🌧starbuck jalan riau

26 0 0
                                    

Bandung, 9 Januari 2019

Tasya

Kali ini bukan Starbuck Jalan Riau yang jadi pilihan gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kali ini bukan Starbuck Jalan Riau yang jadi pilihan gue.

Tapi Starbuck yang ada di sebelah toko kerudung terkenal di daerah Jalan Dipatiukur.

Kenapa selalu Starbuck?

Gue sendiri nggak tahu alasannya apa, berasa Dimas ada di deket gue aja rasanya kalau duduk di depan Java Chip Frappuccino gini.

Kenapa bukan Starbuck Jalan Riau yang gue datengin kali ini?

Pertama, karena nggak ada Dimas.

Aneh aja rasanya kalau gue pergi ke tempat yang selalu didatengin bareng, tapi saat lo kesana lagi, lo sendirian.

Kedua, gue memang tidak berencana untuk mengajak siapapun-selain Dimas, untuk duduk di kursi deket tulisan 'EXIT' di Starbuck Jalan Riau.

Seharusnya gue duduk di kelas Pengantar Ekonomi Politik siang ini.

Tapi sejak bangun sekitar jam 10 tadi, gue memang tidak berniat pergi ke kampus.

Peduli amat absen gue yang bolong-bolong, gue cuma mau lakuin apa yang gue mau.

Ingatan gue kembali ke tanggal sembilan Januari lima tahun lalu.

Gue berlari dari gerbang rumah Dimas sambil terus membenarkan bait lagu yang gue hapalkan sejak dari kelas Bahasa Inggris siang tadi.

Mother, how are you today?

Here is a note from your daughter

With me everything is ok

Mother, how are you today?

"Ma?" gue membuka pintu dengan kasar, mencari mama yang biasanya akan selalu ada di ruang tengah.

Terkadang sedang menonton.

Hari esoknya lagi terlihat sedang membaca majalah.

Kemudian ada hari dimana dia terlihat sedang duduk berdua dengan papa.

Tapi hari itu, tidak ada mama yang sedang di ruang tengah.

Yang ada hanya mama yang turun dari tangga dengan tangan yang kesulitan mengangkat koper besar.

"Mama mau kemana?" saat itu gue masih terlalu bodoh untuk mengerti situasi yang gue alami tapi gue cukup untuk mengerti kalau semua sedang tidak baik-baik saja.

Mukanya yang memerah.

Matanya yang sembab.

Gue ingat jelas sampai sekarang.

Mama berhasil sampai di ujung tangga, menggeret kopernya sampai menghapus jarak di antara kami, tangannya menyentuh pipi gue, "baik-baik sama papa ya, jangan nakal"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PETRICHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang