada dirinya sendiri.

"Miaww miaww" Kucing itu langsung melompat ke pangkuan Ara.

"Hei! Apa yang kau lakukan!" Pekik Ara.

Ceklek

"Nona Arabella anda sudah sadar?"

Terlihat gadis yang tampak lebih muda darinya mematung diambang pintu dengan raut terkejut. Ara hanya memandangnya dengan bingung.

'Siapa dia?'

"Nona apa anda sudah merasa baikan? Ah benar, aku harus memanggil kakek anda."

Gadis itu langsung pergi meninggalkan Ara yang masih kebingungan.

"Kakek siapa? Bukankah kakek dan nenekku tinggal di Paris?" Ara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Miaww"

Kucing putih yang ada dipangkuan Ara menatapnya memiringkan kepala.

"Kenapa aku merasa kucing ini sedikit berbeda dengan kucing lainnya?"

Ara mengangkat kucing itu didepan wajahnya sambil meneliti setiap inci tubuh si kucing.

"Arabella...."

Mendengar seseorang memanggilnya Ara menoleh kearah sumber suara. Dia mendapati Pria tua yang tampak masih gagah dengan garis-garis ketampanannya saat masih muda tersimpan awet diwajahnya. Pria tua itu mulai melangkah mendekatinya.

"Arabella, apa kau merasa sakit dimanapun?"

Pria tua itu meraih wajah Ara dengan hati-hati sambil bertanya dengan lembut.

Ara hanya memandang pria tua itu dalam diam. Berbagai pertanyaan muncul dipikirannya berkaitan dimana dirinya? Siapa pria tua ini? Bagaimana mereka mengetahui namanya sedangkan dirinya tidak mengenal mereka? Dan masih banyak lagi.

"Terra cepat panggil dokter!"
Perintah pria tua itu dengan panik kepada wanita muda yang pertama dilihatnya saat membuka mata tadi.

"Baik tuan besar" Ucap gadis itu sebelum pergi dengan tergesa.

"Arabella, tunggu sebentar dokter akan segera datang"

Pria tua itu memandang Ara dengan khawatir. Tangan yang mulai sedikit keriput milik pria tua itu sedari tadi menggenggam tangan Ara.

Ara tetap menatap pria yang dipanggil tuan besar itu dalam diam dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Arabella?"

Pria tua itu sadar sedari tadi Ara hanya memandanginya tanpa menjawab satupun pertanyaanya.

"Tuan besar, dokter sudah tiba"

Pria tua itu mengalihkan pandangannya dari wajah Ara.

"Cepat, suruh dia masuk!"