ENAM

15 7 0
                                    

Rayna duduk di samping niki yang tengah asik dengan ponsel nya, ia melihat jam yang menunjukkan sekitar lima belas menit lagi untuk bel masuk akan berbunyi.

Ia memutuskan untuk keperpustakaan dari pada dirinya harus berdiam diri di kelas.

Perpustakaan terlihat lebih sepi dsri biasanya mengingat saat ini masih terlalu pagi untuk para murid datang ke perpustakaan.

Rayna berjalan ke rak di manah dirinya menyimpan buku yang biasa di baca nya dan setelah mendapat buku yang di inginkan nya ia berjalan ke meja yg berada dari rak itu.

Dirinya membuka lembara demi lembar buku itu berharap ia akan menemukan suatu balasan yang pernah di tulisnya dalam secarik kertas.

Seulas senyum terlihat di wajahnya ketika ia menemukan sebuah kertas kecil berwarna coklat dan benar saja tulisan di kertas itu adalah balasan dari tulisan nya beberapa hari yang lalu.

"Mengapa seseorang selalu menganggap itu adalah takdir atas segala sesuatu hal buruk yang terjadi pada nya, bisa jadi ini ujian yang harus li lewati"

Rayna tertegun membaca tulisan itu, ia seperti baru saja di bangunkan dari tidur panjang, yang membuat dirinya tidak sadar dan tidak peduli akan segala sesuatu yang menimpa nya hingga membuat dirinya menyerah begitu saja.

"Apa yang harus gue lakuin?"

Tulis rayna di balik kertas itu kemdian kembali menyelipkan kertas itu di lembaran buku itu.

Rayna kembali menyimpan buku itu rak, berharap siapapun yang membalas tulisan nya orang itu akan kembali membalas nya.

Ia memutuskan untuk kembali ke kelas karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi, tapi langkanya terhenti ketika seorang guru pengawas memanggil nya.

"Ada apa bu?"

"Ibu mau minta tolong kembalikan biola di ruang seni" ucap guru pengawas.

Rayna mengangguk pelan dan mengambil biola itu dari tangan guru pengawas itu, kemudian dirinya segerah berjalan ke arah ruang seni.

Ia terdiam beberapa saat di depan ruang seni ketika ingatan nya kembali memutar adegan di manah dirinya mendapatkan kejutan dari Bara di ruangan itu.

Dengan satu tarikan nafas ia membuka ruang seni itu dan berjalan masuk untuk meletakkan biola yang di pegang nya, namun langkanya terhenti ketika diri nya mendengar sebuah piano yang di main kan dengan sangat indah.

Tanpa Rayna sadari ia melangka mendekati sosok itu yang saat ini tengah memaikan piano itu.

Ia mengamati sosok itu yang tengah larut dalam permainan nya, bahkan dia tidak menyadari kehadiran Rayna saat ini.

Mendengar permainan cowok itu yang begitu sempurnah membuat Rayna teringat akan sosok yang selalu memainkan piano untuk nya dan pertama kali nya lagi setelah sekian lama ia melihat permainan seperti itu namun yang memainkan nya bukanlah Askar.

Ia kembali teringat di manah dirinya benar-benar merasa kehilangan atas kepergian Askara.

"Ada perlu apa lo kesinih?" Tanya Gara

Mendengar pertanyaan Gara membuat Rayna kembali tersadar akan kenangan yang sulit untuk di lupakan nya, dirinya baru menyadari kalau Gara sudah menyelesaikan permainan nya dan kini berdiri tepat di hadapan nya.

"Gue pengen balikin biola ini"

"Mengembalikan biola atau menikati permainan piano gue" ucap Gara

Merasa tersinggung dengan perkaraan Gara membuat Rayna buru-buru berbalik untuk segerah menyimpan piano itu di tempat nya.

Setelah menyimpan biola itu ia segerah mempercepat langkanya untuk keluar dari ruang seni itu, namun langka nya terhenti ketika Gara menahan pergelangan tangan nya.

SincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang