DUA

49 9 1
                                    

Rayna melangka sempoyongan memasuki kamarnya yang terasa begitu hampa begitupin dengan perasaan nya saat ini yang terasa begitu mati rasa.

Dengan pelan ia melangka menuju balkon kamarnya yang menghadap ke arah kamar aska, seulas senyum muncul ketika dirinya mengingat betapa konyol nya ia dan aska dulu dan senyuman itu kini digantikan dengan air mata yang tidak dapat ditahan nya.

"Sekarang gue benar-benar sendiri" lirih rayna.

Di tempat lain empat cowok tengah duduk santai di salah satu halama belakang rumah mereka. Inilah yang biasa mereka lakukan ketika sedang berada di rumah bara, namun saat ini ada yang berbeda sebab bara dan gara sedari tadi hanya sibuk dengan fikiran mereka masing-masing.

Setelah berfikir keras bara segerah berdiri dari duduknya sehingga membuatnya menadapatkan tatapan bertanya dari tiga orang di hadapannya.

"Mau kemana lo?" Tanya rio

"Gue ada urusan bentar" jawab bara kemudian mengambil kunci motor gio

"Gue pinjam bentar motor lo" ucap bara.

Dengan kecepatan penuh bara menjalan motor gio menuju sebuh kompleks yang mungkin dirinya akan mendapatkan sedikit jawaban atas pertanyaan yang sedari tadi bersemayam di fikirannya.

Dan benar saja saat ini dirinya tengah berada di hadapan rumah rayna, ia menghentikan langkanya untuk berjalan mendekati pagar rumah ketika tatapannya menangkap sosok yang sedari tadi berkeliaran di kepalanya.

Selama beberapa menit bara hanya diam memperhatikan rayna yang terlihat begitu rapuh.

Bara tersenyum simpul ketika mendapatkan sebuh ide dan dengan cepat ia berjalan menuju tempat sampah untuk mencari sebuah kertas.

Setelah semua apa yang ada difikirannya telah ia tulis, dirinya membungkus batu menggunakan kertas yang telah dirinya tulisi, dan tanpa berfikir panjang ia melepar batu itu ke balkon kamar rayna.

Rayna yang mendapatkan lemparan batu itu terlihat bingung di tengah kesedihannya dan dengan malas ia membuka kertas itu.
Rayna mengerutkan keningnya ketika mendapatkan tulisan di kertas itu

" gue kasi lo kesempatan terakhir buat sedih sebelum gua bikin lo bahagia"

Ia mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan apa yang di tulis di kertas itu, dirinya memutuskan melihat kebawah dan mendapati bara tengah tersenyum padanya kemudian kembali menghidupkan motornya dan pergi.

Rayna masih tidak mengerti maksud dari cowok itu, namun ia tidak akan membuang-buang waktu memikirkan cowok tidak jelas itu. sebab detik berikutnya air matanya kembali menetes ketika membayangkan perjuangan aska melawan sakit yang dideritanya.

Dirinya kembali memutar perekam suara itu, dulu suara itu selalu dapat menyemangatinya dan apa apakah saat ini suara itu masih mampu menyemangati dirinya yang benar-benar hancur.

*****

Setelah memarkir mobilnya rayna di kagetkan dengan salah seorang tukang sapu yang tiba-tiba berada di belakang nya.

"Ada apa pak?"

Tanya Rayna setelah berhasil mengontrol keterkejutan nya, bukan nya menjawab pertanyaan nya bapak itu justru hanya memberikan sebuah umlop berwarna biru muda.

SincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang