🌧kamu, katanya

23 0 0
                                    

Bandung, 29 November 2019

Javier

Kalau ada yang nanya mantan gue ada berapa, jawabannya adalah nggak tahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau ada yang nanya mantan gue ada berapa, jawabannya adalah nggak tahu.

Lo pikir mantan itu utang yang harus lo hitung?

Apa untungnya buat lo kalau lo punya mantan banyak terus lo itung? Jadi duit juga nggak akan tuh mantan lo.

Kesannya gue benci banget gitu ya sama mantan, padahal ya memang.

Tenang, gue bukan orang yang dulu disakiti sama mantan terus sekarang gue jadi dendam untuk nyakitin semua cewe, ngapain banget? Ngerepotin hidup gue, ya kan?

Tapi nggak tahu kenapa, gue suka aja melatih skill pencarian cewe gue.

Seneng aja gitu setiap ada cewe yang salah tingkah setiap gue liatin-kecuali Tasya, gue nggak ngerti kenapa orang itu selalu nggak peduli dengan tatapan gue setiap gue menatap wajahnya.

Lalu hubungannya dengan gue nggak mau balik ke mantan apa?

Jadi gini, kalau lo udah bisa menaklukan satu cewe di masa lalu dan berakhir jadi pacar lo, terus saat ini lo balik lagi ke orang itu, berati lo melakukan sesuatu yang memang sudah bisa lo lakukan, dulu.

Buat apa lo ulang lagi?

Sekarang gue tanya, emang kalau lo udah lulus SMA lo mau kalau disuruh ulang lagi? Walaupun lo yakin lo bisa ngelakuin itu, tapi emang lo mau ngerjain UN lagi? Ngelewatin Ujian Praktik lagi? Nggak, kan?

Tapi disinilah gue sekarang, Suis Butcher di Jalan Riau bersama dengan Mega-maba FIKOM yang sejak seminggu yang lalu berada di gandengan gue.

Saat gue tidak pernah lagi mengingat mantan gue yang lain, tapi entah kenapa kalimat "oh dia ternyata masih suka makan Baby beef back ribs" tanpa gue sadar terucap di dalam hati saat melihat dia dihadapan seorang temannya-gue lupa siapa.

Dari posisi gue duduk sekarang, gue melihat sepiring steak dengan kentang tumbuk di sampingnya yang tidak usah gue tanyakan lagi itu apa, Baby beef back ribs-makanan kesukannya sejak masih menjadi pacar gue.

Hanna Aisha Afsheen-shit bahkan gue masih mengingat namanya dengan jelas, duduk terpisah dua kursi dari tempat duduk gue sekarang.

Hanna benar-benar masih dia yang gue kenal.

Hanna yang selalu akan menyelesaikan semua potongan back ribs-nya sebelum memasukannya ke dalam mulut satu-persatu.

Hanna yang akan selalu memalingkan wajah ke arah lain saat dia tertawa, padahal gue udah sering bilang ke dia-dulu, kalau ketawa dia itu lucu.

Matanya yang entah kenapa-walau dia keturunan Arab, terlihat kecil dan tipis akan menghilang saat dia tertawa.

Hanna yang akan selalu lama mengunyah makanannya, dan itu bikin gue selalu misuh-misuh, karena dia nggak akan ngomong saat nguyah.

Hanna dengan semua sisi kesempurnaan yang dia punya.

"Besok aku ada makrab fakultas gitu kak" suara Mega yang duduk di hadapan gue membuat gue sedikit tersentak dan mengembalikan gue ke alam sadar setelah-mungkin, 10 menit gue bengong.

Sepiring Strawberry Pannacota dihadapannya hanya tersentuh sedikit, "dimana acaranya?" Gue mencoba kembali ke posisi gue sekarang.

Mega terlihat sedikit berpikir, "aku lupa sih nama tempatnya apa, cuma di villa gitu" gue menganggukan kepala tanpa berniat bertanya lebih lanjut.

Mega meraih tangan kiri gue, "mau anterin aku nggak?" Gue baru sadar kalau sejak awal gue berniat mendekati Mega, cewe ini lebih agresif daripada keliatannya.

Tangan kanan gue membungkus kedua tangannya yang ada di atas tangan kiri gue, "liat besok ya, aku ada rapat himpunan" gue tersenyum sedikit, rapat himpunan apaan, gue aja kumpul sama anak himpunan jarang banget.

Gue beranjak dari posisi gue, dengan alasan "aku mau ke kamar mandi ya", gue berjalan ke arah tempat duduk Hanna sekarang, "Loh, Hanna?" gue melihat tatapan beberapa pengunjung beralih ke arah gue sebentar, sebelum akhirnya kembali melanjutkan aktifitasnya.

Teman cewe Hanna terlihat bengong, sebentar ngelihat ke arah gue lalu ke arah Hanna, lalu ke arah gue lagi, "Javi? Hai"

Suaranya masih lembut.

"Hai. Lo sehat?" gue masih berdiri disampingnya.

"Sehat. Kamu juga sehat ya keliatannya" mata gue sedikit membulat, kamu katanya.

Di dalam kamar mandi, gue masih sedikit berpikir.

Panggilan kamu dari Hanna yang pernah membuat gue senyaman itu kembali terdengar.

Gue cupu banget, tapi man.

Kamu, katanya.

Sumpah, gue beneran gila.









"kamu juga sehat ya keliatannya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kamu juga sehat ya keliatannya"

Say hello to Hanna Aisha Afsheen-Javier's ex kesekian dari sekian.

PETRICHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang