🌧still many other woman you should try

37 1 0
                                        

21 Desember 2018

Javier

Javier

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah hampir satu semester jadi mahasiswa, gue sadar satu hal. 

Jadi mahasiswa menurut gue bukan sesuatu yang membanggakan-karena memang hidup gue ya begini-begini aja. 

Nggak ada Javier yang jadi suka mengkritisi undang-undang, nggak ada Javier yang jadi suka menyuarakan pendapatnya di depan gedung DPR-kalau sekedar berdiri paling belakang sambil minum es jeruk yang nggak ada rasanya sih masih okelah. 

Tapi kalau buat jadi mahasiswa yang kata orang-orang adalah ujung tombaknya masyarakat, gue up dulu. 

Masih banyak yang perlu gue urus, bor.

"Lo brengsek! Ngapain tadi malem gue nemenin lo kalau lo masih jalan sama cewek lain?" sebuah tamparan mendarat di pipi kanan gue, gue yang sudah terbiasa cuma bisa mengusap pipi kanan gue yang malang itu.

Gue dan seorang cewek baru-Dinda namanya, sedang berada di sebuah gerai Gio Mio Gelato saat Fisca datang dan nampar gue tiba-tiba, "gue nggak ada maksa lo buat dateng loh tadi malem?" gue tersenyum miring, mbak-mbak yang sedang memasukan beberapa sendok eskrim di depan gue pun menatap heran ke arah kami bertiga.

Fisca cuma bisa menatap gue tidak percaya, "wah! Emang bener-bener gila ya lo" dia berjalan mendekat ke arah Dinda, sebelum mebisikkan sesuatu di telinganya yang tidak bisa gue dengar. Setelah memberikan tatapan mematikannya ke arah gue-sekali lagi, dia berjalan dengan suara heels yang terdengar kesal.

"Sorry ya, emang tante-tante suka aneh aja kelakuannya" gue memberikan 1 cup gelato kepada Dinda yang saat itu masih terlihat shock.

"Dia mantan kamu ya?" setelah memasukan satu sendok gelato kedalam mulutnya barulah Dinda bersuara, "bukan kok, temen doang. Dia nemenin aku nugas tadi malem" terkadang gue merasa kalau bakat acting gue tidak boleh disia-siakan, jadi daripada gue jadi artis dan malah ribet mending gue pakai untuk hal mendesak kayak gini aja. "Oh aku kira mantan kamu" untungnya, Dinda kembali tersenyum dan memasukan 1 sendok gelato ke dalam mulut gue.

"Jav, tadi gue disamperin Fisca di depan gedung fakultas gue" main Ps adalah salah satu dari sekian banyak candu di dunia ini, gue kadang pengen ketemu sama Ken Kutaragi dan bilang makasih sama dia karena udah melahirkan playstation, berkat dia hidup gue sedikit berguna. "Ngapain dia nyamperin lo?" dengan tangan yang masih sibuk dengan stik Ps, gue melirik sebentar ke arah Tasya yang lagi tiduran di atas kasur, "dia nanya soal cewek yang lo bawa ke Paskal waktu itu" kenapa perempuan sekarang suka banget sama toxic relationship yang udah jelas-jelas bikin mereka sakit hati-padahal yang buat sakit hati kebanyak gue tapi yaudah, harusnya kalau cowoknya udah bilang nggak suka ya berhenti aja, toh percuma juga mereka maksa-maksa buat balik, kebanyakan cowok enek sama modelan perempuan yang kayak gitu.

"Biarin ajalah, kalau dia nanya lagi nggak usah lo ladenin" pada akhirnya gue akan selalu mencari lagi perempuan yang menurut gue akan cocok. Balik ke masa lalu adalah hal yang nggak akan pernah gue coba, menurut gue seseorang dari masa lalu itu nggak usah lo tarik lagi ke kehidupan lo yang sekarang, lo dan dia berakhir karena memang udah nggak cocok satu sama lain, nggak ada alasan untuk kalian mengulang lagi kesalahan di masa lalu. Still many other woman you should try, dude.

"Kapan sih lo bakal berhenti kayak gini?" Tasya tiba-tiba bangkit dari posisi rebahannya dan beralih menatap gue dari samping, gue yang merasa raut wajah Tasya berubah serius kemudian berhenti dari kegiatan main Ps dan melihat ke arah Tasya, "It's sounds like, gue nanya lo kapan berhenti suka sama Dimas"

"Bangsat" satu bantal di atas kasur gue melayang tepat mengenai kepala gue.








"Lo harus hati-hati sama Javi, he has a great dicks" setelah bisikan Fisca itu, Dinda sadar kalau Javier adalah orang yang harus dia hindari mulai sekarang.









"Lo harus hati-hati sama Javi, he has a great dicks" setelah bisikan Fisca itu, Dinda sadar kalau Javier adalah orang yang harus dia hindari mulai sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya mohon maaf, gimana cewek-cewek mau ngelepas Javi, anaknya emang se-gemesin itu kalau di atas kasur, hehe.

PETRICHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang