9.Menunggu

116 15 0
                                    

Jiang Ai ye dan Jiang YanLi berpelukan, mereka menangis sejadi-jadinya.

Setelah ini tidak ada lagi madam Yu yang pemarah, tidak ada lagi paman FengMian yang lembut dan penyayang. Tidak ada lagi dermaga teratai atau Lianhua Wu. Semua musnah oleh Wen terkutuk.

Jiang Ai ye memeluk erat Shijie-nya, sambil terisak di berkata. "Shijie, hiks. hiks. Maafkan aku, ini semua karena karena olahku, hiks. hiks. Aku akan pergi ke Bu Ye Tian, aku aku akan membunuh Ah Die!" Ucapnya dengan mata merah dengan penuh kebencian.

Jiang YanLi terkesiap, dia hampir tidak pernah melihat Ah Xian-nya marah dengan sungguh-sungguh seperti ini.

Dia merasa ini bukan pertanda baik.

Jiang YanLi membalasnya dengan senyum lemah mengelus pelan pundak sang adik. "Ah Xian, apa gunanya kau pergi! Aku tidak ingin melihatmu pergi hanya agar Ah Cheng bangun."

"Tapi, Shijie, aku..." Jiang Ai ye tak sanggup bicara lagi hanya bisa mengigit bibir bagian bawahnya.

Jiang Ai ye menunduk, tidak berani melihat mata Shijie-nya.

Jiang YanLi memegang erat kedua bahu Jiang Ai ye dengan tatapan kekhawatiran, untuk kesekian kalinya ia menangis lagi. "Untuk bagian mana kau harus disalahkan Ah Xian, penyerangan pasukan Wen, kah! Untuk kematian ayah dan ibu atau Ah Cheng yang kehilangan Jindan-nya. Hiks. Hiks. Aku hanya memilikimu sekarang, jika kau pergi aku akan sendirian." Jiang YanLi memeluk erat tubuh kecil Jiang Ai ye.

Jiang Ai ye balas memeluk sang kakak sambil kembali terisak-isak. "Maafkan aku Shijie!"

Jiang YanLi tersenyum lemah melihat adiknya yang selalu ceria kini bersedih seperti ini membuat hatinya semakin sakit.

"Jadi berhentilah menangis!" Hibur Jiang YanLi sambil menghapus butiran airmata mata besar Jiang Ai ye.

"Mn."

...

Setelah beberapa hari berpikir, Jiang Ai ye berlari kearah Wen Qing, meminta bantuan untuk menjaga sekaligus melindungi kedua kakaknya. Tentu saja dengan rayuan sang adik, Wen Ning.

Setelah istirahat, Jiang Ai ye pergi ke atas gunung untuk menemukan seseorang, dan orang itu adalah...

"Bukankah Song Lan ada di bukit ini!"

...

Beberapa ini, ia sudah kehabisan akal, kali melihat kakaknya kembali sadar, tidak seperti dirinya biasanya.

Tidak ada lagi Jiang Cheng pemarah atau bermulut pedas, pria hanya melamun sepenjang hari, membuatnya dan Jiang YanLi merasa sedih untuk pria itu.

Setelah Jiang Ai ye berpikir panjang, ia memutuskan untuk tetap melepaskan jindan-nya untuk Jiang Cheng dengan bantuan Wen Qing dan Wen Ning.

"Hiks. Hiks. Shijie, maafkan aku! Shijie akan marah padaku karena hal ini, tapi aku berjanji Ah Cheng akan mendapatkan kembali Jindan-nya." Jiang Ai ye tersenyum dengan air mata yang lulus dari mata abu-abunya. Dia tau suatu hari, ini semua akan terjadi, tapi tidak akan menyangka akan sesakit ini.

"Lakukan, Wen Qing Jie!" Jiang Ai ye.

"Wei WuXian, bertahanlah karena ini akan terasa lebih sakit lagi." Wen Qing.

"Mn. Ini demi Lianhua Wu-ku, Ah Cheng harus menjadi seorang pemimpin sekte, ia tidak boleh menjadi orang yang biasa-biasanya saja."

"Hiks. Hiks. Ergghhhhh..."

...

Setelah turun gunung sendirian, Jiang Ai ye di tangkap oleh Wen Chao dan pasukannya.

Sekali lagi Jiang Ai ye di bawa kembali ke Bu Ye Tian.

My FaithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang