Chicago, Amerika Serikat.
Seorang gadis tengah membereskan pakaiannya dari dalam lemari, kemudian dimasukan kedalam sebuah koper besar. Besok ia akan meninggalkan kota kelahirannya, Chicago. Memang terasa berat harus meninggalkan kota besar sejuta cerita ini, namun ia tidak bisa menolak keputusan orang tua dan kakak laki-lakinya.
Terdengar suara ponsel berdering, menandakan seseorang tengah meneleponnya. Ia meninggalkan pakaiannya yang masih berserakan dilantai dan berjalan menuju meja rias, ia langsung menggeser ikon telepon dilayar ponselnya.
"Apa apa?" tanyanya.
"Anna, tomorrow I will pick you up at the airport" ucap seorang pria diseberang telepon.
Gadis yang kerap disapa Anna itu hanya mendehem mendengar penuturan seorang pria yang kini tengah meneleponnya.
Tidak mendengar jawaban dari sang penelepon, Anna berkata dengan nada sedihnya, "Kak, papa sama mama belum pulang".
"Mereka pulang nanti malam, tadi papa meneleponku".
"Kenapa mereka meneleponmu? Seharusnya mereka meneleponku".
"Jangan mempermasalahkan yang tidak penting, besok kakak jemput. Ya sudah sana, kakak mau pergi".
Tanpa menunggu jawaban Anna, kakak laki-lakinya itu menutup telepon secara sepihak. Anna melihat layar ponselnya dan berdecak kesal.
Anna kembali berjalan mendekati kopernya yang sudah hampir terisi penuh dengan pakaiannya, ia kembali memasukan pakaiannya kedalam koper, hingga koper itu terisi penuh.
Setelah selesai membereskan pakaiannya, ia meletakkan kopernya di samping pintu kamarnya. Lalu ia berjalan mendekati kasur king size yang sudah menemani tidurnya selama 20 tahun dan merebahkan tubuhnya. Rasanya ia tidak mau pergi dari rumahnya saat ini, namun keadaan memaksanya untuk pergi. Orangtuanya yang sibuk dengan pekerjaan, yang membuat mereka berdua jarang pulang ke rumah dan kakak satu-satunya berada jauh di Asia.
Setelah pertimbangan yang cukup panjang, akhirnya ayah dan ibunya memutuskan untuk Anna pindah ke rumah kakak laki-lakinya yang saat ini tinggal di Korea Selatan. Keputusan itu disetujui oleh kakak laki-lakinya.
"Anna!".
Terdengar seseorang memanggil namanya, ia hanya menatap pintu kamarnya. Dengan hitungan detik, pintu terbuka dan tampaklah seorang gadis tengah berdiri dengan kedua tangannya yang menenteng kantong plastik berukuran sedang. Gadis itu berjalan mendekati Anna, lalu duduk di tepi kasur.
"Kenapa kau tidak menjawabku?" tanyanya.
Anna mendelik, "Tidak perlu aku jawab, karena tanpa aku jawab kau pasti akan menerobos masuk ke kamarku".
Gadis itu hanya tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya. Anna melihat kantong plastik yang sahabatnya bawa, "Al, kau membawa apa?".
Alberta Judith, gadis cantik nan ramping yang berusia 20 tahun. Alberta dan Anna sudah bersahabat sejak mereka SMP.
"Seperti biasa, makanan".
Setelah itu Anna memakan makanan yang dibawa sahabatnya itu, mereka berdua berbincang tentang kehidupan Anna selanjutnya di Seoul nanti dan membicarakan hal yang random, seperti membicarakan perihal sekolah dulu dan hal yang menarik lainnya.
At night...
Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 7 malam dan kini mereka berdua tengah menonton film di layar televisi.
"Ini sudah malam, sepertinya aku harus pulang" ucap Alberta beranjak dari kasur dan menyambar tas selempang nya di atas nakas.
Anna mengangguk, "Baiklah, hati-hati".
"Maafkan aku, besok tidak bisa mengantarmu ke bandara" lirih Alberta.
"No problem, besok papa dan mama yang mengantarku ke bandara".
Alberta tersenyum dan dibalas senyuman oleh Anna, mereka saling melambaikan tangan. Setelah Alberta menghilang dibalik pintu, ia beranjak dari kasur lalu membersihkan bekas makanan yang berserakan di lantai dan dimasukan kedalam kantong plastik yang berukuran besar.
Setelah selesai, ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sekitar 10 menit, Anna keluar dengan handuk yang melilit tubuhnya yang basah. Ia berjalan ke lemari yang dimana pakaiannya ditinggal disini untuk berjaga-jaga jika ia pulang ke Chicago. Ia mengenakan celana pendek dan tengtop, karena jika tidur ia hanya mengenakan pakaian yang menurutnya simple.
Kemudian ia berjalan mengambil kantong plastik yang berisi sampah, lalu ia berjalan ke dapur yang berada lantai dasar rumahnya dan membuangnya ke tempat sampah.
"Sepi".
Kata itu keluar dari mulut Anna, ia melihat sekeliling rumahnya yang cukup luas. Sepi, itulah keadaan rumah ini. Sudah jelas jika kedua orangtuanya belum kunjung pulang. Anna berjalan menuju kulkas dan mengambil sekotak susu lalu menuangkannya ke dalam gelas. Kemudian ia berjalan ke ruang keluarga, duduk di sofa dan menyalakan televisi.
Dua jam berlalu, susu yang ia minum sudah habis dan jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Anna menoleh ke arah pintu utama, masih tertutup rapat. Ia berpikir orangtuanya tidak akan pulang dan tidak akan mengantarnya ke bandara besok.
Namun pikirannya itu tertepis jauh karena terdengar suara langkah kaki yang menuju ke arahnya. Ia menoleh, ternyata orangtuanya.
Anna berlari menuju kedua orangtuanya dan memeluk mereka berdua, "Aku kira kalian tidak akan pulang".
"Kenapa berpikiran seperti itu? Tentunya kami akan pulang" ucap ibunya seraya mengelus lembut rambut putrinya itu.
••••
Kini Anna tengah menunggu keberangkatan pesawat yang akan mengantarnya ke negeri gingseng, Korea Selatan. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan kakaknya, ia merindukan kakak laki-lakinya itu. Namun di sisi lain, ia merasa sedih karena akan meninggalkan kota kelahirannya, temannya, dan orangtuanya.
"Jika sudah sampai, hubungi kami" ucap ayah Anna yang dibalas dengan anggukan oleh putrinya itu.
Ibu Anna memeluk putri kesayangannya itu, "Disana, kau jangan merepotkan kakakmu. Jika ada apa-apa hubungi kami segera, okay?".
Anna kembali menganggukan kepalanya.
Terdengar pemberitahuan yang menggema di seluruh penjuru bandara jika pesawat yang akan ditumpangi Anna akan segera berangkat. Mendengar itu Anna berpamitan kepada kedua orangtuanya, lalu berjalan dengan menggerek koper yang berisi pakaian dan barang-barang lainnya.
Setelah di dalam pesawat Anna duduk dengan menyenderkan tubuhnya di kursi. Perjalanan dari Chicago menuju Seoul memakan waktu kurang lebih 14 jam. Ia menghabiskan waktu didalam pesawat dengan mendengarkan musik, makan, dan tentunya tidur.
••••
×
×
×
❌ DON'T COPY PASTE ❌🥀Konten halu! Jika tidak suka, diharapkan untuk tidak membaca cerita ini!.
여러분 안녕하세요!!
Ini sebenarnya bukan cerita pertama yang aku buat di wattpad, semoga kalian suka dengan cerita ini.
Cerita ini teruntuk kalian bucin Taeyong, termasuk aku haha.
Update? Aku g janji bakal update kapan, tapi akan aku usahakan selalu update cepet.
Happy Reading!Suci Lusiana Putri
Jum'at, 10 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
With You | LTY
Fanfiction"Pacar idaman? Tentu, Lee Taeyong!" -Anna. ⚠️ Konten halu! Jika tidak suka, diharapkan untuk tidak membaca cerita ini!. ©ltyana