Corona

41 10 0
                                    

"Dunia sudah semakin tua dan manusia kini semakin banyak. Teknologi semakin maju, mengakibatkan persentase kematian tidak sebanyak berabad-abad lalu.

Mereka harus dikurangi, apalagi tidak sedikit manusia-manusia tidak berguna dan terampil. Keegoisan memenuhi hati mereka.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu ada cara untuk memusnahkan manusia tanpa mereka sadari. Tahun ini merupakan tahun yang sungguh indah bagi mereka. Tahun genap, yang sangat tepat seperti permainanku terdahulu.

Setiap abad, akan ada satu permainan yang diciptakan oleh mereka-mereka yang senasib denganmu. Sekarang giliranmu. Buatlah manusia berkurang tanpa merusak esensi di sekelilingnya."

Si pria berbaju hitam kembali datang menemuiku, tanpa ucapan salam meskipun basa basi sejenak, ia langsung mengutarakan keinginannya. Memusnahkan manusia? Aku sendiri akan musnah jika tidak hati-hati bertindak kepadanya.

Jika sampai menjelang tahun baru cina kau belum juga menemukan cara memusnahkan manusia, maka taruhannya adalah jiwamu. Akan kumusnahkan dalam genggamanku.

"Bagaimana ini?" aku seperti orang bodoh, masih melihat ke arah ia menghilang tadi.

Si pria berba- baiklah, selanjutnya akan kupanggil dia Mr. Black. Karena bisa dikatakan hampir semua yang ada di dirinya serba hitam. Dari pakaian yang dikenakan, warna rambut dan juga matanya. Hanya kulit Mr. Black berwarna putih pucat seakan tidak ada setetes pun darah mengalir.

Mr. Black, menghilang bagai sapuan debu yang dibawa angin, setelah datang seperti Sang Pencabut Nyawa. Muncul di saat tak tepat. Hari ini adalah hari keduaku di jalan antara hidup dan mati.

Agar hidup saja aku harus bersusah payah, malah ini lebih sulit dari pada kehidupanku yang lama. Dan sekarang dia menyuruhku memusnahkan sebagian umat manusia?

"Positive thinking, Jul!" hanya diriku yang bisa memberi semangat saat ini.

Keuntunganku terjebak bersama Mr. Black di masa ini, adalah masa internet menyimpan segudang informasi yang bisa dengan cepat kucari, tanpa perlu ke perpustakaan dan menggali tiap-tiap buku dengan kata kunci rumit.

Miris sekali. Aku sangat menyukai perpustakaan! Dan sekarang aku terpaksa mengabaikannya.

Setelah pencarian tak sampai satu hari, aku menemukan pendapat bahwasannya tiap 100 tahun sekali ada penyakit menular yang menggemparkan dunia. The Great Plague of Marseille, Kolera, Spanish Flu.

Tahun 1720, 1820, 1920. Dan akan terjadi di tahun 2020?

"Apa dia gila? Mana bisa aku membuat penyakit-penyakit ini!"

Terima kasih telah membaca artikel kami. Untuk berita lebih lanjut, silakan klik tombol di bawah.

Dari artikel di internet tadi, aku diminta untuk langsung datang ke alamat ini. Hanya rumah kecil dua tingkat, berhimpitan dengan bangunan-bangunan besar di sebelah kanan-kiri.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" Seorang lelaki paruh baya langsung membuka pintu pada ketukan ke-tiga dan langsung menyambutku ramah.

"Em, maaf. Saya ingin menanyakan tentang penyakit menular 100 tahun sekali-" aku hampir menyelesaikan ucapanku ketika tanganku ditarik ke dalam. Tuan yang belum memperkenalkan diri tadi, memintaku duduk di kursi tamu. Kursi kayu dengan bantalan rajut yang empuk sebagai alas duduk.

"Kau ingin penyakit seperti apa?" tanya-nya kemudian setelah ikut duduk di kursi sebelahku.

"Apa?" untuk pertama kali, aku seakan berada di dunia dengan bahasa yang tidak kumengerti.

"Nona?"

"July,"

"Ah, ya, Nona July. Sebaiknya aku perkenalkan namaku juga." Ia mengulurkan tangannya. "Perkenalkan saya, Azio."

"Biar saya persingkat saja. Anda kemari untuk meminta penyakit?"

Apa-apan ini? Pertanyaan tak masuk akal. Siapa pula yang menginginkan penyakit?

"Maksud saya, penyakit 100 tahun sekali. Anda menginginkannya. Saya tahu, Tuan Za mengirimkan Anda ke sini hanya untuk melanjutkan permainan beliau."

Tuan Za? Akhirnya aku tahu nama si Mr. Black. Aku sudah mulai menyukai panggilannya sekarang. Haruskah kuganti dengan Mr. Za?

"Katakan, penyakit jenis apa yang Anda inginkan?"

Aku masih bingung. Penyakit, kenapa harus dipilih?

"Nona, waktumu tidak banyak lagi. Apa mau menyontoh penyakit-penyakit sebelumnya? Menular dari hewan ke manusia?"

Entah apa pun itu, aku hanya mengiyakan dan ia langsung memberi sebuah botol kecil dengan tutup gabus. Lalu, aku diarahkan ke depan pintu hitam yang mengarah ke dinding.

Seingatku ada gedung besar di sebelah. Apa gedung itu milik Tuan ini juga?

"Pikirkan ke mana Anda akan pergi."

Sebelum tahun baru ... tapi, tahun baru apa? Banyak jenis tahun baru di dunia ini bahkan di dalam sebuah negara. Tahun baru yang mana si Mr. Black maksud?

"Baiklah, ke tahun baru!" pintu hitam terbuka, dan aku langsung di dorong ke dalam.

Tempat di balik pintu hitam bukanlah gedung megah di sebelah rumah Tuan Azio, melainkan sebuah rumah makan china, dari model tempat hingga orang-orang bermata sipit yang berlalu lalang.

Tapi, apakah ini sebanding? Menghilangkan nyawa orang banyak dengan sebuah jiwa? Jiwaku?

Botol dalam genggamanku semakin lama semakin dingin terasa. Kuperhatikan cairan bening tadi berubah menjadi merah.

"Cepat tambahkan ke makanan manapun sebelum botolnya meledak dan kau ... akan mati."

Suara Mr. Black membuyarkan pikiranku. Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung menuangkan cairan itu di atas daging berwarna kehitaman agar cairan merah itu tak terlihat. Lalu semuanya berubah menjadi hitam.

***
Kemunculan virus corona ternyata mulai terdeteksi pertama kali di negara China pada awal Desember 2019. Diketahui sejumlah pasien berdatangan ke rumah sakit di Wuhan dengan gejala penyakit yang tak dikenal.
***

***
DWC Day 2

Tema:
Asal usul virus Corona versi kalian.

Hello, July (30 Deadly Writing Challenge)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang